Archive for Maret, 2011

Surat Al-Hadiid سورة الحديد

Posted on 30 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-HADID
(Besi)

MUQADDIMAH

Surat Al-Hadiid terdiri atas 29 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Az-Zalzalah.
Dinamai “Al-Hadiid” (besi), diambil dari perkataan “Al-Hadiid” yang terdapat pada ayat 25 surat ini.

Pokok-pokok isinya:

1. Keimanan:

Hanya kepada Allah kembali semua urusan; beberapa sifat Allah dan beberapa Asmaa-ul Husna serta pernyataan kekuasaan Allah di langit dan di bumi.

2. Hukum-hukum:

Perintah menafkahkan harta.

3. Dan lain-lain:

Keadaan orang-orang munafik di hari kiamat; hakikat kehidupan dunia dan kehidupan akhirat; tujuan penciptaan besi; tujuan diutusnya para rasul; kehidupan kerahiban dalam agama Nasrani bukan berasal dari ajaran Nabi ’Isa ‘alaihissalam; celaan kepada orang-orang bakhil dan orang yang menyuruh orang-orang lain berbuat bakhil.

سورة الحديد
(BESI)
Surat ke 57 : 29 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

SEGALA SESUATU PADA HAKEKATNYA MILIK ALLAH MAKA JANGANLAH KAMU MERASA BERAT MENAFKAHKAN HARTA DAN REZKIMU DI JALAN ALLAH.

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
1. Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
2. Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
3. Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin[1]; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ السَّمَآءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
4. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari; Kemudian Dia beristiwa’ di atas ’Arsy[2]. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya[3]. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ
5. Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi. Dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan.

يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَهُوَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
6. Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam[4]. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati.

آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُم مُّسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَأَنفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ
7. Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya[5]. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.

وَمَا لَكُمْ لاَ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ لِتُؤْمِنُوا بِرَبِّكُمْ وَقَدْ أَخَذَ مِيثَاقَكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
8. Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah orang-orang yang beriman[6].

هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
9. Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al Qur’an) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu.

وَمَا لَكُمْ أَلاَّ تُنفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لاَ يَسْتَوِي مِنكُم مَّنْ أَنفَقَ مِن قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُوْلَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِّنَ الَّذِينَ أَنفَقُوا مِن بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلاًّ وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
10. Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang memusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Makkah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

مَن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ وَلَهُ أَجْرٌ كَرِيمٌ
11. Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak,

يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُم بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِم بُشْرَاكُمُ الْيَوْمَ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
12. (yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mu’min laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak.

يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِن نُّورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَآءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا فَضُرِبَ بَيْنَهُم بِسُورٍ لَّهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِن قِبَلِهِ الْعَذَابُ
13. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu”. Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”. Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.

يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُن مَّعَكُمْ قَالُوا بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنتُمْ أَنفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّى جَآءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ
14. Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mu’min) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.

فَالْيَوْمَ لاَ يُؤْخَذُ مِنكُمْ فِدْيَةٌ وَلاَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مَأْوَاكُمُ النَّارُ هِيَ مَوْلاَكُمْ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
15. Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang kafir. Tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. Dan dia adalah sejahat-jahat tempat kembali.

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلاَ يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ
16. Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.

اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يُحْيِي الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
17. Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya.

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
18. Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.

وَالَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الصِّدِّيقُونَ وَالشُّهَدَآءُ عِندَ رَبِّهِمْ لَهُمْ أَجْرُهُمْ وَنُورُهُمْ وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
19. Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang Shiddiqiin[7] dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka.

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلاَدِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
20. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَآءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
21. Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي أَنفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

لِكَيْلاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
23. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira[8] terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,

الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَن يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
24. (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

BESI ADALAH KARUNIA ALLAH YANG MERUPAKAN POKOK KEKUATAN UNTUK MEMBELA AGAMA ALLAH DAN MEMENUHI KEPERLUAN HIDUP.

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
25. Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfa’at bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا وَإِبْرَاهِيمَ وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِمَا النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ فَمِنْهُم مُّهْتَدٍ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ
26. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan Kami jadikan kepada keturunan keduanya kenabian dan Al Kitab, maka di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak di antara mereka fasik.

TIDAK ADA RAHBANIYAH (KERAHIBAN) DALAM AGAMA ISLAM.

ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِم بِرُسُلِنَا وَقَفَّيْنَا بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَآتَيْنَاهُ الْإِنجِيلَ وَجَعَلْنَا فِي قُلُوبِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ رَأْفَةً وَرَحْمَةً وَرَهْبَانِيَّةً ابْتَدَعُوهَا مَا كَتَبْنَاهَا عَلَيْهِمْ إِلاَّ ابْتِغَآءَ رِضْوَانِ اللَّهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا فَآتَيْنَا الَّذِينَ آمَنُوا مِنْهُمْ أَجْرَهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ
27. Kemudian Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami iringkan (pula) ’Isa putera Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah[9] padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِن رَّحْمَتِهِ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
28. Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,

لِئَلاَّ يَعْلَمَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَلاَّ يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِّن فَضْلِ اللَّهِ وَأَنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
29. (Kami terangkan yang demikian itu) supaya ahli Kitab mengetahui bahwa mereka tiada mendapat sedikitpun akan karunia Allah (jika mereka tidak beriman kepada Muhammad), dan bahwasanya karunia itu adalah di tangan Allah. Dia berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.

PENUTUP
Surat Al-Hadiid pada umumnya menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan anjuran bernafkah dan membelanjakan harta di jalan Allah. Dan juga menerangkan bahwa Allah mengutus para nabi dengan membawa agama untuk kebahagiaan hidup manusia, di samping itu menciptakan besi yang bermanfa’at bagi manusia dalam kehidupannya dan untuk mempertahankan agama yang dibawa oleh rasul-rasul itu.

HUBUNGAN SURAT AL-HADIID DENGAN SURAT AL-MUJAADILAH:

1.      Pada surat Al-Hadiid disebutkan beberapa Al-Asmaaul Husna, di antaranya ialah “Al-Bathin” dan “Mengetahui segala sesuatu”, sedang pada surat Al-Mujaadilah disebutkan bahwa Allah mengetahui pembicaraan-pembicaraan yang dirahasiakan.

2.      Pada akhir surat Al-Hadiid disebutkan bahwa Allah mempunyai karunia-Nya kepada wanita, yaitu dengan menghilangkan hal-hal yang merugikan pihak wanita pada hukum zihar yang berlaku di kalangan Arab Jahiliyah.

 


(1) Yang dimaksud dengan “Yang Awal” ialah, yang telah ada sebelum segala sesuatu ada, “Yang Akhir” ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah, “Yang Zhahir” ialah Yang Maha Tinggi, tiada di atas-Nya suatu apapun, dan Al-Bathin: Yang tidak ada sesuatupun yang menghalangi-Nya dan Dia lebih dekat kepada makhluk-Nya daripada makhluk itu sendiri kepada dirinya.

(2) Beristiwa’ di atas ’Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya.

(3) Yang dimaksud dengan “yang naik kepada-Nya” antara lain amal-amal dan do’a-do’a hamba.

(4) Yang dimaksud dengan “memasukkan malam ke dalam siang” yang menjadikan malam lebih panjang dari siang, dan “memasukkan siang ke dalam malam” ialah menjadikan siang lebih panjang dari malam. Sebagai yang terjadi pada musim panas dan dingin.

(5) Yang dimaksud dengan menguasai di sini ialah penguasaan yang bukan secara mutlak. Hak milik pada hakikatnya adalah pada Allah. Karena itu menafkahkan hartanya itu haruslah menurut hukum-kukum yang telah disyari’atkan Allah. Karena itu tidaklah boleh kikir atau boros.

(6) Yang dimaksud dengan perjanjianmu ialah perjanjian ruh Bani Adam sebelum dilahirkan ke dunia bahwa dia mengakui (naik saksi), bahwa Tuhannya ialah Allah, seperti tersebut dalam ayat 172 surat Al A`raaf.

(7) Ialah: orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasul, dan inilah orang-orang yang dianugerahi ni’mat sebagaimana yang tersebut dalam ayat 7 surat Al Faatihah.

(8) Yang dimaksud dengan terlalu gembira: ialah gembira yang telah melampaui batas yang menyebabkan kesombongan, ketakaburan dan lupa kepada Allah.

(9) Yang dimaksud dengan Rahbaniyyah ialah tidak beristeri atau tidak bersuami dan mengurung diri dalam biara.

Read Full Post | Make a Comment ( 1 so far )

“Indonesia Hari Ini”

Posted on 26 Maret 2011. Filed under: Nasehat | Tag:, , , , , , , , |

Pembaca yang budiman, hari demi hari Indonesia Raya diuji dan dihantam dengan berbagai musibah dan cobaan besar, bermula dari musibah Tsunami yang menenggelamkan Serambi Mekah ‘Aceh’, gempa yang menggoncangkan Daerah Istimewa Yogya, Banjir bandang yang menyapu rata sebagian daerah Sulsel, seperti Sinjai; demikian pula lumpur panas yang memaksa masyarakat Sidoarjo meninggalkan kampung halamannya, jatuhnya Adam Air, tenggelamnya KM Senopati, dan banjir yang menyadarkan penduduk Ibu Kota Jakarta. Ditambah lagi dengan bencana dimana-mana, seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, wabah penyakit, kekeringan puso (gagal panen) dan lain-lain. Beginilah gambaran “Indonesia Hari Ini”

Semua rentetan peristiwa ini memancing kita mengernyitkan dahi untuk sedikit berpikir , apa gerangan yang menyebabkan Allah menurunkan cobaan dan musibah yang bertubi-tubi. Jawabannya singkat, karena dosa-dosa yang dilakukan oleh anak-anak Adam, baik dosa itu berupa kekafiran, ke-syirik-an, bid’ah (ajaran baru yang tak ada contohnya dalam agama), dosa-dosa besar, dan kecil.

Al-Imam Abul Faraj Abdur Rahman Ibnul Jauziy-rahimahullah- berkata dalam Shoid Al-Khothir (hal. 195-196),

“Seyogyanya bagi setiap orang yang memiliki hati, dan pikiran agar khawatir terhadap akibat maksiat, karena tak ada hubungan kerabat, dan silaturrahmi antara seorang anak Adam dengan Allah. Allah hanyalah Penegak dan Pemutus keadilan. Jika kelembutan Allah mampu meliputi (menutupi) dosa-dosa, namun jika Allah ingin mengampuni dosa itu maka Dia akan mengampuni segala dosa yang besar. Jika hendak menyiksa seseorang, maka Allah akan menyiksanya, akan menyiksa dengan siksaan yang masih dianggap ringan. Maka takut dan khawatirlah kalian. Sungguh aku telah menyaksikan beberapa kaum dari kalangan orang-orang yang hidup mewah bergelimang dalam kezhaliman dan maksiat, yang tersembunyi maupun yang nampak. Mereka telah lelah dari arah yang mereka tak sangka; merekapun meninggalkan prinsipnya, dan membatalkan sesuatu yang mereka bangun berupa aturan-aturan yang mereka telah buat untuk keturunan mereka. Perkara itu tidaklah terjadi, kecuali karena mereka telah melalaikan hak-hak Allah -Azza wa Jalla-. Mereka menyangka bahwa apa yang mereka lakukan berupa kebaikan mampu menghadapi segala sesautu yang sedang terjadi berupa kejelekan (maksiat). Akhirnya, bahtera imaginasi mereka melenceng, lalu masuk kedalam air berbahaya yang menenggalamkannya… Takutlah kepada Allah, senantiasalah kalian merasa diawasi oleh Allah ”.

Dosa-dosa yang mereka lakukan beragam bentuknya, bisa berupa: ke-syirik-an (seperti menyembelih untuk makhluk, berdo’a/meminta kepada makluk), kezhaliman, munculnya pemikiran-pemikiran sesat, khurafat, demonstrasi, tawuran, terorisme, pembunuhan, perampokan, perjudian, penipuan, perzinaan, aborsi, penebangan hutan secara liar, penyelundupan, kekerasan, menghalalkan musik, riba dan masih banyak lagi tindak-tindak kejahatan yang lainnya, yang sudah sering terdengar di telinga kita.

Lalu kapankah masyarakat kita dapat menghirup udara segar dari sebuah ketentraman, keamanan, dan kesejahteraan? Keadaan bangsa kita telah banyak diwarnai dengan serba-serbi perbuatan amoral dan tindakan anarkis. Harusnya kita merasa malu dan menutup muka dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang tersebut ; bersegera taubat kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala– dari perbuatan-perbuatan tersebut. Maraknya perbuatan-perbuatan amoral dan anarkis di negara kita disebabkan karena kaum muslimin jauh dari agamanya, dan tidak ditegakkannya syari’at Allah.

Sebagian kaum muslimin bangsa kita malas dan enggan untuk mempelajari agama ini. Mereka lebih cenderung untuk menghadiri acara-acara yang berbau haram dan merusak daripada menghadiri majlis-majlis ilmu -yakni ilmu agama yang sesuai dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dan pemahaman salafus shaleh-. Mereka (sebagian kaum muslimin) lebih cenderung membaca buku-buku yang berbau bid’ah, khurafat dan zina daripada membaca Al-Qur’an. Padahal Allah -Subhanahu wa Ta’ala– telah menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk, sebagaimana dalam firman-Nya :

ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
“ Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. (QS. Al -Baqarah :2)

Turunnya berbagai musibah berupa gempa bumi, tanah longsor, banjir, wabah penyakit dan kekeringan, tidak lain karena bertebarannya berbagai kemaksiatan yang dilakukan oleh tangan-tangan kita, dan jauhnya kaum muslimin dari agamanya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan sunnah. Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman,

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar-Rum: 41)

Al-Hafizh Ibnu Katsir-rahimahullah- berkata dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim (3/572),

“Abul ‘Aliyah berkata, “Barangsiapa yang berbuat maksiat di muka bumi, maka ia telah melakukan kerusakan di muka bumi”, karena, kebaikan bumi dan langit lantaran ketaatan. Karena ini, telah datang dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, “Benar-benar hukuman hadd ditegakkan di muka bumi lebih dicintai oleh penduduk bumi dibandingkan mereka diberi hujan selama 40 hari”. Sebabnya, karena hukuman hadd (hukuman yang ditetapkan batasannya dalam nas, seperti hukum hadd zina adalah rajam bagi yang telah nikah, dan cambuk bagi yang belum nikah, pen) jika ditegakkan, maka manusia atau mayoritas atau kebanyakan mereka akan berhenti melakukan perkara-perkara yang haram. Jika maksiat tidak lagi dikerjakan, maka itu merupakan sebab datangnya berkah dari langit, dan bumi. Oleh karena ini, ketika Isa –alaihis salam- turun di akhir zaman, maka ia akan berhukum dengan syari’at Islam yang suci ini saat itu berupa pembunuhan babi-babi, pematahan salib-salib, dan pembatalan jizyah. Maka ia tak akan menerima kecuali Islam dan pedang (perang). Bila Allah membinasakan Dajjal, pengikutnya, Ya’juj, dan Ma’juj di zamannya maka diperintahkan kepada bumi, “Keluarkanlah berkahmu”, lalu sekelompok manusiapun memakan delima dan berteduh dengan batangnya serta susu seeekor onta mencukupi sekelompok manusia. Hal itu tak terjadi, kecuali karena berkah diterapkannya syari’at Muhammad -Shallallahu ‘alaihi wasallam- . Semakin ditegakkan keadilan, maka berkah, dan kebaikan semakin banyak ”

Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan musibah apapun yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri”. (QS. Asy-Syura: 30)

Jadi, musibah menimpa manusia karena ulah tangan mereka sendiri. Diantara manusia ada yang menampakkan kekejian, mengurangi timbangan, dan takaran, membatalkan perjanjian, dan tidak mau memberlakukan Kitabullah (Al-Qur’an) sebagai Pemutus perkara yang paling adil ; malah mereka membuang Kitabullah di belakang punggung. Kalaupun mereka ambil, maka mereka ambil sebagian dari Kitabullah yang sesuai dengan hawa nafsu mereka.

Nab -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

لم تظهر الفاحشة في قوم قط حتى يعلنوا بها إلا فشا فيهم الطاعون والأوجاع التي لم تكن مضت في أسلافهم الذين مضوا ولم ينقصوا المكيال والميزان إلا أخذوا بالسنين وشدة المؤنة وجور السلطان عليهم ولم يمنعوا زكاة أموالهم إلا منعوا القطر من السماء ولولا البهائم لم يمطروا ولم ينقضوا عهد الله وعهد رسوله إلا سلط الله عليهم عدوا من غيرهم فأخذوا بعض ما في أيديهم وما لم تحكم أئمتهم بكتاب الله ويتخيروا مما أنزل الله إلا جعل الله بأسهم بينهم

“Apabila berbagai macam perbuatan keji bertebaran di suatu kaum, sehingga mereka melakukan dengan terang-terangan, pastilah akan tersebar wabah tha’un dan berbagai macam wabah penyakit lainnya yang tidak pernah menyerang generasi-generasi terdahulu (sebelum mereka) ; apabila ia mengurangi takaran dan timbangan, niscaya mereka akan tertimpa kemarau yang panjang, krisis (kegentingan) ekonomi dan kezhaliman penguasa ; apabila mereka enggan menunaikan zakat harta mereka, niscaya mereka tidak diberi hujan dari langit, dan andaikan tidak dikarenakan adanya hewan ternak, mereka sama sekali tidak diberi hujan; apabila mereka membatalkan perjanjian mereka dengan Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah jadikan musuh-musuh menguasai mereka, lalu musuh-musuh itu mengambil semua kekayaan yang mereka miliki. Apabila penguasa yang memimpin mereka tidak menegakkan hukum berdasarkan kitabullah (Al-Qur ‘an) atau hanya memilih sebagian saja dari hukum-hukum yang diturunkan Allah, niscaya Allah menjadikan permusuhan berkobar diantara sesama mereka”. [HR. Ibnu Majah dalam As-Sunan (4019), dan lainnya. Hadits ini shohih sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Allamah Al-Muhaddits Nashiruddin Al-Albaniy -rahimahullah- dalam As-Silsilah Ash-shahihah (106)]

Dalam hadits ini Anda lihat bagaimana besarnya pengaruh jelek maksiat bagi manusia. Maksiat-maksiat yang disebutkan dalam hadits ini dan selainnya merupakan sebab datangnya musibah menimpa. Hadits ini juga menjelaskan kepada kita bahwa terkadang musibah disebabkan oleh perkara yang tidak diperhatikan dan tidak disadari oleh manusia. Manusia pada hari ini sibuk berbuat maksiat, bid’ah, kekafiran, dan kesyirikan, namun mereka lalai bahwa perkara-perkara itu menyebabkan turunnya musibah.

Al-Allamah Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyahrahimahullah– dalam Ad-Daa’ wa Ad-Dawa’ (hal.65-66) berkata,

“Diantara perkara yang seyogyanya diketahui dosa-dosa dan maksiat mendatangkan musibah –dan memang harus demikian-, dan mudharatnya pada hati laksana racun, mudharatnya pada tubuh sesuai tingkatannya. Tak ada suatu keburukan, dan penyakit di dunia dan akhirat kecuali sebabnya adalah dosa dan maksiat. Apakah yang menyebabkan kedua orang tua kita diturunkan dari surga, negeri yang penuh kelezatan, nikmat, kebahagian dan kegembiraan menuju negeri yang penuh sakit, kesedihan dan musibah?…Apakah yang menyebabkan seluruh penduduk bumi tenggelam sehingga air meluap (menutupi) puncak-puncak gunung? Apakah yang menyebabkan angin menyapu rata kaum ‘Aad sehinggga angin itu menghempaskan mereka dalam keadaan mati, laksana mayang korma kosong; angin meluluh-lantahkan segala sesuatu yang dilaluinya diantara negeri-negeri mereka, tanaman, hewan ternak mereka, sehingga mereka menjadi ibrah (pelajaran) bagi umat-umat sampai hari kiamat?”

Jadi, solusi bagi bangsa kita untuk melepaskan diri dari tendensi moral dan akhlak, tiada lain kecuali kaum muslimin bangsa kita mau kembali ke jalan Allah dan bertakwa kepada-Nya. Selain itu, hendaklah kaum muslimin bangsa kita merenungi dosa-dosa yang telah diperbuat dan merenungi siksa Allah yang keras bagi orang yang melakukan maksiat.

Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman,

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“D an bertakwalah kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya”. (QS. Al-Baqarah: 196)

Jika seseorang bertaqwa kepada Allah dengan menunaikan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan memberikan kepadanya solusi, dan jalan keluar dari arah yang tidak ia sangka. Allah -Ta’ala- berfirman,

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar”. (QS. Ath- Thalaaq: 2)

Solusi kedua, kaum muslimin bangsa ini mau bertobat dan memohon ampun kepada Allah . Bertaubat dari syirik, sihir, menggunakan jimat, dan tukang sihir (paranormal), bid’ah, ucapan kufur, memakan harta manusia secara batil, zina, merampok, mencuri, melihat perkara cabul, dan lainnya.

Nabi –Shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda,

إذا تبايعتم بالعينة وأخذتم أذناب البقر ورضيتم بالزرع وتركتم الجهاد سلط الله عليكم ذلا لا ينزعه حتى ترجعوا إلى دينكم
“Apabila kalian melakukan transaksi “al-inah”(riba) dan kalian sibuk beternak sapi, serta kalian rela (puas) dengan bercocok tanam dan kalian meninggalkan jihad, pastilah Allah menimpakan kehinaan kepada kalian, dan Allah tidak akan melepaskan kehinaan itu dari kalian sebelum kalian kembali ke agama kalian”. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (4825), Ath-Thabraniy dalam Al-Mu’jam Al-Kabir (3/208/1), dan lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (11)].

Hadits ini menjelaskan bahwa solusi dari segala musibah adalah manusia mau bertobat kepada Allah, dengan cara menerapkan seluruh agamanya, dan meninggalkan maksiat, karena kehinaan (seperti turunnya musibah) tak mungkin akan hilang, kecuali semua kaum muslimin sadar dan mau meninggalkan segala kesalahan, maksiat, dan kelalaiannya, serta kembali kepada Agama Allah yang suci. Jika kalian tak mau kembali dan berpegang teguh dengan agama Allah ‘Islam’ yang dibawa oleh Nabi Muhammad -Shallallahu ‘alaihi wasallam- , maka siapkanlah diri kalian sebagai korban musibah yang siap mengancam diri kalian sewaktu-waktu.

 


Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 13 Tahun I. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Muhammad Mulyadi. Untuk berlangganan hubungi alamat di atas. (infaq Rp. 200,-/exp)

http://almakassari.com/artikel-islam/aqidah/indonesia-hari-ini.html#more-54
Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Mujaadilah سورة المجادلة

Posted on 24 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-MUJAADILAH
(Wanita Yang Mengajukan Gugatan)

MUQADDIMAH

Surat Al-Mujaadilah terdiri atas 22 ayat, termasuk golongan surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al-Munaafiquun.
Surat ini dinamai “Al-Mujaadilah” (wanita yang mengajukan gugatan) karena pada awal surat ini disebutkan bantahan seorang perempuan, menurut riwayat bernama Khaulah binti Tsa’labah terhadap sikap suaminya yang telah menziharnya. Hal ini diadukan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan dia menuntut supaya beliau memberikan putusan yang adil dalam persoalan itu.
Dinamai juga “Al-Mujaadalah” yang berarti “perbantahan”.

Pokok-pokok isinya:

1. Hukum:

Hukum zihar dan sanksi-sanksi bagi orang yang melakukannya bila ia menarik kembali perkataannya; larangan menjadikan musuh Allah sebagai teman.

2. Dan lain-lain:

Menjaga adab sopan santun dalam suatu majelis pertemuan; adab sopan santun terhadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

سورة المجادلة
(WANITA YANG MENGAJUKAN GUGATAN)
Surat ke 58 : 22 ayat

JUZ 28

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

BEBERAPA KETENTUAN DALAM ISLAM.
Hukum Zhihar.

قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
1. Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat[1].

الَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِنكُم مِّن نِّسَائِهِم مَّا هُنَّ أُمَّهَاتِهِمْ إِنْ أُمَّهَاتُهُمْ إِلاَّ اللاَّئِي وَلَدْنَهُمْ وَإِنَّهُمْ لَيَقُولُونَ مُنكَرًا مِّنَ الْقَوْلِ وَزُورًا وَإِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ
2. Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha Pengampun.

وَالَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِن نِّسَائِهِمْ ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا قَالُوا فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مِّن قَبْلِ أَن يَتَمَآسَّا ذَلِكُمْ تُوعَظُونَ بِهِ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
3. Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

فَمَن لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ مِن قَبْلِ أَن يَتَمَآسَّا فَمَن لَّمْ يَسْتَطِعْ فَإِطْعَامُ سِتِّينَ مِسْكِينًا ذَلِكَ لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ
4. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang sangat pedih.

إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ كُبِتُوا كَمَا كُبِتَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَقَدْ أَنزَلْنَا آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُّهِينٌ
5. Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan. Sesungguhnya Kami telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. Dan bagi orang-orang kafir ada siksa yang menghinakan.

يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
6. Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.

Celaan terhadap perundingan rahasia untuk memusuhi Islam.

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَا يَكُونُ مِن نَّجْوَى ثَلاَثَةٍ إِلاَّ هُوَ رَابِعُهُمْ وَلاَ خَمْسَةٍ إِلاَّ هُوَ سَادِسُهُمْ وَلاَ أَدْنَى مِن ذَلِكَ وَلاَ أَكْثَرَ إِلاَّ هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
7. Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ نُهُوا عَنِ النَّجْوَى ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَيَتَنَاجَوْنَ بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَتِ الرَّسُولِ وَإِذَا جَاؤُوكَ حَيَّوْكَ بِمَا لَمْ يُحَيِّكَ بِهِ اللَّهُ وَيَقُولُونَ فِي أَنفُسِهِمْ لَوْلاَ يُعَذِّبُنَا اللَّهُ بِمَا نَقُولُ حَسْبُهُمْ جَهَنَّمُ يَصْلَوْنَهَا فَبِئْسَ الْمَصِيرُ
8. Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri: “Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَنَاجَيْتُمْ فَلاَ تَتَنَاجَوْا بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَتِ الرَّسُولِ وَتَنَاجَوْا بِالْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
9. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan.

إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسَ بِضَآرِّهِمْ شَيْئًا إِلاَّ بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
10. Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.

Sopan-santun menghadiri majlis Nabi.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
11. Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نَاجَيْتُمُ الرَّسُولَ فَقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوَاكُمْ صَدَقَةً ذَلِكَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَأَطْهَرُ فَإِن لَّمْ تَجِدُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
12. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tiada memperoleh (yang akan disedekahkan) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

ءَأَشْفَقْتُمْ أَن تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوَاكُمْ صَدَقَاتٍ فَإِذْ لَمْ تَفْعَلُوا وَتَابَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
13. Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Larangan berteman dengan orang-orang yang memusuhi Islam.

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِم مَّا هُم مِّنكُمْ وَلاَ مِنْهُمْ وَيَحْلِفُونَ عَلَى الْكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
14. Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui.

أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا إِنَّهُمْ سَآءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
15. Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.

اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَن سَبِيلِ اللَّهِ فَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ
16. Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah; karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan.

لَن تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلاَ أَوْلاَدُهُم مِّنَ اللَّهِ شَيْئًا أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
17. Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikitpun (untuk menolong) mereka dari azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيَحْلِفُونَ لَهُ كَمَا يَحْلِفُونَ لَكُمْ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلَى شَيْءٍ أَلآ إِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُونَ
18. (Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah, lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu (manfa’at). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta.

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُوْلَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلآ إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
19. Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.

إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَئِكَ فِي الأَذَلِّينَ
20. Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina.

كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
21. Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

لاَّ تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُوْلَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُوْلَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلآ إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
22. Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan[2] yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) -Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.

PENUTUP

Surat ini menerangkan tentang zhihar dan hukumnya, larangan mengambil orang kafir sebagai teman akrab serta beberapa hal yang berhubungan dengan adab sopan santun.

HUBUNGAN SURAT AL-MUJAADILAH DENGAN SURAT AL-HASYR:

  1. Pada akhir surat Al-Mujaadilah Allah menyatakan bahwa agama Allah akan menang, sedang pada permulaan surat Al-Hasyr diterangkan salah satu kemenangan itu, yaitu pengusiran Bani Nadhir dari Madinah.
  2. Dalam surat Al-Mujaadilah Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya akan mendapat kebinasaan, sedang pada surat Al-Hasyr Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya akan mendapat azab yang sangat.
  3. Dalam surat Al-Mujaadilah Allah menyebutkan hal orang-orang munafik dan orang-orang Yahudi dan bagaimana mereka bantu-membantu dalam memusuhi kaum muslim, sedang dalam surat Al-Hasyr disebutkan kekalahan yang menimpa mereka dan persatuan mereka tidak dapat menolong mereka sedikitpun.

 


(1) Sebab turunnya ayat ini ialah berhubungan dengan persoalan seorang wanita yang bernama Khaulah binti Tsa`labah yang telah dizhihar oleh suaminya Aus bin Shamit, yaitu dengan mengatakan kepada isterinya: “Kamu bagiku sudah seperti punggung ibuku”, dengan maksud dia tidak boleh lagi menggauli isterinya, sebagaimana ia tidak boleh menggauli ibunya. Menurut adat Jahiliyah kalimat zhihar seperti itu sudah sama dengan menthalak isteri. Maka Khaulah mengadukan halnya itu kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah menjawab, bahwa dalam hal ini belum ada keputusan Allah. Dan pada riwayat yang lain Rasulullah mengatakan: “Engkau telah diharamkan bersetubuh dengan dia”. Lalu Khaulah berkata: “Suamiku belum menyebut kata-kata thalak.” Kemudian Khaulah berulang-ulang mendesak kepada Rasulullah supaya menetapkan suatu keputusan dalam hal ini, sehingga kemudian turunlah ayat ini dan ayat-ayat berikutnya.

(2) Yang dimaksud dengan “pertolongan” ialah kemauan dan kekuatan batin, kebersihan hati, kemenangan terhadap musuh dan lain-lain.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Hasyr سورة الحشر

Posted on 24 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-HASYR
(Pengusiran)

MUQADDIMAH

Surat Al-Hasyr terdiri atas 24 ayat, termasuk golongan surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al-Bayyinah.
Dinamai surat ini “Al-Hasyr” (pengusiran) diambil dari perkataan “Al-Hasyr” yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Di dalam surat ini disebutkan kisah pengusiran suatu suku Yahudi yang bernama Bani Nadhir yang berdiam di sekitar kota Madinah.

Pokok-pokok isinya:

1. Keimanan:

Apa yang berada di langit dan di bumi semuanya bertasbih memuji Allah: Allah pasti mengalahkan musuh-Nya dan musuh-musuh Rasul-Nya; Allah mempunyai Al-Asmaa-ul Husna; keagungan Al-Qur’an dan ketinggian martabatnya.

2. Hukum-hukum:

Cara pembahagian harta fai-i; perintah bertakwa dan menyiapkan diri untuk kehidupan ukhrawi.

3. Dan lain-lain:

Beberapa sifat orang-orang munafik dan orang-orang Ahli Kitab yang tercela; peringatan-peringatan untuk kaum muslimin.

سورة الحشر
(PENGUSIRAN)
Surat ke 59 : 24 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

PENGUSIRAN ORANG-ORANG YAHUDI DARI MADINAH.
Pengusiran Bani Nadhir dari Madinah.

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
1. Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِن دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنتُمْ أَن يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُم مَّانِعَتُهُمْ حُصُونُهُم مِّنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُم بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ
2. Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama[1]. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.

وَلَوْلَا أَن كَتَبَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْجَلَاء لَعَذَّبَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابُ النَّارِ
3. Dan jika tidaklah karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka benar-benar Allah mengazab mereka di dunia. Dan bagi mereka di akhirat azab neraka.

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ شَاقُّوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَمَن يُشَاقِّ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
4. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa menentang Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.

مَا قَطَعْتُم مِّن لِّينَةٍ أَوْ تَرَكْتُمُوهَا قَائِمَةً عَلَى أُصُولِهَا فَبِإِذْنِ اللَّهِ وَلِيُخْزِيَ الْفَاسِقِينَ
5. Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya[2], maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik.

Hukum fai-i.

وَمَآ أَفَآءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْهُمْ فَمَآ أَوْجَفْتُمْ عَلَيْهِ مِنْ خَيْلٍ وَلاَ رِكَابٍ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُسَلِّطُ رُسُلَهُ عَلَى مَن يَشَآءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
6. Dan apa saja harta rampasan (fai-i)[3] yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kudapun dan (tidak pula) seekor untapun, tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada Rasul-Nya terhadap siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

مَّا أَفَآءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لاَ يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَآءِ مِنكُمْ وَمَآ ءَآتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
7. Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.

لِلْفُقَرَآءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
8. (Juga) bagi para fakir yang berhijrah[4] yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.

وَالَّذِينَ تَبَوَّؤُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلاَ يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
9. Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.

وَالَّذِينَ جَاؤُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
10. Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo’a: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”.

Orang munafik tidak menepati janjinya terhadap orang Yahudi.

أَلَمْ تَر إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلاَ نُطِيعُ فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِن قُوتِلْتُمْ لَنَنصُرَنَّكُمْ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
11. Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir[5] di antara ahli Kitab: “Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu”. Dan Allah menyaksikan, bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.

لَئِنْ أُخْرِجُوا لاَ يَخْرُجُونَ مَعَهُمْ وَلَئِن قُوتِلُوا لاَ يَنصُرُونَهُمْ وَلَئِن نَّصَرُوهُمْ لَيُوَلُّنَّ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لاَ يُنصَرُونَ
12. Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tiada akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi; niscaya mereka tiada akan menolongnya; sesungguhnya jika mereka menolongnya niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tiada akan mendapat pertolongan.

لَأَنتُمْ أَشَدُّ رَهْبَةً فِي صُدُورِهِم مِّنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَّ يَفْقَهُونَ
13. Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tiada mengerti.

لاَ يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلاَّ فِي قُرًى مُّحَصَّنَةٍ أَوْ مِن وَرَآءِ جُدُرٍ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَّ يَعْقِلُونَ
14. Mereka tiada akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti.

كَمَثَلِ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ قَرِيبًا ذَاقُوا وَبَالَ أَمْرِهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
15. (Mereka adalah) seperti orang-orang Yahudi yang belum lama sebelum mereka[6] telah merasai akibat buruk dari perbuatan mereka[7] dan bagi mereka azab yang pedih.

كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلْإِنسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِّنكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ
16. (Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia: “Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam”.

فَكَانَ عَاقِبَتَهُمَا أَنَّهُمَا فِي النَّارِ خَالِدَيْنِ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَآءُ الظَّالِمِينَ
17. Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang zalim.

Beberapa peringatan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

وَلاَ تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
19. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.

لاَ يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ
20. Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung.

لَوْ أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
21. Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.

Beberapa Al-Asmaa’ al Husna.

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
22. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلاَمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
23. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَآءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
24. Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

PENUTUP

Surat ini menerangkan tentang bagaimana seharusnya sikap setiap orang Islam terhadap orang-orang yang tidak Islam yang melakukan tindakan-tindakan yang merugikan umat ini sebagai yang dilakukan oleh Bani Nadir; hukum fai-i dan pembagiannya, kewajiban bertakwa, ketinggian dan keagungan Al Qur’an, kemudian ditutup dengan menyebut sebahagian Al-Asma’ul Husna.

HUBUNGAN SURAT AL-HASYR DENGAN SURAT AL-MUMTAHANAH:

Dalam surat Al-Hasyr disebutkan bagaimana orang-orang munafik saling tolong-menolong dengan orang-orang Yahudi dalam memusuhi kaum muslimin, sedang dalam surat Al-Mumtahanah Allah melarang orang muslim mengangkat orang-orang kafir menjadi pemimpin atau menjadikan mereka teman setia. Dalam pada ini dibolehkan bekerja sama, tolong-menolong dengan mereka selama tidak memusuhi kaum muslimin.


(1) Yang dimaksud dengan ahli kitab ialah orang-orang Yahudi bani Nadhir, merekalah yang mula-mula dikumpulkan untuk diusir keluar dari kota Madinah.

(2) Maksudnya: pohon kurma milik musuh, menurut kepentingan dan siasat perang dapat ditebang atau dibiarkan tumbuh.

(3) “Fai-i” ialah harta rampasan yang diperoleh dari musuh tanpa terjadinya pertempuran. Pembagiannya berlainan dengan pembagian “ghanimah”. Ghanimah: harta rampasan perang yang diperoleh dari musuh setelah terjadi pertempuran. Pembagian “fai-i” sebagai tersebut pada ayat 7. Sedang pembahagian “ghanimah” tersebut pada ayat 41 Al-Anfaal dan lihat footnote ayat 41 surat Al-Anfaal.

(4) Maksudnya: kerabat nabi, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan yang kesemuanya orang fakir dan berhijrah.

(5) Maksudnya: Yahudi Bani Nadhir.

(6) Ialah Yahudi Qainuqa’.

(7) Maksud: “akibat buruk dari perbuatan mereka” ialah mereka diusir dari Madinah ke Syam.

Read Full Post | Make a Comment ( 1 so far )

Surat Al-Mumtahanah سورة الممتحنة

Posted on 23 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

SURAH AL-MUMTAHANAH
(Perempuan Yang Diuji)

MUQADDIMAH

Surat Al-Mumtahanah terdiri atas 13 ayat. termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al-Ahzaab.
Dinamai “Al-Mumtahanah” (wanita yang diuji), diambil dari kata “Famtahinuuhunna” yang berarti “maka ujilah mereka”, yang terdapat pada ayat 10 surat ini.

Pokok-pokok isinya:

1. Hukum-hukum:

Larangan mengadakan hubungan persahabatan dengan orang-orang kafir yang memusuhi Islam, sedang dengan orang-orang kafir yang tidak memusuhi Islam boleh mengadakan persahabatan; hukum perkawinan bagi orang-orang yang pindah agama.

2. Kisah-kisah:

Kisah Ibrahim ‘alaihissalam bersama kaumnya sebagai contoh dan teladan bagi orang-orang mu’min.

سورة الممتحنة
(PEREMPUAN YANG DIUJI)
Surat ke 60 : 13 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

BEBERAPA KETENTUAN DALAM KEADAAN PERANG.
Larangan menjadikan seseorang dari golongan musuh sebagai teman setia.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَآءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِم بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَآءَكُم مِّنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَن تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِن كُنتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَآءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِم بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنتُمْ وَمَن يَفْعَلْهُ مِنكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَآءَ السَّبِيلِ
1. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.

إِن يَثْقَفُوكُمْ يَكُونُوا لَكُمْ أَعْدَآءً وَيَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ وَأَلْسِنَتَهُم بِالسُّوءِ وَوَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ
2. Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti (mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.

لَن تَنفَعَكُمْ أَرْحَامُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَفْصِلُ بَيْنَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
3. Karib kerabat dan anak-anakmu sekali-kali tiada bermanfa’at bagimu pada hari Kiamat. Dia akan memisahkan antara kamu. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَاءَؤُاْ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَآءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلاَّ قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن شَيْءٍ رَّبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
4. Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya[1]: “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah”. (Ibrahim berkata): “Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.

رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
5. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. “

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَمَن يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
6. Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Kaya lagi terpuji.

Hubungan antara orang Islam dan orang kafir yang tidak memusuhi Islam tidak dilarang.

عَسَى اللَّهُ أَن يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُم مِّنْهُم مَّوَدَّةً وَاللَّهُ قَدِيرٌ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
7. Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

لاَ يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
8. Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَن تَوَلَّوْهُمْ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
9. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Perlakuan terhadap wanita-wanita mu’min yang masuk daerah Islam.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا جَآءَكُمُ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَامْتَحِنُوهُنَّ اللَّهُ أَعْلَمُ بِإِيمَانِهِنَّ فَإِنْ عَلِمْتُمُوهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلاَ تَرْجِعُوهُنَّ إِلَى الْكُفَّارِ لاَ هُنَّ حِلٌّ لَّهُمْ وَلاَ هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ وَآتُوهُم مَّا أَنفَقُوا وَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ أَن تَنكِحُوهُنَّ إِذَا آتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ وَلاَ تُمْسِكُوا بِعِصَمِ الْكَوَافِرِ وَاسْأَلُوا مَا أَنفَقْتُمْ وَلْيَسْأَلُوا مَا أَنفَقُوا ذَلِكُمْ حُكْمُ اللَّهِ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
10. Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami-suami) mereka mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

وَإِن فَاتَكُمْ شَيْءٌ مِّنْ أَزْوَاجِكُمْ إِلَى الْكُفَّارِ فَعَاقَبْتُمْ فَآتُوا الَّذِينَ ذَهَبَتْ أَزْوَاجُهُم مِّثْلَ مَا أَنفَقُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنتُم بِهِ مُؤْمِنُونَ
11. Dan jika seseorang dari isteri-isterimu lari kepada orang-orang kafir, lalu kamu mengalahkan mereka maka bayarkanlah kepada orang-orang yang lari isterinya itu mahar sebanyak yang telah mereka bayar[2]. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya kamu beriman.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَآءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ عَلَى أَن لاَّ يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا وَلاَ يَسْرِقْنَ وَلاَ يَزْنِينَ وَلاَ يَقْتُلْنَ أَوْلاَدَهُنَّ وَلاَ يَأْتِينَ بِبُهْتَانٍ يَفْتَرِينَهُ بَيْنَ أَيْدِيهِنَّ وَأَرْجُلِهِنَّ وَلاَ يَعْصِينَكَ فِي مَعْرُوفٍ فَبَايِعْهُنَّ وَاسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
12. Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka[3] dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوا مِنَ الْآخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُورِ
13. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah, sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.

PENUTUP

Surat ini menerangkan tentang pergaulan orang-orang Islam dan yang bukan Islam dalam waktu perang dan damai serta dari segi perkawinan.

HUBUNGAN SURAT AL-MUMTAHANAH DENGAN SURAT ASH-SHAFF:

Pada surat Al-Mumtahanah Allah melarang orang-orang mu’min mengadakan hubungan persahabatan dengan orang-orang kafir dan meninggalkan orang-orang mu’min, sedang surat Ash-Shaff menguatkannya dengan menganjurkan agar berjihad di jalan Allah.

 


(1) Nabi Ibrahim pernah memintakan ampunan bagi bapaknya yang musyrik kepada Allah: Ini tidak boleh ditiru, karena Allah tidak membenarkan orang mu’min memintakan ampunan untuk orang-orang kafir (lihat surat (4) ayat 48).

(2) Sebelum Ghanimah dibagikan kepada lima golongan yang berhak, dibayar lebih dahulu mahar-mahar kepada suami-suami yang isteri-isteri mereka lari ke daerah kafir.

(3) Perbuatan yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka itu maksudnya ialah mengadakan pengakuan-pengakuan palsu mengenai hubungan antara laki-laki dan perempuan seperti tuduhan berzina, tuduhan bahwa anak si Fulan bukan anak suaminya dan sebagainya.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Ash-Shaff سورة الصف

Posted on 23 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

ASH SHAFF
(Barisan)

MUQADDIMAH

Surat Ash-Shaff terdiri atas 14 ayat termasuk golongan surat-surat Madaniyyah.
Dinamai dengan “Ash-Shaff”, karena pada ayat 4 surat ini terdapat kata “Shaffan” yang berarti “satu barisan”. Ayat ini menerangkan apa yang diridhai Allah sesudah menemui apa yang dimurkai-Nya. Pada ayat 3 diterangkan bahwa Allah murka kepada orang yang hanya pandai berkata saja tetapi tidak melaksanakan apa yang diucapkannya. Dan pada ayat 4 diterangkan bahwa Allah menyukai orang yang mempraktekkan apa yang diucapkannya yaitu orang-orang yang berperang pada jalan Allah dalam satu barisan.

Pokok-pokok isinya:

Semua yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya, anjuran berjihad pada jalan Allah pengikut-pengikut Nabi Musa dan ’Isa ‘alaihissalam pernah mengingkari ajaran-ajaran nabi mereka. Demikian pula kaum musyrikin Makkah ingin hendak memadamkan cahaya Allah (agama Islam). Ampunan Allah dan surga dapat dicapai dengan iman dan berjuang menegakkan kalimat Allah dengan harta dan jiwanya.

سورة الصف
(BARISAN)
Surat ke 61 : 14 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

JALAN UNTUK MENCAPAI KEMENANGAN.
Keharusan umat Islam mempertahankan agamanya dalam barisan yang teratur.

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
1. Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لاَ تَفْعَلُونَ
2. Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?

كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لاَ تَفْعَلُونَ
3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُم بُنيَانٌ مَّرْصُوصٌ
4. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ لِمَ تُؤْذُونَنِي وَقَد تَّعْلَمُونَ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
5. Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu?” Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka[1] dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِن بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَآءَهُم بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ
6. Dan (ingatlah) ketika ’Isa Putera Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”.

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَى إِلَى الْإِسْلاَمِ وَاللَّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
7. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada agama Islam? Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

يُرِيدُونَ لِيُطْفِؤُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
8. Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
9. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci.

Kemenangan dapat diperoleh hanya dengan pengorbanan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?

تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya,

يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
12. niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.

وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِّنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
13. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونوا أَنصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنصَارُ اللَّهِ فَآَمَنَت طَّائِفَةٌ مِّن بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَت طَّآئِفَةٌ فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آَمَنُوا عَلَى عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ
14. Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana ’Isa putera Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.

PENUTUP
Surat ini menganjurkan supaya orang-orang mu’min selalu menyesuaikan ucapan dengan perbuatan, dan menerima tawaran Allah yaitu ampunannya dan surga dapat dicapai dengan iman dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa.

HUBUNGAN SURAT ASH-SHAFF DENGAN SURAT AL-JUMU’AH:

1.      Sama-sama dimulai dengan “sabbaha lillahi” bertasbih kepada Allah dan bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

2.      Pada surat Ash-Shaff diterangkan bahwa orang-orang Yahudi ini adalah kaum yang sesat dan fasik, sedang pada surat Al-Jumu’ah diterangkan lagi bahwa mereka adalah orang yang bodoh seperti keledai yang membawa buku-buku yang banyak, tetapi tidak dapat memahaminya.

 


(1) Maksudnya: karena mereka berpaling dari kebenaran, maka Allah menyesatkan hati mereka sehingga mereka bertambah jauh dari kebenaran.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Jumu’ah سورة الجمعة

Posted on 23 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-JUMU’AH
(Hari Jumat)

MUQADDIMAH

Surat Al-Jumu’ah ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan-golongan surat-surat Madaniyyah dan diturunkan sesudah surat As-Shaff.
Nama surat Al-Jumu’ah diambil dari kata Al-Jumu’ah yang terdapat pada ayat 9 surat ini yang artinya: “hari Jumat”.

Pokok-pokok isinya:

Menjelaskan sifat-sifat orang-orang munafik dan sifat-safat buruk pada umumnya, di antaranya berdusta, bersumpah palsu dan penakut; mengajak orang-orang mu’min supaya ta’at dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya dan supaya bersedia menafkahkan harta untuk menegakkan agama-Nya sebelum ajal datang.

سورة الجمعة
(HARI JUM’AT)
Surat ke 62 : 11 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

PENGUTUSAN MUHAMMAD SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM ADALAH KARUNIA ALLAH KEPADA UMAT MANUSIA.

يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
1. Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولاَ مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ
2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,

وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
3. dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
4. Demikianlah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar.

PERINGATAN KEPADA UMAT ISLAM SUPAYA JANGAN SEPERTI ORANG YAHUDI YANG TIDAK MENGAMALKAN ISI KITAB SUCINYA.

مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
5. Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya[1] adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.

قُلْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ هَادُوا إِن زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَآءُ لِلَّهِ مِن دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
6. Katakanlah: “Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar”.

وَلاَ يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ
7. Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim.

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاَقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
8. Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.

BEBERAPA HUKUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN SHALAT JUM’AT.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِي لِلصَّلاَةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
9. Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual-beli[2]. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاَةُ فَانتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
10. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا قُلْ مَا عِندَ اللَّهِ خَيْرٌ مِّنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
11. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezki.

PENUTUP

Surat Al-Jumu’ah ini menerangkan tentang pengutusan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan menjelaskan bahwa umatnya akan menjadi mulia karena ajarannya, disusul dengan perumpamaan orang-orang Yahudi dan kebohongan pengakuan mereka dan kemudian diakhiri dengan kewajiban shalat Jumat.

HUBUNGAN SURAT AL-JUMU’AH DENGAN SURAT AL-MUNAAFIQUUN:

1.      Pada Surat Al-Jumu’ah Allah menerangkan bahwa orang muslim menjadi mulia karena ajaran Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sedang pada surat Al-Munaafiquun diterangkan bahwa orang-orang munafik karena tidak mau menjalankan ajaran Nabi menjadi sesat dan hina.

2.      Dalam surat Al Jumu’ah orang disuruh meninggalkan perniagaannya untuk pergi shalat Jumat, sedang pada surat Al-Munaafiquun diperingatkan agar harta benda dan anak jangan sampai melalaikan orang ingat kepada Allah.

 


(1) Maksudnya: tidak mengamalkan isinya antara lain tidak membenarkan kedatangan Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.

(2) Maksudnya: apabila imam telah naik mimbar dan mu’azzin telah azan di hari Jum’at, maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan mu’azzin itu dan meninggalkan semua pekerjaannya.

Read Full Post | Make a Comment ( 2 so far )

Surat Al-Munaafiquun سورة المنافقون

Posted on 23 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-MUNAAFIQUUN
(Orang-Orang Munafik)

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al-Hajj. Surat ini dinamai Al-Munaafiquun yang artinya orang-orang munafik, karena surat ini mengungkapkan sifat-sifat orang-orang munafik.

Pokok-pokok isinya:

Keterangan tentang orang-orang munafik dan sifat-sifat mereka yang busuk di antaranya ialah pendusta, suka bersumpah palsu, sombong, kikir dan tidak menepati janji, peringatan kepada orang-orang mukmin supaya harta benda dan anak-anaknya tidak melalaikan mereka, insaf kepada Allah dan anjuran supaya menafkahkan sebagian dari rezeki yang diperoleh.

سورة المنافقون
(ORANG-ORANG MUNAFIK)
Surat ke 63 : 11 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

ORANG-ORANG MUNAFIK.
Sifat-sifat orang munafik.

إِذَا جَآءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ
1. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.

اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَن سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّهُمْ سَآءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
2. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai[1], lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لاَ يَفْقَهُونَ
3. Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.

وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِن يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
4. Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar[2]. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ لَوَّوْا رُؤُوسَهُمْ وَرَأَيْتَهُمْ يَصُدُّونَ وَهُم مُّسْتَكْبِرُونَ
5. Dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri.

سَوَآءٌ عَلَيْهِمْ أَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ أَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ لَن يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
6. Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka, Allah tidak akan mengampuni mereka; sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

هُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ لاَ تُنفِقُوا عَلَى مَنْ عِندَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى يَنفَضُّوا وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لاَ يَفْقَهُونَ
7. Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): “Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)”. Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.

يَقُولُونَ لَئِن رَّجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لاَ يَعْلَمُونَ
8. Mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah[3], benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya”. Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.

Peringatan kepada orang-orang mu’min.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
9. Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.

وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلاَ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ
10. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?”

وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
11. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

PENUTUP

Surat Al-Munaafiquun menerangkan sifat-sifat orang munafik dan mengandung anjuran untuk berkorban dengan harta benda.

HUBUNGAN SURAT AL-MUNAAFIQUUN DENGAN SURAT AT-TAGHAABUN:

1.      Dalam surat Al-Munaafiquun diterangkan sifat-sifat orang munafik sedang pada surat At-Taghaabun diterangkan sifat-sifat orang kafir.

2.      Dalam surat Al-Munaafiquun Allah memperingatkan bahwa harta benda dan anak-anak jangan sampai melalaikan seseorang dan mengingat Allah dan pada surat At-Taghaabun ditegaskan bahwa harta benda dan anak-anak ini adalah cobaan dan ujian bagi keimanan seseorang.

3.      Kedua surat ini sama-sama mengajak agar menafkahkan harta untuk menegakkan agama Allah.

 


(1) Maksudnya: mereka bersumpah bahwa mereka beriman adalah untuk menjaga harta dan diri mereka supaya jangan dibunuh atau ditawan atau dirampas hartanya.

(2) Mereka diumpamakan seperti kayu yang tersandar, maksudnya ialah untuk menyatakan sifat mereka yang jelek meskipun tubuh mereka bagus-bagus dan mereka pandai berbicara, akan tetapi sebenarnya otak mereka adalah kosong tidak dapat memahami kebenaran.

(3) Maksudnya: kembali dari peperangan Bani Musthalik.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat At-Taghaabun سورة التغابن

Posted on 23 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AT-TAGHAABUN
(Hari Ditampakkan Kesalahan-kesalahan)

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 18 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah dan diturunkan sesudah surat At-Tahriim.
Nama At-Taghaabun, diambil dari kata “at-taghaabun” yang terdapat pada ayat ke 9 yang artinya: hari dinampakkan kesalahan-kesalahan.

Pokok-pokok isinya:

1. Keimanan:

Seluruh isi alam bertasbih kepada Allah subhanahu wa ta’ala, penjelasan tentang kekuasaan Allah subhanahu wa ta’ala serta keluasan ilmu-Nya; penegasan bahwa semua yang terjadi dalam alam ini adalah atas izin Allah.

2. Hukum-hukum:

Perintah ta’at kepada Allah dan Rasul; perintah supaya bertakwa dan menafkahkan harta.

3. Dan lain-lain:

Peringatan kepada orang-orang kafir tentang nasib orang-orang dahulu yang mendurhakai rasul-rasul; diantara isteri-isteri dan anak-anak seseorang ada yang menjadi musuh baginya; harta dan anak-anak adalah cobaan dan ujian bagi manusia.

سورة التغابن
(HARI DINAMPAKKAN KESALAHAN-KESALAHAN)
Surat ke 64 : 18 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

KESALAHAN-KESALAHAN MANUSIA AKAN DITAMPAKKAN ALLAH PADA HARI KIAMAT.

يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
1. Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang di langit dan apa yang di bumi; hanya Allah-lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua puji-pujian; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ فَمِنكُمْ كَافِرٌ وَمِنكُم مُّؤْمِنٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
2. Dia-lah yang menciptakan kamu, maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang beriman. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ
3. Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu, dan hanya kepada-Nya-lah kembali (mu).

يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
4. Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati.

أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن قَبْلُ فَذَاقُوا وَبَالَ أَمْرِهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
5. Apakah belum datang kepadamu (hai orang-orang kafir) berita orang-orang kafir dahulu? Maka mereka telah merasakan akibat yang buruk dari perbuatan mereka dan mereka memperoleh azab yang pedih.

ذَلِكَ بِأَنَّهُ كَانَت تَّأْتِيهِمْ رُسُلُهُم بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالُوا أَبَشَرٌ يَهْدُونَنَا فَكَفَرُوا وَتَوَلَّوا وَّاسْتَغْنَى اللَّهُ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
6. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-Rasul mereka (membawa) keterangan-keterangan lalu mereka berkata: “Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami?” lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak memerlukan (mereka). Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَن لَّن يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
7. Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: “Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالنُّورِ الَّذِي أَنزَلْنَا وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
8. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur’an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ ذَلِكَ يَوْمُ التَّغَابُنِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
9. (Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab), itulah hari (waktu itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar.

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ خَالِدِينَ فِيهَا وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
10. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.

HATI-HATILAH TERHADAP KEHIDUPAN DUNIAWI.

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
11. Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِن تَوَلَّيْتُمْ فَإِنَّمَا عَلَى رَسُولِنَا الْبَلاَغُ الْمُبِينُ
12. Dan ta’atlah kepada Allah dan ta’atlah kepada Rasul, jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.

اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
13. (Dia-lah) Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah saja.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلاَدِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِن تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
14. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu[1], maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu mema’afkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
15. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar.

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
16. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta ta’atlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu[2]. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.

إِن تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ
17. Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.

عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
18. Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

PENUTUP

Pada surat At-Taghaabun Allah memberi peringatan kepada kaum musyrikin tentang azab yang ditimpakan kepada umat-umat sebelumnya dan memberi hiburan kepada Nabi bahwa keingkaran orang-orang kafir ini tidak akan mendatangkan mudharat kepadanya.

HUBUNGAN SURAT AT-TAGHAABUN DENGAN SURAT ATH-THALAAQ:

Dalam surat At-Taghaabun diterangkan bahwa di antara isteri-isteri dan anak-anak ada yang menjadi musuh, dan permusuhan antara suami dan isteri mungkin membawa kepada perceraian (talak), maka dalam surat Ath Thalaaq diterangkan hukum-hukum talak secara ringkas.

 


(1) Maksudnya: kadang-kadang isteri atau anak dapat menjerumuskan suami atau ayahnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama.

(2) Maksudnya: nafkahkanlah nafkah yang bermanfa’at bagi dunia dan akhirat.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Ath-Thalaaq سورة الطلاق

Posted on 23 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

ATH-THALAAQ
(Talak)

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 12 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al-Insaan.
Dinamai surat Ath-Thalaaq karena kebanyakan ayat-ayatnya mengenai masalah talak dan yang berhubungan dengan masalah itu.

Pokok-pokok isinya:

Dalam surat ini diterangkan hukum-hukum mengenai talak, iddah dan kewajiban masing-masing suami dan isteri dalam masa-masa talak dan iddah, agar tak ada pihak yang dirugikan dan keadilan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kemudian disebutkan perintah kepada orang-orang mukmin supaya bertakwa kepada Allah yang telah mengutus seorang Rasul yang memberikan petunjuk kepada mereka. Maka siapa yang beriman akan dimasukkan ke dalam surga dan kepada yang ingkar diberikan peringatan bagaimana nasibnya orang-orang ingkar di masa dahulu.

سورة الطلاق
(TALAK)
Surat ke 65 : 12 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

BEBERAPA KETENTUAN TENTANG THALAAQ DAN ’IDDAH.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَآءَ فَطَلِّقُوهُنَّ لِعِدَّتِهِنَّ وَأَحْصُوا الْعِدَّةَ وَاتَّقُوا اللَّهَ رَبَّكُمْ لاَ تُخْرِجُوهُنَّ مِن بُيُوتِهِنَّ وَلاَ يَخْرُجْنَ إِلاَّ أَن يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ وَتِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ لاَ تَدْرِي لَعَلَّ اللَّهَ يُحْدِثُ بَعْدَ ذَلِكَ أَمْرًا
1. Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) idahnya (yang wajar)[1] dan hitunglah waktu idah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) keluar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang[2]. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zhalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu suatu hal yang baru[3].

فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ لِلَّهِ ذَلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا
2. Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
3. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

وَاللاَّئِي يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيضِ مِن نِّسَائِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلاَثَةُ أَشْهُرٍ وَاللاَّئِي لَمْ يَحِضْنَ وَأُوْلاَتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَن يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
4. Dan perempuan-perempuan yang tidak haidh lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa idahnya) maka idah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haidh. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu idah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.

ذَلِكَ أَمْرُ اللَّهِ أَنزَلَهُ إِلَيْكُمْ وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
5. Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu; dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.

أَسْكِنُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنتُم مِّن وُجْدِكُمْ وَلاَ تُضَارُّوهُنَّ لِتُضَيِّقُوا عَلَيْهِنَّ وَإِن كُنَّ أُولاَتِ حَمْلٍ فَأَنفِقُوا عَلَيْهِنَّ حَتَّى يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ فَإِنْ أَرْضَعْنَ لَكُمْ فَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ وَأْتَمِرُوا بَيْنَكُم بِمَعْرُوفٍ وَإِن تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهُ أُخْرَى
6. Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu, maka berikanlah kepada mereka upahnya; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu), dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.

لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِّن سَعَتِهِ وَمَن قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
7. Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.

HUKUM-HUKUM YANG DIBAWA NABI MUHAMMAD SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM MEMBAWA KEBAHAGIAAN BAGI UMAT MANUSIA.

وَكَأَيِّن مِّن قَرْيَةٍ عَتَتْ عَنْ أَمْرِ رَبِّهَا وَرُسُلِهِ فَحَاسَبْنَاهَا حِسَابًا شَدِيدًا وَعَذَّبْنَاهَا عَذَابًا نُّكْرًا
8. Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan[4].

فَذَاقَتْ وَبَالَ أَمْرِهَا وَكَانَ عَاقِبَةُ أَمْرِهَا خُسْرًا
9. Maka mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya, dan adalah akibat perbuatan mereka kerugian yang besar.

أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا فَاتَّقُوا اللَّهَ يَا أُوْلِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ آمَنُوا قَدْ أَنزَلَ اللَّهُ إِلَيْكُمْ ذِكْرًا
10. Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal, (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu,

رَّسُولاً يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِ اللَّهِ مُبَيِّنَاتٍ لِّيُخْرِجَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا قَدْ أَحْسَنَ اللَّهُ لَهُ رِزْقًا
11. (dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezki yang baik kepadanya.

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
12. Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.

PENUTUP

Surat Ath-Thalaaq mengandung hukum-hukum yang mengenai talak dan yang berhubungan dengan masalah itu dan merupakan kelengkapan dari hukum talak yang tersebut dalam surat Al Baqarah ayat 222 sampai dengan 242.

HUBUNGAN SURAT ATH-THALAAQ DENGAN SURAT AT-TAHRIIM:

1.      Di dalam surat Ath-Thalaaq disebutkan bagaimana seharusnya bergaul dan bertindak terhadap isteri, sedang dalam surat At-Tahriim diterangkan beberapa hal yang terjadi antara Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dengan para isterinya dan bagaimana tindakan Nabi menghadapi hal itu supaya dapat menjadi pelajaran bagi umatnya dalam pergaulan berkeluarga.

2.      Keduanya sama-sama dimulai dengan seruan Allah kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam tentang hal-hal yang berhubungan dengan hidup kekeluargaan.

 


(1) Maksudnya: isteri-isteri itu hendaklah dithalak di waktu suci sebelum dicampuri. Tentang masa ’iddah itu lihat ayat 228, 234 surat (2) Al Baqarah dan surat (65) Ath Thalaq ayat 4.

(2) Yang dimaksud dengan “perbuatan keji” di sini ialah mengerjakan perbuatan-perbuatan yang mengarah kepada zina, lihat tafsir Ibnu Katsir, Thabari, Qurthubi, ed .

(3) “Suatu hal yang baru” maksudnya, ialah keinginan dari suami untuk rujuk kembali apabila thalaknya baru dijatuhkan sekali atau dua kali.

(4) Yang dimaksud dengan hisab dan azab ini adalah hisab dan azab di dunia.

Read Full Post | Make a Comment ( 2 so far )

Surat At-Tahriim سورة التحريم

Posted on 23 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AT-TAHRIIM
(Mengharamkan)

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 12 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al-Hujuraat.
Dinamai surat At-Tahriim karena pada awal surat ini terdapat kata “tuharrim” yang kata asalnya adalah At-Tahriim yang berarti “mengharamkan”.

Pokok-pokok isinya:

1. Keimanan:

Kesempatan bertobat itu hanyalah di dunia saja, segala amal perbuatan manusia di dunia akan dibalas di akhirat.

2. Hukum-hukum:

Larangan mengharamkan apa yang dibolehkan Allah subhanahu wa ta’ala; kewajiban membebaskan diri dari sumpah yang diucapkan untuk mengharamkan yang halal dengan membayar kafarat; kewajiban memelihara diri dan keluarga dari api neraka; perintah memerangi orang-orang kafir dan munafik dan berlaku keras terhadap mereka di waktu perang.

3. Dan lain-lain:

Iman dan perbuatan baik atau buruk seseorang tidak tergantung kepada iman dan perbuatan orang lain walaupun antara suami isteri, seperti isteri Nabi Nuh ‘alaihissalam, isteri Nabi Luth ‘alaihissalam, isteri Fir’aun dan Maryam.

سورة التحريم
(MENGHARAMKAN)
Surat ke 66 : 12 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

BEBERAPA TUNTUNAN TENTANG KEHIDUPAN RUMAH TANGGA.
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dengan isteri-isterinya.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ تَبْتَغِي مَرْضَاتَ أَزْوَاجِكَ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
1. Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang[1].

قَدْ فَرَضَ اللَّهُ لَكُمْ تَحِلَّةَ أَيْمَانِكُمْ وَاللَّهُ مَوْلاَكُمْ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
2. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu[2] dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

وَإِذْ أَسَرَّ النَّبِيُّ إِلَى بَعْضِ أَزْوَاجِهِ حَدِيثًا فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِ وَأَظْهَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُ وَأَعْرَضَ عَن بَعْضٍ فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِ قَالَتْ مَنْ أَنبَأَكَ هَذَا قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ الْخَبِيرُ
3. Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari isteri-isterinya (Hafshah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafshah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara Hafshah dengan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafshah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafshah dan Aisyah) lalu Hafshah bertanya: “Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab: “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

إِن تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا وَإِن تَظَاهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلاَهُ وَجِبْرِيلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمَلاَئِكَةُ بَعْدَ ذَلِكَ ظَهِيرٌ
4. Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.

عَسَى رَبُّهُ إِن طَلَّقَكُنَّ أَن يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِّنكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُّؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تَائِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سَائِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا
5. Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang ta’at, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلاَئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادٌ لاَ يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Perintah taubat dan berjihad.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ كَفَرُوا لاَ تَعْتَذِرُوا الْيَوْمَ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
7. Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang kamu kerjakan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لاَ يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
8. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
9. Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

CONTOH-CONTOH TENTANG ISTERI YANG TIDAK BAIK DAN ISTERI YANG BAIK.

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَاِمْرَأَةَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلاَ النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ
10. Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat[3] kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”.

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِندَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
11. Dan Allah membuat isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu[4] dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim”,

وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِن رُّوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ
12. dan Maryam puteri ’Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang ta’at.

PENUTUP

Surat At-Tahriim menerangkan tentang hubungan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dengan isteri-isterinya, diikuti dengan keharusan bagi orang-orang mukmin untuk bertobat: dan ditutup dengan contoh-contoh wanita-wanita yang baik dan yang buruk.

HUBUNGAN SURAT AT-TAHRHM DENGAN SURAT AL-MULK:
Dalam surat At-Tahriim diterangkan bahwa Allah mengetahui segala rahasia sedang pada surat Al-Mulk ditegaskan lagi bahwa Allah mengetahui segala rahasia karena Allah menguasai seluruh alam.

 


(1) Imam Bukhari dan Imam Muslim rahimahumallahu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam pernah mengharamkan atas dirinya minum madu untuk menyenangkan hati isteri-isterinya. Maka turunlah ayat ini sebagai teguran kepada Nabi.

(2) Apabila seseorang bersumpah mengharamkan yang halal maka wajiblah atasnya membebaskan diri dari sumpahnya itu dengan membayar kaffarat, seperti tersebut dalam surat Al Ma-idah ayat 89.

(3) Maksudnya: nabi-nabi sekalipun tidak dapat membela isteri-isterinya dari azab Allah apabila mereka menentang agama.

(4) Maksudnya: sebaliknya sekalipun isteri seorang kafir apabila menganut ajaran Allah, ia akan dimasukkan Allah ke dalam surga.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Mulk سورة الملك

Posted on 23 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-MULK
(Kerajaan)

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 30 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Ath-Thuur.
Nama “Al-Mulk” diambil dari kata “Al-Mulk” yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya kerajaan atau kekuasaan. Dinamai pula surat ini dengan “Tabaarak” (Maha Suci).

Pokok-pokok isinya:

Hidup dan mati ujian bagi manusia; Allah menciptakan langit berlapis-lapis dan semua ciptaan-Nya mempunyai keseimbangan; perintah Allah untuk memperhatikan isi alam semesta; azab yang diancamkan kepada orang-orang kafir; dan janji Allah kepada orang-orang mukmin; Allah menjadikan bumi sedemikian rupa sehingga mudah bagi manusia untuk mencari rezeki; peringatan Allah kepada manusia tentang sedikitnya mereka yang bersyukur kepada ni’mat Allah.

سورة الملك
(KERAJAAN)
Surat ke 67 : 30 ayat

JUZ 29

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

KERAJAAN ALLAH MELIPUTI KERAJAAN DUNIA DAN AKHIRAT.
Kekuasaan dan ilmu Allah yang tergambar di alam semesta.

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
1. Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَّا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِن تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِن فُطُورٍ
3. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِأً وَهُوَ حَسِيرٌ
4. Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.

وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَآءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِّلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ
5. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.

Azab yang diderita orang-orang kafir di akhirat.

وَلِلَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
6. Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.

إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ
7. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak,

تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ
8. hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir). Penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?”

قَالُوا بَلَى قَدْ جَآءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِن شَيْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلاَّ فِي ضَلاَلٍ كَبِيرٍ
9. Mereka menjawab: “Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan (nya) dan kami katakan: ’Allah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar’”.

وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ
10. Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”.

فَاعْتَرَفُوا بِذَنبِهِمْ فَسُحْقًا لِّأَصْحَابِ السَّعِيرِ
11. Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.

Janji-janji Allah kepada orang-orang mukmin.

إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِالْغَيْبِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
12. Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.

وَأَسِرُّوا قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوا بِهِ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
13. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.

أَلاَ يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
14. Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولاً فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِن رِّزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
15. Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

Ancaman Allah kepada orang-orang kafir.

ءَأَمِنتُم مَّن فِي السَّمَآءِ أَن يَخْسِفَ بِكُمُ الأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ
16. Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?,

أَمْ أَمِنتُم مَّن فِي السَّمَآءِ أَن يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ
17. atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?

وَلَقَدْ كَذَّبَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ
18. Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.

أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلاَّ الرَّحْمَنُ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ
19. Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.

أَمَّنْ هَذَا الَّذِي هُوَ جُندٌ لَّكُمْ يَنصُرُكُم مِّن دُونِ الرَّحْمَنِ إِنِ الْكَافِرُونَ إِلاَّ فِي غُرُورٍ
20. Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain daripada Allah Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.

أَمَّنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ بَل لَّجُّوا فِي عُتُوٍّ وَنُفُورٍ
21. Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya? Sebenarnya mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri?

أَفَمَن يَمْشِي مُكِبًّا عَلَى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمَّن يَمْشِي سَوِيًّا عَلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
22. Maka apakah orang yang berjalan terjungkil di atas mukanya itu lebih banyak mendapat petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?

قُلْ هُوَ الَّذِي أَنشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ
23. Katakanlah: “Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati”. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.

قُلْ هُوَ الَّذِي ذَرَأَكُمْ فِي الْأَرْضِ وَإِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
24. Katakanlah: “Dia-lah Yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan”.

وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
25. Dan mereka berkata: “Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?”.

قُلْ إِنَّمَا الْعِلْمُ عِندَ اللَّهِ وَإِنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُّبِينٌ
26. Katakanlah: “Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada sisi Allah. Dan sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan”.

فَلَمَّا رَأَوْهُ زُلْفَةً سِيئَتْ وُجُوهُ الَّذِينَ كَفَرُوا وَقِيلَ هَذَا الَّذِي كُنتُم بِهِ تَدَّعُونَ
27. Ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka) inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya.

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَهْلَكَنِيَ اللَّهُ وَمَن مَّعِيَ أَوْ رَحِمَنَا فَمَن يُجِيرُ الْكَافِرِينَ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
28. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih?”

قُلْ هُوَ الرَّحْمَنُ آمَنَّا بِهِ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ هُوَ فِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ
29. Katakanlah: “Dia-lah Allah Yang Maha Penyayang, kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah dia yang berada dalam kesesatan yang nyata”.

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَصْبَحَ مَاؤُكُمْ غَوْرًا فَمَن يَأْتِيكُم بِمَآءٍ مَّعِينٍ
30. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?”.

PENUTUP

Surat Al-Mulk menunjukkan bukti-bukti kebesaran dan kekuasaan Allah yang terdapat di alam semesta dan menganjurkan agar manusia memperhatikannya dengan seksama sehingga mereka beriman kepada-Nya. Bilamana manusia itu tetap mengingkari, Allah atau menjatuhkan azab kepada mereka.

HUBUNGAN SURAT AL-MULK DENGAN SURAT AL-QALAM.

1.      Pada akhir surat Al-Mulk, Allah mengancam orang yang tidak bersyukur kepada nikmat Allah dengan mengeringkan bumi atas mereka, sedang dalam surat Al-Qalam diberi contoh tentang azab terhadap orang-orang yang tidak bersyukur terhadap nikmat Allah.

2.      Kedua surat ini sama-sama memberikan ancaman kepada orang-orang kafir.

Read Full Post | Make a Comment ( 2 so far )

Surat Al-Qalam سورة القلم

Posted on 22 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-QALAM
(Kalam)

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 52 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-’Alaq.
Nama “Al-Qalam” diambil dari kata Al-Qalam yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya “pena”. Surat ini dinamai pula dengan surat “Nun” (huruf “nun”).

Pokok-pokok isinya:

Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bukanlah orang yang gila melainkan manusia yang berbudi pekerti yang agung; larangan bertoleransi di bidang kepercayaan; larangan mengikuti orang-orang yang mempunyai sifat-sifat yang dicela Allah; nasib yang dialami pemilik-pemilik kebun sebagai contoh orang-orang yang tidak bersyukur terhadap nikmat Allah; kecaman-kecaman Allah kepada mereka yang ingkar dan azab yang akan menimpa mereka; Al-Qur’an adalah peringatan bagi seluruh umat.

سورة القلم
(KALAM)
Surat ke 68 : 52 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

BANTAHAN ALLAH TERHADAP TUDUHAN-TUDUHAN ORANG KAFIR KEPADA NABI MUHAMMAD SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM.
Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang yang berakhlak agung.

ن وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ
1. Nun[1], demi qalam dan apa yang mereka tulis,

مَا أَنتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ
2. berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.

وَإِنَّ لَكَ لَأَجْرًا غَيْرَ مَمْنُونٍ
3. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
4. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ
5. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat,

بِأَييِّكُمُ الْمَفْتُونُ
6. siapa di antara kamu yang gila.

إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
7. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Larangan menta’ati orang-orang yang mendustakan kebenaran.

فَلاَ تُطِعِ الْمُكَذِّبِينَ
8. Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah).

وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ
9. Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).

وَلاَ تُطِعْ كُلَّ حَلاَّفٍ مَّهِينٍ
10. Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,

هَمَّازٍ مَّشَّآءٍ بِنَمِيمٍ
11. yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah,

مَنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ
12. yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa,

عُتُلٍّ بَعْدَ ذَلِكَ زَنِيمٍ
13. yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya,

أَن كَانَ ذَا مَالٍ وَبَنِينَ
14. karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak[2].

إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ
15. Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: “(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala.”

سَنَسِمُهُ عَلَى الْخُرْطُومِ
16. Kelak akan kami beri tanda dia di belalai-(nya)[3].

ALLAH TELAH MENIMPAKAN COBAAN KEPADA ORANG-ORANG KAFIR SEBAGAI YANG DITIMPAKAN KEPADA PEMILIK-PEMILIK KEBUN.

إِنَّا بَلَوْنَاهُمْ كَمَا بَلَوْنَا أَصْحَابَ الْجَنَّةِ إِذْ أَقْسَمُوا لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِينَ
17. Sesungguhnya Kami telah menguji mereka (musyrikin Makkah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari,

وَلاَ يَسْتَثْنُونَ
18. dan mereka tidak mengucapkan: “Insyaa Allah”,

فَطَافَ عَلَيْهَا طَائِفٌ مِّن رَّبِّكَ وَهُمْ نَائِمُونَ
19. lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur,

فَأَصْبَحَتْ كَالصَّرِيمِ
20. maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita[4].

فَتَنَادَوا مُصْبِحِينَ
21. lalu mereka panggil memanggil di pagi hari:

أَنِ اغْدُوا عَلَى حَرْثِكُمْ إِن كُنتُمْ صَارِمِينَ
22. “Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya”.

فَانطَلَقُوا وَهُمْ يَتَخَافَتُونَ
23. Maka pergilah mereka saling berbisik-bisikan.

أَن لاَّ يَدْخُلَنَّهَا الْيَوْمَ عَلَيْكُم مِّسْكِينٌ
24. “Pada hari ini janganlah ada seorang miskinpun masuk ke dalam kebunmu”.

وَغَدَوْا عَلَى حَرْدٍ قَادِرِينَ
25. Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka mampu (menolongnya).

فَلَمَّا رَأَوْهَا قَالُوا إِنَّا لَضَالُّونَ
26. Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata: “Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan),

بَلْ نَحْنُ مَحْرُومُونَ
27. bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya)[5].

قَالَ أَوْسَطُهُمْ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ لَوْلاَ تُسَبِّحُونَ
28. Berkatalah seorang yang paling baik fikirannya di antara mereka: “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?[6].

قَالُوا سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ
29. Mereka mengucapkan: “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim”.

فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَلاَوَمُونَ
30. Lalu sebahagian mereka menghadapi sebahagian yang lain seraya cela mencela.

قَالُوا يَا وَيْلَنَا إِنَّا كُنَّا طَاغِينَ
31. Mereka berkata: “Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas”.

عَسَى رَبُّنَا أَن يُبْدِلَنَا خَيْرًا مِّنْهَا إِنَّا إِلَى رَبِّنَا رَاغِبُونَ
32. Mudah-mudahan Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita.

كَذَلِكَ الْعَذَابُ وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
33. Seperti itulah azab (dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui[7].

ALLAH SEKALI-KALI TIDAK MENYAMAKAN ORANG-ORANG YANG BAIK DENGAN ORANG-ORANG YANG BURUK.

إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ
34. Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.

أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ
35. Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)[8]?

مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ
36. Mengapa kamu (berbuat demikian): bagaimanakah kamu mengambil keputusan?

أَمْ لَكُمْ كِتَابٌ فِيهِ تَدْرُسُونَ
37. Atau adakah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu membacanya?,

إِنَّ لَكُمْ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ
38. bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu.

أَمْ لَكُمْ أَيْمَانٌ عَلَيْنَا بَالِغَةٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِنَّ لَكُمْ لَمَا تَحْكُمُونَ
39. Atau apakah kamu memperoleh janji-janji yang diperkuat dengan sumpah dari Kami, yang tetap berlaku sampai hari kiamat; sesungguhnya kamu benar-benar dapat mengambil keputusan (sekehendakmu)?

سَلْهُم أَيُّهُم بِذَلِكَ زَعِيمٌ
40. Tanyakanlah kepada mereka: “Siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil itu?”

أَمْ لَهُمْ شُرَكَآءُ فَلْيَأْتُوا بِشُرَكَآئِهِمْ إِن كَانُوا صَادِقِينَ
41. Atau apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu? Maka hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka adalah orang-orang yang benar.

يَوْمَ يُكْشَفُ عَن سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلاَ يَسْتَطِيعُونَ
42. Pada hari betis disingkapkan[9] dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa[10].

خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ وَقَدْ كَانُوا يُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ وَهُمْ سَالِمُونَ
43. (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera[11].

فَذَرْنِي وَمَن يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لاَ يَعْلَمُونَ
44. Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Qur’an). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,

وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ
45. dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.

أَمْ تَسْأَلُهُمْ أَجْرًا فَهُم مِّن مَّغْرَمٍ مُّثْقَلُونَ
46. Ataukah kamu meminta upah kepada mereka, lalu mereka diberati dengan hutang?

أَمْ عِندَهُمُ الْغَيْبُ فَهُمْ يَكْتُبُونَ
47. Ataukah ada pada mereka ilmu tentang yang ghaib lalu mereka menulis (padanya apa yang mereka tetapkan)?

فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلاَ تَكُن كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَى وَهُوَ مَكْظُومٌ
48. Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang (Yunus) yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdo’a sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).

لَوْلاَ أَن تَدَارَكَهُ نِعْمَةٌ مِّن رَّبِّهِ لَنُبِذَ بِالْعَرَآءِ وَهُوَ مَذْمُومٌ
49. Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.

فَاجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَجَعَلَهُ مِنَ الصَّالِحِينَ
50. Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh.

وَإِن يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ
51. Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Qur’an dan mereka berkata: “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila[12] .

وَمَا هُوَ إِلاَّ ذِكْرٌ لِّلْعَالَمِينَ
52. Dan Al Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat.

PENUTUP

Surat Al-Qalam berisi bantahan dari orang-orang musyrikin terhadap Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan memperingatkan agar jangan mengikuti kemauan mereka. Mereka ini mendapat penghinaan pada hari kiamat akibat perbuatan mereka.

HUBUNGAN SURAT AL-QALAM DENGAN SURAT AL-HAAQQAH:

1.      Dalam surat Al-Qalam disebutkan tentang hari kiamat secara umum, sedang dalam surat Al-Haaqqah dijelaskan secara terperinci peristiwa-peristiwa hari kiamat itu.

2.      Dalam surat Al-Qalam diterangkan orang-orang yang mendustakan Al-Qur’an dan ancaman azab atas mereka, sedang dalam surat Al-Haaqqah, diterangkan orang-orang zaman dahulu yang mendustakan rasul-rasul dan macam-macam azab yang telah menimpa mereka.

3.      Dalam surat Al-Qalam, Allah membantah tuduhan orang-orang musyrikin bahwa Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam orang gila, sedang dalam surat Al-Haaqqah Allah membantah tuduhan bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam seorang penyair.


(1) Lihat not ayat 1 surat Al Baqarah.

(2) Orang yang punya banyak anak dan harta lebih mudah dia mendapat pengikut. Tapi jika ia mempunyai sifat-sifat seperti tersebut pada ayat 10-13, tidaklah dia dapat diikuti.

(3) Yang dimaksud dengan “belalai” di sini ialah hidung. Dipakai belalai di sini sebagai penghinaan.

(4) Maksudnya: maka terbakarlah kebun itu dan tinggallah arang-arangnya yang hitam seperti malam.

(5) Mereka mengatakan ini setelah mereka yakin bahwa yang dilihat mereka adalah kebun mereka sendiri.

(6) Yang dimaksud bertasbih kepada Tuhan ialah mensyukuri ni’mat-Nya dan tidak meniatkan sesuatu yang bertentangan dengan perintah Tuhan seperti: meniatkan tidak akan memberi fakir miskin.

(7) Allah menerangkan bahwa Dia mencobai penduduk Makkah dengan menganugrahi mereka ni’mat-ni’mat yang banyak untuk mengetahui apakah mereka bersyukur atau tidak sebagaimana Allah telah mencobai pemilik-pemilik kebun, seperti yang diterangkan pada ayat 17-33. Akhirnya pemilik kebun itu insaf dan bertaubat kepada Tuhan. Demikian pula penduduk Makkah yang kemudian menjadi insaf dan masuk Islam berbondong-bondong setelah penaklukan Makkah.

(8) Maksudnya: sama tentang balasan yang disediakan Allah untuk mereka masing-masing.

(9) Yang dimaksud dengan betis disingkapkan ialah menggambarkan keadaan orang yang sedang ketakutan yang hendak lari karena hebatnya huru-hara hari kiamat.

(10) Mereka diminta sujud itu adalah untuk menguji keimanan mereka padahal mereka tidak sanggup lagi karena persendian tulang-tulang mereka telah lemah dan azab sudah meliputi mereka.

(11) Maksudnya ialah bahwa mereka berkesempatan untuk melakukan sujud, tetapi mereka tidak melakukannya.

(12) Menurut kebiasaan yang terjadi di tanah Arab, seseorang dapat membinasakan binatang atau manusia dengan menujukan pandangannya yang tajam. Hal ini hendak dilakukan pula kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, tetapi Allah memeliharanya, sehingga terhindar dari bahaya itu, sebagaimana dijanjikan Allah dalam surat Al Maidah ayat 67. Kekuatan pandangan mata itu pada masa sekarang dikenal dengan hypnotisme.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Haaqqah سورة الحاقة

Posted on 22 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-HAAQQAH
(Hari Kiamat)

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 52 ayat, termasuk surat-surat Makkiyyah dan diturunkan sesudah surat Al-Mulk.
Nama “Al-Haaqqah” diambil dari kata “Al-Haaqqah” yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya “hari kiamat”.

Pokok-pokok isinya:

Peringatan tentang azab yang ditimpakan kepada kaum-kaum Tsamud, ’Aad, Fir’aun, kaum Nuh dan kaum-kaum sebelum mereka yang mengingkari rasul-rasul mereka pada hari kiamat; kejadian-kejadian pada hari kiamat dan hari berhisab; penegasan Allah bahwa Al-Qur’an itu benar-benar wahyu Allah.

سورة الحاقة
(HARI KIAMAT)
Surat ke 69 : 52 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

KEPASTIAN ADANYA HARI KIAMAT.
Orang-orang yang mendustakan kebenaran pasti binasa.

الْحَآقَّةُ
1. Hari kiamat[1],

مَا الْحَآقَّةُ
2. apakah hari kiamat itu?

وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحَآقَّةُ
3. Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?

كَذَّبَتْ ثَمُودُ وَعَادٌ بِالْقَارِعَةِ
4. Kaum Tsamud dan ’Aad telah mendustakan hari kiamat[2].

فَأَمَّا ثَمُودُ فَأُهْلِكُوا بِالطَّاغِيَةِ
5. Adapun kaum Tsamud maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa[3],

وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ
6. Adapun kaum ’Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang,

سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ
7. yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum ’Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).

فَهَلْ تَرَى لَهُم مِّن بَاقِيَةٍ
8. Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka[4].

وَجَآءَ فِرْعَوْنُ وَمَن قَبْلَهُ وَالْمُؤْتَفِكَاتُ بِالْخَاطِئَةِ
9. Dan telah datang Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkir balikkan karena kesalahan yang besar[5].

فَعَصَوْا رَسُولَ رَبِّهِمْ فَأَخَذَهُمْ أَخْذَةً رَّابِيَةً
10. Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras.

إِنَّا لَمَّا طَغَى الْمَآءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ
11. Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang), kamu[6] ke dalam bahtera,

لِنَجْعَلَهَا لَكُمْ تَذْكِرَةً وَتَعِيَهَا أُذُنٌ وَاعِيَةٌ
12. agar kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.

Peristiwa-peristiwa di waktu terjadinya hari kiamat.

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ
13. Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup[7].

وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً
14. dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.

فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ
15. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat,

وَانشَقَّتِ السَّمَآءُ فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ
16. dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah.

وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَائِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ
17. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ’Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.

يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لاَ تَخْفَى مِنكُمْ خَافِيَةٌ
18. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).

Saat berhisab dan peristiwa-peristiwa berikutnya.

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَؤُوا كِتَابِيهْ
19. Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya[8] dari sebelah kanannya, maka dia berkata: “Ambillah, bacalah kitabku (ini)”.

إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي مُلاَقٍ حِسَابِيهْ
20. Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku.

فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ
21. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai,

فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ
22. dalam surga yang tinggi.

قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ
23. Buah-buahannya dekat,

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ
24. (kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari- hari yang telah lalu”.

وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيهْ
25. Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini),

وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيهْ
26. Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku,

يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ
27. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.

مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيهْ
28. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfa’at kepadaku.

هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيهْ
29. Telah hilang kekuasaanku dariku”

خُذُوهُ فَغُلُّوهُ
30. (Allah berfirman): “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya.”

ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ
31. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.

ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ
32. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.

إِنَّهُ كَانَ لاَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ
33. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar.

وَلاَ يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ
34. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin.

فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيمٌ
35. Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini.

وَلاَ طَعَامٌ إِلاَّ مِنْ غِسْلِينٍ
36. Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah.

لاَ يَأْكُلُهُ إِلاَّ الْخَاطِؤُونَ
37. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.

AL-QUR’AN BENAR-BENAR WAHYU ALLAH.

فَلاَ أُقْسِمُ بِمَا تُبْصِرُونَ
38. Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat.

وَمَا لاَ تُبْصِرُونَ
39. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat.

إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ
40. Sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia,

وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ قَلِيلاً مَا تُؤْمِنُونَ
41. dan Al Qur’an itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya.

وَلاَ بِقَوْلِ كَاهِنٍ قَلِيلاً مَا تَذَكَّرُونَ
42. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya.

تَنزِيلٌ مِّن رَّبِّ الْعَالَمِينَ
43. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam.

وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ
44. Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami,

لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ
45. Niscaya benar-benar kami pegang dia pada tangan kanannya[9].

ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ
46. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.

فَمَا مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ
47. Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu.

وَإِنَّهُ لَتَذْكِرَةٌ لِّلْمُتَّقِينَ
48. Dan sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

وَإِنَّا لَنَعْلَمُ أَنَّ مِنكُم مُّكَذِّبِينَ
49. Dan sesungguhnya kami benar-benar mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan (nya).

وَإِنَّهُ لَحَسْرَةٌ عَلَى الْكَافِرِينَ
50. Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat).

وَإِنَّهُ لَحَقُّ الْيَقِينِ
51. Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar kebenaran yang diyakini.

فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ
52. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar.

PENUTUP

Surat Al-Haaqqah memberi peringatan kepada mereka yang tidak menaati Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dengan memberikan contoh-contoh tentang azab yang ditimpakan kepada umat yang dahulu yang mengingkari rasul-rasul-Nya.

HUBUNGAN SURAT AL-HAAQQAH DENGAN SURAT AL-MA’AARIJ:

1.      Surat Al-Ma’aarij melengkapi surat Al-Haaqqah tentang gambaran hari kiamat dan hari berhisab.

2.      Dalam surat Al-Haaqqah disebutkan dua golongan manusia pada hari kiamat yaitu ahli surga yang menerima kitab dari sebelah kanannya dan ahli neraka yang menerima kitab dari sebelah kirinya, sedang surat Al-Ma’aarij menerangkan sifat-sifat kedua golongan itu.


(1) “Al-Haaqqah” menurut bahasa berarti “yang pasti terjadi”, Hari kiamat dinamai Al-Haaqqah karena dia pasti terjadi.

(2) Al-Qaari’ah menurut bahasa berarti “yang menggentarkan hati”, Hari Kiamat dinamakan Al-Qaari`ah karena dia menggetarkan hati.

(3) Yang dimaksud dengan “kejadian luar biasa itu” ialah petir yang amat keras yang menyebabkan suara yang mengguntur yang dapat menghancurkan.

(4) Maksudnya: mereka habis dihancurkan sama sekali dan tidak punya keturunan.

(5) Maksudnya: Umat-umat dahulu yang mengingkari Nabi-nabi seperti kaum Shaleh, kaum Syu’aib dan lain-lain dan negeri-negeri yang dijungkir balikkan ialah negeri-negeri kaum Luth. Sedang kesalahan yang dilakukan mereka ialah mendustakan para rasul.

(6) Yang dibawa dalam bahtera Nabi Nuh untuk diselamatkan ialah keluarga Nabi Nuh dan orang-orang yang beriman selain anaknya yang durhaka.

(7) Maksudnya: ialah tiupan yang pertama yang pada waktu itu alam semesta menjadi hancur.

(8) Maksudnya: catatan amalan perbuatannya.

(9) Maksudnya: Kami beri tindakan sekeras-kerasnya.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Ma’aarij سورة المعارج

Posted on 22 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-MA’AARIJ
(Tempat-tempat Naik)

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 44 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Haaqqah.
Perkataan “Al-Ma’aarij” yang menjadi nama bagi surat ini adalah kata jamak dari “Mi’raj”, diambil dari perkataan Al-Ma’aarij yang terdapat pada ayat 3, yang artinya menurut bahasa tempat naik. Sedang para ahli tafsir memberi arti bermacam-macam, di antaranya ialah langit, ni’mat karunia dan derajat atau tingkatan yang diberikan Allah subhanahu wa ta’ala kepada ahli surga.

Pokok-pokok isinya:

Perintah bersabar kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dalam menghadapi ejekan-ejekan dan keingkaran orang-orang kafir, kejadian-kejadian pada hari kiamat; azab Allah tak dapat dihindarkan dengan tebusan apapun, sifat-sifat manusia yang mendorongnya ke api neraka; amal-amal perbuatan yang dapat membawa manusia ke martabat yang tinggi; peringatan Allah akan mengganti kaum yang durhaka dengan kaum yang lebih baik.

سورة المعارج
(TEMPAT-TEMPAT NAIK)
Surat ke 70 : 44 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

KEPASTIAN DATANGNYA AZAB KEPADA ORANG-ORANG KAFIR.

سَأَلَ سَائِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ
1. Seseorang peminta telah meminta kedatangan azab yang bakal terjadi,

لِّلْكَافِرينَ لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ
2. Untuk orang-orang kafir, yang tidak seorangpun dapat menolaknya,

مِّنَ اللَّهِ ذِي الْمَعَارِجِ
3. (Yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik.

تَعْرُجُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
4. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun[1].

فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيلاً
5. Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.

إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ بَعِيدًا
6. Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil).

وَنَرَاهُ قَرِيبًا
7. Sedangkan kami memandangnya dekat (pasti terjadi).

يَوْمَ تَكُونُ السَّمَآءُ كَالْمُهْلِ
8. Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak.

وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ
9. Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang beterbangan),

وَلاَ يَسْأَلُ حَمِيمٌ حَمِيمًا
10. Dan tidak ada seorang teman akrabpun menanyakan temannya,

يُبَصَّرُونَهُمْ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيهِ
11. Sedang mereka saling melihat. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya.

وَصَاحِبَتِهِ وَأَخِيهِ
12. Dan isterinya dan saudaranya,

وَفَصِيلَتِهِ الَّتِي تُؤْويهِ
13. Dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia).

وَمَن فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنجِيهِ
14. Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya.

كَلاَّ إِنَّهَا لَظَى
15. Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak,

نَزَّاعَةً لِّلشَّوَى
16. Yang mengelupaskan kulit kepala,

تَدْعُو مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّى
17. Yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama).

وَجَمَعَ فَأَوْعَى
18. Serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya[2].

AJARAN ISLAM UNTUK MENGATASI SIFAT-SIFAT YANG JELEK PADA MANUSIA.

إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,

وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا
21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,

إِلاَّ الْمُصَلِّينَ
22. kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,

الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاَتِهِمْ دَائِمُونَ
23. yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,

وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُومٌ
24. dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu,

لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
25. bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),

وَالَّذِينَ يُصَدِّقُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ
26. dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan,

وَالَّذِينَ هُم مِّنْ عَذَابِ رَبِّهِم مُّشْفِقُونَ
27. dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.

إِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمْ غَيْرُ مَأْمُونٍ
28. Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya).

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ
29. Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya,

إِلاَّ عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ
30. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki[3] maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

فَمَنِ ابْتَغَى وَرَآءَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ
31. Barangsiapa mencari yang di balik itu[4] maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ
32. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.

وَالَّذِينَ هُم بِشَهَادَاتِهِمْ قَائِمُونَ
33. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.

وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاَتِهِمْ يُحَافِظُونَ
34. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.

أُوْلَئِكَ فِي جَنَّاتٍ مُّكْرَمُونَ
35. Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.

AZAB YANG MENGHINAKAN AKAN MENIMPA ORANG-ORANG YANG MENDUSTAKAN ALLAH.

فَمَالِ الَّذِينَ كَفَرُوا قِبَلَكَ مُهْطِعِينَ
36. Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu,

عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ عِزِينَ
37. Dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok?[5]

أَيَطْمَعُ كُلُّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ أَن يُدْخَلَ جَنَّةَ نَعِيمٍ
38. Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh keni’matan?,

كَلاَّ إِنَّا خَلَقْنَاهُم مِّمَّا يَعْلَمُونَ
39. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani)[6].

فَلاَ أُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشَارِقِ وَالْمَغَارِبِ إِنَّا لَقَادِرُونَ
40. Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.

عَلَى أَن نُّبَدِّلَ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ
41. Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan.

فَذَرْهُمْ يَخُوضُوا وَيَلْعَبُوا حَتَّى يُلاَقُوا يَوْمَهُمُ الَّذِي يُوعَدُونَ
42. Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebathilan) dan bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka,

يَوْمَ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوفِضُونَ
43. (yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia),

خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ
44. dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka.

PENUTUP

Surat Al-Ma’aarij menerangkan sifat-sifat yang buruk serta memberi petunjuk kepada jalan-jalan yang dapat mencapai kemuliaan dan derajat yang tinggi.

HUBUNGAN SURAT AL-MA’AARIJ DENGAN SURAT NUH:

1.      Pada akhir surat Al-Ma’aarij Allah menerangkan bahwa Dia berkuasa mengganti kaum yang durhaka dengan kaum yang lebih baik, sedang dalam surat Nuh dibuktikan dengan penenggelaman kaum Nuh yang durhaka.

2.      Kedua surat ini dimulai dengan ancaman azab kepada orang-orang kafir.

 


(1) Maksudnya: malaikat-malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari. Apabila dilakukan oleh manusia, memakan waktu lima puluh ribu tahun.

(2) Maksudnya: orang yang menyimpan hartanya dan tidak mau mengeluarkan zakat dan tidak pula menafkahkannya ke jalan yang benar.

(3) Maksudnya: budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir, bukan budak belian yang didapat di luar peperangan. Budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersamanya. Dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaum Muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasaan ini bukanlah suatu yang diwajibkan. Imam boleh melarang kebiasaan ini.

(4) Maksudnya: zina, homosexual, dan sebagainya.

(5) Menurut keterangan sebagian ahli Tafsir, ayat ini berhubungan dengan peristiwa ketika Rasulullah shalat dan membaca Al-Qur’an di dekat Ka’bah lalu orang-orang musyrikin berkumpul berkelompok-kelompok di hadapannya sambil mengejek dan mengatakan: “Jika orang-orang mukmin benar-benar akan masuk surga sebagaimana kata Muhammad kitalah yang akan masuk lebih dahulu”. Maka turunlah ayat 38.

(6) Yang dimaksud dengan ayat ini ialah, bahwa mereka orang-orang kafir diciptakan Allah dari air mani untuk beriman dan bertakwa kepada-Nya, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasul. Jadi kalau mereka tidak beriman tidak berhak masuk surga.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Nuh سورة نوح

Posted on 21 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

NUH
(Nabi Nuh)

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 28 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat An-Nahl.
Dinamakan dengan surat “Nuh” karena surat ini seluruhnya menjelaskan dakwah dan do’a Nabi Nuh ‘alaihissalam.

Pokok-pokok isinya:

Ajakan Nabi Nuh ‘alaihissalam kepada kaumnya untuk beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala serta bertobat kepadanya; perintah memperhatikan kejadian alam semesta, dan kejadian manusia yang merupakan manifestasi kebesaran Allah; siksaan Allah di dunia dan akhirat bagi kaum Nuh yang tetap kafir; do’a Nabi Nuh ‘alaihissalam.

سورة نوح
(NABI NUH)
Surat ke 71 : 28 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

KISAH NUH DENGAN KAUMNYA.
Seruan Nabi Nuh ‘alaihissalam kepada kaumnya.

إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
1. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”.

قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُّبِينٌ
2. Nuh berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu,

أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِ
3. (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan ta’atlah kepadaku,

يَغْفِرْ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى إِنَّ أَجَلَ اللَّهِ إِذَا جَآءَ لاَ يُؤَخَّرُ لَوْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
4. niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu[1]sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui”.

Pengaduan Nuh ‘alaihissalam kepada Allah tentang keingkaran kaumnya.

قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلاً وَنَهَارًا
5. Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,

فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلاَّ فِرَارًا
6. maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).

وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا
7. Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.

ثُمَّ إِنِّي دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا
8. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan[2],

ثُمَّ إِنِّي أَعْلَنتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا
9. kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam[3],

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
10. maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,

يُرْسِلِ السَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
11. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,

وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا
12. dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

مَّا لَكُمْ لاَ تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا
13. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?

وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا
14. Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian[4].

أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللَّهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا
15. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?

وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا
16. Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?

وَاللَّهُ أَنبَتَكُم مِّنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا
17. Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya,

ثُمَّ يُعِيدُكُمْ فِيهَا وَيُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا
18. kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا
19. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan,

لِتَسْلُكُوا مِنْهَا سُبُلاً فِجَاجًا
20. supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu”.

قَالَ نُوحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِي وَاتَّبَعُوا مَن لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَوَلَدُهُ إِلاَّ خَسَارًا
21. Nuh berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku, dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka,

وَمَكَرُوا مَكْرًا كُبَّارًا
22. dan melakukan tipu-daya yang amat besar”.

وَقَالُوا لاَ تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلاَ تَذَرُنَّ وَدًّا وَلاَ سُوَاعًا وَلاَ يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
23. Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwaa’, yaghuts, ya’uq dan nasr[5] .

وَقَدْ أَضَلُّوا كَثِيرًا وَلاَ تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلاَّ ضَلَالاً
24. Dan sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan.

Azab yang ditimpakan kepada kaum Nuh ‘alaihissalam

مِمَّا خَطِيئَاتِهِمْ أُغْرِقُوا فَأُدْخِلُوا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا لَهُم مِّن دُونِ اللَّهِ أَنصَارًا
25. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah[6].

وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لاَ تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا
26. Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.

إِنَّكَ إِن تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلاَ يَلِدُوا إِلاَّ فَاجِرًا كَفَّارًا
27. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلاَ تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلاَّ تَبَارًا
28. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kebinasaan”.

PENUTUP

Surat Nuh menjelaskan dakwah Nabi Nuh ‘alaihissalam kepada kaumnya dan tantangan mereka, kemudian azab yang ditimpakan kepada mereka.

HUBUNGAN SURAT NUH DENGAN SURAT AL-JIN:

1.      Kedua surat ini mempunyai persamaan antara lain:

Menerangkan azab yang akan ditimpakan atas mereka yang durhaka.

2.      Dalam surat Nuh, Allah memerintahkan supaya minta ampun kepada-Nya, niscaya Dia melimpahkan harta dan anak sedang dalam Al-Jin dijelaskan bahwa mereka yang hidup di atas jalan yang benar, akan mendapat rezeki yang besar dari Allah.

 


(1) Maksudnya: memanjangkan umurmu.

(2) Dakwah ini dilakukan setelah dakwah dengan cara diam-diam tidak berhasil.

(3) Sesudah melakukan dakwah secara diam-diam kemudian secara terang-terangan namun tidak juga berhasil maka Nabi Nuh ‘alaihissalam melakukan kedua cara itu dengan sekaligus.

(4) Lihat surat Al-Mu’minun ayat 12, 13 dan 14.

(5) Wadd, Suwaa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr adalah nama berhala-berhala yang terbesar pada qabilah-qabilah kaum Nuh, yang semula nama-nama orang shaleh.

(6) Maksudnya: berhala-berhala mereka tidak dapat memberi pertolongan kepada mereka. Hanya Allah yang dapat menolong mereka. Tetapi karena mereka menyembah berhala, maka Allah tidak memberi pertolongan.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Jin سورة الجن

Posted on 21 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-JIN
(Jin)

MUQADDIMAH

Surat Al-Jin terdiri atas 28 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-A’raaf.
Dinamai “Al-Jin” (jin) diambil dari perkataan “Al-Jin” yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Pada ayat tersebut dan ayat-ayat berikutnya diterangkan bahwa jin sebagai makhluk halus telah mendengar pembacaan Al-Qur’an dan mereka mengikuti ajaran Al-Qur’an tersebut.

Pokok-pokok isinya:

Pengetahuan tentang jin diperoleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dengan jalan wahyu, pernyataan iman segolongan jin kepada Allah; jin ada yang muk’min ada pula yang kafir, janji Allah kepada jin dan manusia untuk melimpahkan rezeki-Nya kalau mereka mengikuti jalan yang lurus; janji perlindungan Allah terhadap Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan wahyu yang dibawanya.

سورة الجن
(JIN)
Surat ke 72 : 28 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

ISLAMNYA JIN SETELAH MENDENGAR AL-QUR’AN.

قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا
1. Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur’an), lalu mereka berkata: “Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan,

يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَن نُّشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا
2. (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorangpun dengan Tuhan kami,

وَأَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلاَ وَلَدًا
3. dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristeri dan tidak (pula) beranak.

وَأَنَّهُ كَانَ يَقُولُ سَفِيهُنَا عَلَى اللَّهِ شَطَطًا
4. Dan bahwasanya: orang yang kurang akal daripada kami dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah[1],

وَأَنَّا ظَنَنَّا أَن لَّن تَقُولَ الْإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا
5. dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin sekali-kali tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah.

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
6. Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan[2] kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.

وَأَنَّهُمْ ظَنُّوا كَمَا ظَنَنتُمْ أَن لَّن يَبْعَثَ اللَّهُ أَحَدًا
7. Dan sesungguhnya mereka (jin) menyangka sebagaimana persangkaan kamu (orang-orang kafir Makkah), bahwa Allah sekali-kali tidak akan membangkitkan seorang (rasul)pun,

وَأَنَّا لَمَسْنَا السَّمَآءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا
8. dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api,

وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَن يَسْتَمِعِ الْآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَّصَدًا
9. dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang[3] barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).

وَأَنَّا لاَ نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَن فِي الْأَرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا
10. Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.

وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا
11. Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.

وَأَنَّا ظَنَنَّا أَن لَّن نُّعجِزَ اللَّهَ فِي الْأَرْضِ وَلَن نُّعْجِزَهُ هَرَبًا
12. Dan sesungguhnya kami mengetahui, bahwa kami sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di muka bumi dan sekali-kali tidak (pula) dapat melepaskan diri (daripada) Nya dengan lari.

وَأَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدَى آمَنَّا بِهِ فَمَن يُؤْمِن بِرَبِّهِ فَلاَ يَخَافُ بَخْسًا وَلاَ رَهَقًا
13. Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al Qur’an), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.

وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُوْلَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
14. Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang ta’at dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang ta’at, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.

وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا
15. Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api neraka Jahannam”.

وَأَلَّوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُم مَّآءً غَدَقًا
16. Dan bahwasanya: jika mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak).

لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَمَن يُعْرِضْ عَن ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا
17. Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat.

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلاَ تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
18. Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.

وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا
19. Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadat), hampir saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya.

PEMELIHARAAN ALLAH TERHADAP WAHYU YANG DITURUNKAN KEPADA NABI.

قُلْ إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلَآ أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا
20. Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya”.

قُلْ إِنِّي لاَ أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلاَ رَشَدًا
21. Katakanlah: “Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfa’atan”.

قُلْ إِنِّي لَن يُجِيرَنِي مِنَ اللَّهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِن دُونِهِ مُلْتَحَدًا
22. Katakanlah: “Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya”.

إِلاَّ بَلاَغًا مِّنَ اللَّهِ وَرِسَالاَتِهِ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا
23. Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.

حَتَّى إِذَا رَأَوْا مَا يُوعَدُونَ فَسَيَعْلَمُونَ مَنْ أَضْعَفُ نَاصِرًا وَأَقَلُّ عَدَدًا
24. Sehingga apabila mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit bilangannya.

قُلْ إِنْ أَدْرِي أَقَرِيبٌ مَّا تُوعَدُونَ أَمْ يَجْعَلُ لَهُ رَبِّي أَمَدًا
25. Katakanlah: “Aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Tuhanku menjadikan bagi (kedatangan) azab itu, masa yang panjang?”.

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا
26. (Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.

إِلاَّ مَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
27. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.

لِيَعْلَمَ أَن قَدْ أَبْلَغُوا رِسَالاَتِ رَبِّهِمْ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا
28. Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.

PENUTUP

Surat Al-Jin menerangkan bahwa Al-Qur’an di samping petunjuk bagi manusia juga sebagai petunjuk bagi jin.

HUBUNGAN SURAT AL-JIN DENGAN SURAT AL-MUZZAMMIL:

1.      Surat Al-Jin menerangkan ketakjuban segolongan jin yang mendengarkan pembacaan Al-Qur’an, sedang pada surat Al-Muzzammil Allah memerintahkan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam membaca Al-Qur’an pada waktu malam.

2.      Pada surat Al-Jin diterangkan bahwa orang-orang kafir Makkah selalu mengganggu Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bila beliau shalat sedang surat Al-Muzzammil memerintahkan agar Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat malam untuk menguatkan jiwanya.

 


(1) Yang dimaksud dengan perkataaan yang melampaui batas, ialah mengatakan bahwa Allah mempunyai isteri dan anak. Menurut Ibnu Katsir rahimahullah, perkataan ini diucapkan sebelum jin itu masuk Islam.

(2) Ada di antara orang-orang Arab bila mereka melintasi tempat yang sunyi, maka mereka minta perlindungan kepada jin yang mereka anggap berkuasa di tempat itu.

(3) Yang dimaksud dengan “sekarang” ialah waktu sesudah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam diutus menjadi rasul.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Muzzammil سورة المزمل

Posted on 21 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-MUZZAMMIL
(Orang Yang Berselimut)

MUQADDIMAH

Surat Al-Muzzammil terdiri atas 20 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Qalam.
Dinamai “Al-Muzzammil” (orang yang berselimut) diambil dari perkataan “Al-Muzzammil” yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Yang dimaksud dengan “orang yang berkemul” ialah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.

Pokok-pokok isinya:

Petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam untuk menguatkan rohani guna persiapan menerima wahyu, yaitu dengan bangun di malam hari untuk shalat tahajud, membaca Al-Qur’an dengan tartil; bertasbih dan bertahmid; perintah bersabar terhadap celaan orang-orang yang mendustakan Rasul. Akhirnya kepada umat Islam diperintahkan untuk shalat tahajud, berjihad di jalan Allah, membaca Al-Qur’an, mendirikan shalat, menunaikan zakat, membelanjakan harta di jalan Allah dan memohon ampunan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

سورة المزمل
(ORANG YANG BERSELIMUT)
Surat ke 73 : 20 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

PETUNJUK-PETUNJUK ALLAH KEPADA NABI MUHAMMAD SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM UNTUK MEMPERSIAPKAN DIRI DALAM BERDA’WAH.
Kewajiban shalat malam atas Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.

يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ
1. Hai orang yang berselimut (Muhammad),

قُمِ اللَّيْلَ إِلاَّ قَلِيلاً
2. bangunlah (untuk shalat) di malam hari[1] kecuali sedikit (daripadanya),

نِصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلاً
3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit,

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلاً
4. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.

إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلاً ثَقِيلاً
5. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.

إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْءًا وَأَقْوَمُ قِيلاً
6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.

إِنَّ لَكَ فِي اَلنَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلاً
7. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلاً
8. Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.

رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلاً
9. (Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.

Beberapa petunjuk lainnya untuk Nabi Muhammad s.a.w.

وَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلاً
10. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.

وَذَرْنِي وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلاً
11. Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.

إِنَّ لَدَيْنَا أَنكَالاً وَجَحِيمًا
12. Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang bernyala-nyala,

وَطَعَامًا ذَا غُصَّةٍ وَعَذَابًا أَلِيمًا
13. dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.

يَوْمَ تَرْجُفُ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ وَكَانَتِ الْجِبَالُ كَثِيبًا مَّهِيلًا
14. Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang beterbangan.

إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولاً شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولاً
15. Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Makkah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir’aun.

فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلاً
16. Maka Fir’aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.

فَكَيْفَ تَتَّقُونَ إِن كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا
17. Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.

السَّمَآءُ مُنفَطِرٌ بِهِ كَانَ وَعْدُهُ مَفْعُولاً
18. Langit (pun) menjadi pecah belah pada hari itu karena Allah. Adalah janji-Nya itu pasti terlaksana.

إِنَّ هَذِهِ تَذْكِرَةٌ فَمَن شَآءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ سَبِيلاً
19. Sesungguhnya ini adalah suatu peringatan. Maka barangsiapa yang menghendaki niscaya ia menempuh jalan (yang menyampaikannya) kepada Tuhannya.

BEBERAPA PETUNJUK BAGI KAUM MUSLIMIN.

إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِن ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِّنَ الَّذِينَ مَعَكَ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ عَلِمَ أَن لَّن تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَؤُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ عَلِمَ أَن سَيَكُونُ مِنكُم مَّرْضَى وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِن فَضْلِ اللَّهِ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَاقْرَؤُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
20. Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

PENUTUP

Surat Al-Muzzammil menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan petunjuk-petunjuk Allah untuk menguatkan jiwa bagi seseorang yang akan melakukan tugas yang berat.

HUBUNGAN SURAT AL-MUZZAMMIL DENGAN SURAT AL-MUDDATSTSIR:

1.      Kedua surat ini sama-sama dimulai dengan seruan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.

2.      Surat Al-Muzzammil berisi perintah bangun di malam hari shalat tahajud dan memahami Al-Qur’an untuk menguatkan jiwa seseorang sedang surat Al-Muddatstsir berisi perintah melakukan dakwah menyucikan diri, dan bersabar.

 


(1) Shalat malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surat ini. Setelah turunnya ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunat.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Muddatstsir سورة المدثر

Posted on 21 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-MUDDATSTSIR
(Orang Yang Berkemul)

MUQADDIMAH

Surat Al-Muddatstsir terdiri atas 56 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Muzzammil.
Dinamai “Al-Muddatstsir” (orang yang berkemul) diambil dari perkataan “Al-Muddatstsir” yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya:

Perintah untuk mulai berdakwah mengagungkan Allah, membersihkan pakaian, menjauhi maksiat, memberikan sesuatu dengan ikhlas dan bersabar dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah; Allah akan mengazab orang-orang yang menentang Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan mendustakan Al Qur’an; tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang telah ia usahakan.

سورة المدثر
(ORANG YANG BERKEMUL)
Surat ke 74 : 56 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

PERINTAH KEPADA NABI UNTUK BERDAKWAH.
Beberapa petunjuk dalam berdakwah.

يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ
1. Hai orang yang berkemul (berselimut),

قُمْ فَأَنذِرْ
2. bangunlah, lalu berilah peringatan!

وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ
3. dan Tuhanmu agungkanlah,

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
4. dan pakaianmu bersihkanlah,

وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ
5. dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah,

وَلاَ تَمْنُن تَسْتَكْثِرُ
6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.

وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ
7. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.

فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ
8. Apabila ditiup sangkakala,

فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ
9. maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit,

عَلَى الْكَافِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ
10. bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.

Orang yang ingkar urusannya kepada Allah.

ذَرْنِي وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا
11. Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian[1].

وَجَعَلْتُ لَهُ مَالاً مَّمْدُودًا
12. Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak,

وَبَنِينَ شُهُودًا
13. dan anak-anak yang selalu bersama dia,

وَمَهَّدتُّ لَهُ تَمْهِيدًا
14. dan Ku lapangkan baginya (rezki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya,

ثُمَّ يَطْمَعُ أَنْ أَزِيدَ
15. kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya.

كَلاَّ إِنَّهُ كَانَ لِآيَاتِنَا عَنِيدًا
16. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al Qur’an).

سَأُرْهِقُهُ صَعُودًا
17. Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan.

إِنَّهُ فَكَّرَ وَقَدَّرَ
18. Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya),

فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ
19. maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?,

ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ
20. Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?,

ثُمَّ نَظَرَ
21. Kemudian dia memikirkan,

ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ
22. sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,

ثُمَّ أَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَ
23. kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri,

فَقَالَ إِنْ هَذَا إِلاَّ سِحْرٌ يُؤْثَرُ
24. lalu dia berkata: “(Al Qur’an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu),

إِنْ هَذَا إِلاَّ قَوْلُ الْبَشَرِ
25. ini tidak lain hanyalah perkataan manusia”.

سَأُصْلِيهِ سَقَرَ
26. Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar.

وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ
27. Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu?

لاَ تُبْقِي وَلاَ تَذَرُ
28. Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan[2].

لَوَّاحَةٌ لِّلْبَشَرِ
29. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia.

عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ
30. Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).

وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلاَّ مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلاَّ فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا وَلاَ يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلاً كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِي مَن يَشَآءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلاَّ هُوَ وَمَا هِيَ إِلاَّ ذِكْرَى لِلْبَشَرِ
31. Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mu’min itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.

Yang menerima dakwah akan mendapat pahala dan yang menolaknya akan masuk neraka.

كَلاَّ وَالْقَمَرِ
32. Sekali-kali tidak[3], demi bulan,

وَاللَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ
33. dan malam ketika telah berlalu,

وَالصُّبْحِ إِذَا أَسْفَرَ
34. dan subuh apabila mulai terang.

إِنَّهَا لَإِحْدَى الْكُبَرِ
35. Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar,

نَذِيرًا لِّلْبَشَرِ
36. sebagai ancaman bagi manusia.

لِمَن شَآءَ مِنكُمْ أَن يَتَقَدَّمَ أَوْ يَتَأَخَّرَ
37. (yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur[4].

كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ
38. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,

إِلاَّ أَصْحَابَ الْيَمِينِ
39. kecuali golongan kanan,

فِي جَنَّاتٍ يَتَسَآءَلُونَ
40. berada di dalam surga, mereka tanya menanya,

عَنِ الْمُجْرِمِينَ
41. tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa,

مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ
42. “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?”

قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ
43. Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,

وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ
44. dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin,

وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ
45. dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,

وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ
46. dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,

حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ
47. hingga datang kepada kami kematian”.

فَمَا تَنفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ
48. Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa’at dari orang-orang yang memberikan syafa’at.

فَمَا لَهُمْ عَنِ التَّذْكِرَةِ مُعْرِضِينَ
49. Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)?”,

كَأَنَّهُمْ حُمُرٌ مُّسْتَنفِرَةٌ
50. seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut,

فَرَّتْ مِن قَسْوَرَةٍ
51. lari daripada singa.

بَلْ يُرِيدُ كُلُّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ أَن يُؤْتَى صُحُفًا مُّنَشَّرَةً
52. Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka.

كَلاَّ بَل لاَ يَخَافُونَ الْآخِرَةَ
53. Sekali-kali tidak. Sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat.

كَلاَّ إِنَّهُ تَذْكِرَةٌ
54. Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah peringatan.

فَمَن شَآءَ ذَكَرَهُ
55. Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya (Al Qur’an).

وَمَا يَذْكُرُونَ إِلاَّ أَن يَشَآءَ اللَّهُ هُوَ أَهْلُ التَّقْوَى وَأَهْلُ الْمَغْفِرَةِ
56. Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali (jika) Allah menghendakinya. Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun.

PENUTUP

Surat ini mengandung perintah Allah kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam untuk melakukan dakwah, disertai ancaman bagi orang yang menghalang-halangi dakwah.

HUBUNGAN SURAT AL-MUDDATSTSIR DENGAN SURAT AL-QIYAMAH:

1.      Surat Al-Muddatstsir menerangkan bahwa walaupun keterangan apa saja yang dikemukakan kepada orang kafir mereka tidak percaya kepada adanya hari akhirat dan tidak takut kepadanya, sedang pada surat Al-Qiyaamah, Allah menegaskan bahwa hari kiamat itu pasti terjadi disertai dengan bukti-buktinya.

2.      Dalam surat Al-Muddatstsir diterangkan bahwa orang-orang kafir mendustakan Al-Qur’an, sedang dalam surat Al-Qiyaamah Allah menjamin tetapnya Al-Qur’an dalam ingatan Nabi dan mengajarkan bacaannya.

 


(1) Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan mengenai seorang kafir Mekah, pemimpin Quraisy bernama Al-Walid bin Mughirah.

(2) Yang dimaksud dengan “tidak meninggalkan dan tidak membiarkan” ialah apa yang dilemparkan ke dalam neraka itu diazabnya sampai binasa kemudian dikembalikannya sebagai semula untuk diazab kembali.

(3) “Sekali-sekali tidak” adalah bantahan terhadap ucapan-ucapan orang-orang musyrik yang mengingkari hal-hal tersebut di atas.

(4) Yang dimaksud dengan “maju” ialah maju menerima peringatan dan yang dimaksud dengan “mundur” ialah tidak mau menerima peringatan.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Qiyaamah سورة القيامة

Posted on 21 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-QIYAAMAH
(Hari Kiamat)

MUQADDIMAH

Surat Al-Qiyaamah terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Qaari’ah.
Dinamai “Al-Qiyaamah” (hari kiamat) diambil dari perkataan “Al-Qiyaamah” yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya:

Kepastian terjadinya hari kiamat dan huru-hara yang terjadi padanya; jaminan Allah terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dalam dada Nabi sehingga Nabi tidak lupa tentang urutan arti dan pembacaannya; celaan Allah kepada orang-orang musyrik yang lebih mencintai dunia dan meninggalkan akhirat; keadaan manusia di waktu sakaratul maut.

سورة القيامة
(HARI KIAMAT)
Surat ke 75 : 40 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

HARI KIAMAT DAN HURU HARANYA.
Kekuasaan Allah menghidupkan manusia seperti semula.

لاَ أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ
1. Aku bersumpah dengan hari kiamat,

وَلاَ أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
2. dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)[1].

أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَلَّن نَجْمَعَ عِظَامَهُ
3. Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?

بَلَى قَادِرِينَ عَلَى أَن نُّسَوِّيَ بَنَانَهُ
4. Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.

بَلْ يُرِيدُ الْإِنسَانُ لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ
5. Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.

يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ
6. Ia bertanya: “Bilakah hari kiamat itu?”

فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ
7. Maka apabila mata terbelalak (ketakutan),

وَخَسَفَ الْقَمَرُ
8. dan apabila bulan telah hilang cahayanya,

وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ
9. dan matahari dan bulan dikumpulkan,

يَقُولُ الْإِنسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ
10. pada hari itu manusia berkata: “Ke mana tempat lari?”

كَلاَّ لاَ وَزَرَ
11. Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!

إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ
12. Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.

يُنَبَّأُ الْإِنسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ
13. Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.

بَلِ الْإِنسَانُ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ
14. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri[2],

وَلَوْ أَلْقَى مَعَاذِيرَهُ
15. meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.

Tertib ayat-ayat dan surat-surat dalam Al Qur’an menurut ketentuan Allah.

لاَ تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ
16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya[3].

إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ
17. Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.

فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ
18. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.

ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ
19. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah penjelasannya.

كَلاَّ بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ
20. Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia,

وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ
21. dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ
22. Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri.

إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
23. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.

وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ بَاسِرَةٌ
24. Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram,

تَظُنُّ أَن يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ
25. mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.

Keadaan manusia di saat sakaratul maut.

كَلاَّ إِذَا بَلَغَتْ التَّرَاقِيَ
26. Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan,

وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ
27. dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan?”,

وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ
28. dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia),

وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ
29. dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)[4],

إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ
30. kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.

فَلاَ صَدَّقَ وَلاَ صَلَّى
31. Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al Qur’an) dan tidak mau mengerjakan shalat,

وَلَكِن كَذَّبَ وَتَوَلَّى
32. tetapi ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran),

ثُمَّ ذَهَبَ إِلَى أَهْلِهِ يَتَمَطَّى
33. kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong).

أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى
34. Kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu,

ثُمَّ أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى
35. kemudian kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu[5].

Manusia dijadikan Allah tidak dengan sia-sia.

أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى
36. Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung-jawaban)?

أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَى
37. Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),

ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى
38. kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,

فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنثَى
39. lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki laki dan perempuan.

أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَن يُحْيِيَ الْمَوْتَى
40. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?

PENUTUP

Surat Al-Qiyaamah menerangkan tentang hari kiamat, disertai dengan bukti-buktinya dan keadaan pada hari kiamat tersebut.

HUBUNGAN SURAT AL-QIYAAMAH DENGAN SURAT AL-INSAAN:

1.      Surat Al-Qiyaamah diakhiri dengan peringatan kepada manusia akan asal kejadiannya, sedang surat Al-Insaan dimulai pula dengan peringatan tersebut serta memberinya petunjuk akan jalan yang membawa manusia kepada kesempurnaan.

2.      Kedua surat ini sama-sama mencela orang-orang yang lebih mencintai dunia dan meninggalkan akhirat.

3.      Surat Al Qiyaamah menerangkan huru-hara pada hari kiamat dan azab yang dialami orang-orang kafir di waktu itu, sedang surat Al Insaan menerangkan keadaan yang dialami orang-orang yang bertakwa dan berbakti, di akhirat dan di dalam surga nanti.

 


(1) Maksudnya: bila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan.

(2) Maksud ayat ini ialah, bahwa anggota-anggota badan manusia menjadi saksi terhadap pekerjaan yang telah mereka lakukan seperti tersebut dalam surat An-Nur ayat 24.

(3) Maksudnya: Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril ‘alaihissalam kalimat demi kalimat, sebelum Jibril ‘alaihissalam selesai membacakannya, agar dapat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam menghafal dan memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu.

(4) Karena hebatnya penderitaan di saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan menghadapi akhirat.

(5) Kutukan terhadap orang kafir ini diulang-ulang sampai empat kali: pertama di saat ia akan mati, kedua ketika ia dalam kubur, ketiga pada waktu hari berbangkit dan keempat dalam neraka jahannam

Read Full Post | Make a Comment ( 1 so far )

Surat Al-Insaan سورة الإنسان

Posted on 21 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-INSAAN
(Manusia)

MUQADDIMAH

Surat Al-Insan terdiri atas 31 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Ar-Rahman. Dinamai “Al-Insaan” (manusia) diambil dari perkataan “Al-Insaan” yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya:

Penciptaan manusia; petunjuk-petunjuk untuk mencapai kehidupan yang sempurna dengan menempuh jalan yang lurus; memenuhi nazar, memberi makan orang miskin dan anak yatim serta orang yang ditawan karena Allah; takut kepada hari kiamat; mengerjakan shalat dan shalat tahajud dan bersabar dalam menjalankan hukum Allah, ganjaran terhadap orang yang mengikuti petunjuk dan ancaman terhadap orang yang mengingkarinya.

سورة الإنسان
(MANUSIA)
Surat ke 76 : 31 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

KEHIDUPAN MANUSIA MENUJU KESEMPURNAAN.
Proses kejadian manusia.

هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنسَانِ حِينٌ مِّنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُن شَيْئًا مَّذْكُورًا
1. Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?

إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur[1] yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.

إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
3. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.

إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَلاَسِلاَ وَأَغْلاَلاً وَسَعِيرًا
4. Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala.

Balasan Allah kepada orang-orang yang berbuat kebajikan dan tingkatan-tingkatan balasan itu.

إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِن كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا
5. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur[2].

عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا
6. (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.

يُوفُونَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيرًا
7. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.

وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا
8. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لاَ نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءً وَلاَ شُكُورًا
9. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.

إِنَّا نَخَافُ مِن رَّبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا
10. Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.

فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا
11. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.

وَجَزَاهُم بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا
12. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,

مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ لاَ يَرَوْنَ فِيهَا شَمْسًا وَلاَ زَمْهَرِيرًا
13. di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan.

وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلاَلُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلاً
14. Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.

وَيُطَافُ عَلَيْهِم بِآنِيَةٍ مِّن فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا
15. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca,

قَوَارِيرَ مِن فِضَّةٍ قَدَّرُوهَا تَقْدِيرًا
16. (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya.

وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلاً
17. Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.

عَيْنًا فِيهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلاً
18. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.

وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًا مَّنثُورًا
19. Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.

وَإِذَا رَأَيْتَ ثَمَّ رَأَيْتَ نَعِيمًا وَمُلْكًا كَبِيرًا
20. Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.

عَالِيَهُمْ ثِيَابُ سُندُسٍ خُضْرٌ وَإِسْتَبْرَقٌ وَحُلُّوا أَسَاوِرَ مِن فِضَّةٍ وَسَقَاهُمْ رَبُّهُمْ شَرَابًا طَهُورًا
21. Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih.

إِنَّ هَذَا كَانَ لَكُمْ جَزَآءً وَكَانَ سَعْيُكُم مَّشْكُورًا
22. Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan).

Tuntunan-tuntunan Allah kepada Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنزِيلاً
23. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.

فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلاَ تُطِعْ مِنْهُمْ آثِمًا أَوْ كَفُورًا
24. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka.

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلاً
25. Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.

وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلاً طَوِيلاً
26. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.

إِنَّ هَؤُلَآءِ يُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَآءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيلاً
27. Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat ( hari akhirat).

نَحْنُ خَلَقْنَاهُمْ وَشَدَدْنَا أَسْرَهُمْ وَإِذَا شِئْنَا بَدَّلْنَا أَمْثَالَهُمْ تَبْدِيلاً
28. Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka.

إِنَّ هَذِهِ تَذْكِرَةٌ فَمَن شَآءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ سَبِيلاً
29. Sesungguhnya (ayat-ayat) ini adalah suatu peringatan, maka barangsiapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya.

وَمَا تَشَاؤُونَ إِلاَّ أَن يَشَآءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا
30. Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

يُدْخِلُ مَن يَشَآءُ فِي رَحْمَتِهِ وَالظَّالِمِينَ أَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
31. Dia memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih.

PENUTUP

Surat Al-Insaan menerangkan bahwa setelah manusia diciptakan, manusia diberi petunjuk untuk mencari kehidupan yang sempurna, ada yang mengikuti dan ada yang tidak mengikutinya, ganjaran bagi mereka yang mengikuti dan ancaman bagi mereka yang tidak mengikutinya.

HUBUNGAN SURAT AL-INSAAN DENGAN SURAT AL-MURSALAAT:

1.      Surat Al-Insaan menerangkan tentang ancaman Allah terhadap orang-orang yang durhaka, sedang pada surat Al-Mursalaat Allah bersumpah bahwa semua ancamannya itu pasti terjadi.

2.      Surat Al-Insaan menerangkan tentang kejadian manusia secara umum, sedang surat Al-Mursalaat menerangkan kejadian itu secara terperinci.


(1) Maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan.

(2) Kafur ialah nama suatu mata air di surga yang airnya putih dan baunya sedap serta enak sekali rasanya.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Mursalaat سورة المرسلات

Posted on 21 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-MURSALAAT
(MALAIKAT-MALAIKAT YANG DIUTUS)

MUQADDIMAH

Surat Al-Mursalaat terdiri atas 50 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Humazah.
Dinamai “Al-Mursalaat” (Malaikat-Malaikat yang diutus), diambil dari perkataan “Al-Mursalaat” yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya:

Penegasan Allah bahwa semua yang diancamkan-Nya pasti terjadi; peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum hari berbangkit; peringatan Allah akan kehancuran umat-umat yang dahulu yang mendustakan nabi-nabi dan asal kejadian manusia dari air yang hina; keadaan orang kafir dan orang mu’min di hari kiamat.

سورة المرسلات
(MALAIKAT-MALAIKAT YANG DIUTUS)
Surat ke 77 : 50 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

KEADAAN MANUSIA DI HARI KEPUTUSAN.
Segala ancaman Allah pasti terjadi.

وَالْمُرْسَلاَتِ عُرْفًا
1. Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan,

فَالْعَاصِفَاتِ عَصْفًا
2. dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya[1],

وَالنَّاشِرَاتِ نَشْرًا
3. dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya[2],

فَالْفَارِقَاتِ فَرْقًا
4. dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dan yang bathil) dengan sejelas-jelasnya,

فَالْمُلْقِيَاتِ ذِكْرًا
5. dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu,

عُذْرًا أَوْ نُذْرًا
6. untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan,

إِنَّمَا تُوعَدُونَ لَوَاقِعٌ
7. sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti terjadi.

فَإِذَا النُّجُومُ طُمِسَتْ
8. Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan,

وَإِذَا السَّمَآءُ فُرِجَتْ
9. dan apabila langit telah dibelah,

وَإِذَا الْجِبَالُ نُسِفَتْ
10. dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu,

وَإِذَا الرُّسُلُ أُقِّتَتْ
11. dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktu (mereka)[3].

لِأَيِّ يَوْمٍ أُجِّلَتْ
12. (Niscaya dikatakan kepada mereka:) “Sampai hari apakah ditangguhkan (mengazab orang-orang kafir itu)?”

لِيَوْمِ الْفَصْلِ
13. Sampai hari keputusan.

وَمَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الْفَصْلِ
14. Dan tahukah kamu apakah hari keputusan itu?

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
15. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

أَلَمْ نُهْلِكِ الْأَوَّلِينَ
16. Bukankah kami telah membinasakan orang-orang yang dahulu?

ثُمَّ نُتْبِعُهُمُ الْآخِرِينَ
17. Lalu Kami iringkan (azab Kami terhadap) mereka dengan (mengazab) orang-orang yang datang kemudian.

كَذَلِكَ نَفْعَلُ بِالْمُجْرِمِينَ
18. Demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berdosa.

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
19. Kecelakaan besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

أَلَمْ نَخْلُقكُّم مِّن مَّآءٍ مَّهِينٍ
20. Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?[4],

فَجَعَلْنَاهُ فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ
21. Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim),

إِلَى قَدَرٍ مَّعْلُومٍ
22. sampai waktu yang ditentukan,

فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ الْقَادِرُونَ
23. lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
24. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ كِفَاتًا
25. Bukankah Kami menjadikan bumi (tempat) berkumpul,

أَحْيَآءً وَأَمْوَاتًا
26. orang-orang hidup dan orang-orang mati?[5],

Azab-azab yang ditimpakan atas orang-orang yang mendustakan kebenaran dan balasan kepada orang-orang yang bertakwa.

وَجَعَلْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ شَامِخَاتٍ وَأَسْقَيْنَاكُم مَّآءً فُرَاتًا
27. dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air yang tawar?

وَيْلٌ يوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
28. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

انطَلِقُوا إِلَى مَا كُنتُم بِهِ تُكَذِّبُونَ
29. (Dikatakan kepada mereka pada hari kiamat): “Pergilah kamu mendapatkan azab yang dahulunya kamu mendustakannya.

انطَلِقُوا إِلَى ظِلٍّ ذِي ثَلاَثِ شُعَبٍ
30. Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang[6],

لاَ ظَلِيلٍ وَلاَ يُغْنِي مِنَ اللَّهَبِ
31. yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka”.

إِنَّهَا تَرْمِي بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ
32. Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana,

كَأَنَّهُ جِمَالَتٌ صُفْرٌ
33. seolah-olah ia iringan unta yang kuning.

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
34. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

هَذَا يَوْمُ لاَ يَنطِقُونَ
35. Ini adalah hari, yang mereka tidak dapat berbicara (pada hari itu),

وَلاَ يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُونَ
36. dan tidak diizinkan kepada mereka minta uzur sehingga mereka (dapat) minta uzur.

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
37. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ جَمَعْنَاكُمْ وَالْأَوَّلِينَ
38. Ini adalah hari keputusan; (pada hari ini) Kami mengumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu.

فَإِن كَانَ لَكُمْ كَيْدٌ فَكِيدُونِ
39. Jika kamu mempunyai tipu daya, maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadap-Ku.

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
40. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي ظِلَالٍ وَعُيُونٍ
41. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air.

وَفَوَاكِهَ مِمَّا يَشْتَهُونَ
42. Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini.

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
43. (Dikatakan kepada mereka): “Makan dan minumlah kamu dengan enak karena apa yang telah kamu kerjakan”.

إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنينَ
44. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
45. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

كُلُوا وَتَمَتَّعُوا قَلِيلاً إِنَّكُم مُّجْرِمُونَ
46. (Dikatakan kepada orang-orang Kafir): “Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek; sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa”.

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
47. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ارْكَعُوا لاَ يَرْكَعُونَ
48. Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ruku’lah”, niscaya mereka tidak mau ruku’[7].

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
49. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَهُ يُؤْمِنُونَ
50. Maka kepada perkataan apakah selain Al Qur’an ini mereka akan beriman?

PENUTUP

Surat Al-Mursalaat menerangkan azab yang akan diderita oleh orang-orang yang menolak kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana azab yang telah diderita umat-umat yang dahulu yang menolak kebenaran yang dibawa rasul-rasul mereka.

HUBUNGAN SURAT AL-MURSALAAT DENGAN SURAT AN-NABA’:

1.      Kedua surat ini sama-sama menerangkan keadaan neraka tempat orang-orang kafir menerima azab, dan keadaan surga tempat orang-orang yang bertakwa merasakan nikmat dari Allah.

2.      Dalam surat Al Mursalaat diterangkan tentang “yaumul fashl” (hari keputusan) secara umum sedang surat An Naba’ menjelaskannya.

 


(1) Maksudnya: terbang untuk melaksanakan perintah Tuhannya.

(2) Di waktu malaikat turun untuk membawa wahyu, sebagian ahli Tafsir berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan “an-naasyiraat” ialah angin yang bertiup dengan membawa hujan.

(3) Maksudnya: waktu untuk berkumpul bersama-sama beserta umat mereka masing-masing.

(4) Yang dimaksud dengan “air yang hina” ialah air mani.

(5) Maksudnya: bumi mengumpulkan orang-orang hidup di permukaannya dan orang-orang mati dalam perutnya.

(6) Yang dimaksud dengan “naungan” di sini bukanlah naungan untuk berteduh, akan tetapi asap api neraka yang mempunyai tiga gejolak, yaitu di kanan, di kiri dan di atas. Ini berarti bahwa azab itu mengepung orang-orang kafir dari segala penjuru.

(7) Sebagian ahli Tafsir mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan ruku’ di sini ialah tunduk kepada perintah Allah; dan sebagian yang lainnya mengatakan, maksudnya ialah shalat.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat An-Naba’ سورة النبأ

Posted on 20 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AN-NABA’
(Berita Besar)

MUQADDIMAH

Surat An-Naba’ terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Ma’aarij.
Dinamai “An-Naba’” (berita besar), diambil dari perkataan An-Naba’ yang terdapat pada ayat 2 surat ini.
Dinamai juga “’Amma yatasaa aluun” diambil dari perkataan ’Amma yatassa aluun yang terdapat pada ayat 1 surat ini.

Pokok-pokok isinya:

Keimanan:

Pengingkaran orang-orang musyrik terhadap adanya hari berbangkit dan ancaman Allah terhadap sikap mereka itu; kekuasaan-kekuasaan Allah yang terlihat dalam alam sebagai bukti adanya hari berbangkit; peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari berbangkit; azab yang diterima orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah serta kebahagiaan yang diterima orang-orang mukmin di hari kiamat; penyesalan orang kafir di hari kiamat.

سورة النبأ
(BERITA BESAR)
Surat ke 78 : 40 ayat

JUZ 30

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

HARI BERBANGKIT.
Kekuasaan Allah menciptakan alam dan ni’mat-ni’mat yang diberikan-Nya adalah bukti bagi kekuasaan-Nya membangkitkan manusia.

عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ
1. Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?

عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ
2. Tentang berita yang besar[1],

الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ
3. yang mereka perselisihkan tentang ini.

كَلاَّ سَيَعْلَمُونَ
4. Sekali-kali tidak;[2] kelak mereka akan mengetahui,

ثُمَّ كَلاَّ سَيَعْلَمُونَ
5. kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui.

أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا
6. Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,

وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
7. dan gunung-gunung sebagai pasak?,

وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا
8. dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا
9. dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا
10. dan Kami jadikan malam sebagai pakaian[3],

وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا
11. dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,

وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا
12. dan Kami bangun di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh,

وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا
13. dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari),

وَأَنزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَآءً ثَجَّاجًا
14. dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah,

لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَنَبَاتًا
15. supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,

وَجَنَّاتٍ أَلْفَافًا
16. dan kebun-kebun yang lebat?

Kehebatan hari berbangkit.

إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا
17. Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan,

يَوْمَ يُنفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا
18. yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok,

وَفُتِحَتِ السَّمَآءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا
19. dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu,

وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا
20. dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia.

Balasan terhadap orang yang durhaka.

إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا
21. Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai[4],

لِلْطَّاغِينَ مَآبًا
22. lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas,

لاَبِثِينَ فِيهَا أَحْقَابًا
23. mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya,

لاَّ يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلاَ شَرَابًا
24. mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman,

إِلاَّ حَمِيمًا وَغَسَّاقًا
25. selain air yang mendidih dan nanah,

جَزَآءً وِفَاقًا
26. sebagai pembalasan yang setimpal.

إِنَّهُمْ كَانُوا لاَ يَرْجُونَ حِسَابًا
27. Sesungguhnya mereka tidak takut kepada hisab,

وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كِذَّابًا
28. dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya,

وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا
29. dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab[5].

فَذُوقُوا فَلَن نَّزِيدَكُمْ إِلاَّ عَذَابًا
30. Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab.

Balasan terhadap orang yang bertakwa.

إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا
31. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan,

حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا
32. (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,

وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا
33. dan gadis-gadis remaja yang sebaya,

وَكَأْسًا دِهَاقًا
34. dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).

لاَّ يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلاَ كِذَّابًا
35. Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta.

جَزَآءً مِّن رَّبِّكَ عَطَآءً حِسَابًا
36. Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak,

رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمَنِ لاَ يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطَابًا
37. Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia.

Perintah agar manusia memilih jalan yang benar kepada Tuhannya.

يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَآئِكَةُ صَفًّا لاَّ يَتَكَلَّمُونَ إِلاَّ مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَقَالَ صَوَابًا
38. Pada hari, ketika ruh[6] dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.

ذَلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ فَمَن شَآءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ مَآبًا
39. Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.

إِنَّا أَنذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنتُ تُرَابًا
40. Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah”.

PENUTUP

Surat An-Naba’ menerangkan pengingkaran orang-orang musyrik terhadap hari berbangkit, ancaman Allah terhadap sikap mereka, azab yang akan mereka terima di hari kiamat serta kebahagiaan orang-orang yang beriman.

HUBUNGAN SURAT AN-NABA’ DENGAN SURAT AN-NAAZI’AAT:

1.      Surat An-Naba’ menerangkan ancaman Allah terhadap sikap orang-orang musyrik yang mengingkari adanya hari berbangkit, serta mengemukakan bukti-bukti adanya hari berbangkit, sedang pada surat An-Naazi’aat Allah bersumpah bahwa hari kiamat yang mendahului hari berbangkit itu pasti terjadi.

2.      Sama-sama menerangkan huru-hara yang terjadi pada hari kiamat dan hari berbangkit.


(1) Yang dimaksud dengan berita yang besar ialah berita tentang hari berbangkit.

(2) Ini adalah sanggahan terhadap pendapat orang-orang kafir Makkah yang mengingkari hari berbangkit dan hari kiamat.

(3) Malam itu disebut sebagai “pakaian” karena malam itu gelap menutupi jagat sebagai pakaian menutupi tubuh manusia.

(4) Maksudnya: di neraka Jahannam ada suatu tempat yang dari tempat itu para penjaga neraka mengintai dan mengawasi isi neraka.

(5) Yang dimaksud dengan “kitab” di sini ialah buku catatan amalan manusia.

(6) Para ahli Tafsir mempunyai pendapat yang berlainan tentang maksud “ruh” dalam ayat ini. Ada yang mengatakan “Jibril”, ada yang mengatakan “tentara Allah” dan ada pula yang mengatakan “ruh manusia”.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat An-Naazi’aat سورة النازعات

Posted on 20 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AN-NAAZI’AAT
(Malaikat-malaikat Yang Mencabut)

MUQADDIMAH

Surat An-Naazi’aat terdiri atas 46 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat An-Naba’.
Dinamai “An-Naazi’aat (Malaikat-malaikat yang mencabut) diambil dari perkataan “An-Naazi’aat yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Dinamai pula As-Saahirah yang diambil dari ayat 14, dan dinamai juga “Ath-Thaammah” diambil dari ayat 34.

Pokok-pokok isinya:

1. Keimanan:

Penegasan Allah tentang adanya hari kiamat dan sikap orang-orang musyrik terhadapnya; manusia dibagi 2 golongan di akhirat; manusia tidak dapat mengetahui kapan terjadinya saat kiamat.

2. Kisah:

Kisah Musa ‘alaihissalam dengan Fir’aun.

سورة النازعات
(MALAIKAT-MALAIKAT YANG MENCABUT)
Surat ke 79 : 46 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

PENEGASAN HARI BERBANGKIT KEPADA ORANG-ORANG MUSYRIK YANG MENGINGKARINYA.

وَالنَّازِعَاتِ غَرْقًا
1. Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras,

وَالنَّاشِطَاتِ نَشْطًا
2. dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut,

وَالسَّابِحَاتِ سَبْحًا
3. dan (malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat,

فَالسَّابِقَاتِ سَبْقًا
4. dan (malaikat-malaikat) yang mendahului dengan kencang,

فَالْمُدَبِّرَاتِ أَمْرًا
5. dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia)[1].

يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ
6. (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam,

تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ
7. tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua.

قُلُوبٌ يَوْمَئِذٍ وَاجِفَةٌ
8. Hati manusia pada waktu itu sangat takut,

أَبْصَارُهَا خَاشِعَةٌ
9. pandangannya tunduk.

يَقُولُونَ أَئِنَّا لَمَرْدُودُونَ فِي الْحَافِرَةِ
10. (Orang-orang kafir) berkata: “Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan yang semula?[2]

أَئِذَا كُنَّا عِظَامًا نَّخِرَةً
11. Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang-belulang yang hancur lumat?”

قَالُوا تِلْكَ إِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ
12. Mereka berkata: “Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan”.

فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ
13. Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tiupan saja,

فَإِذَا هُم بِالسَّاهِرَةِ
14. maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi.

KISAH MUSA ‘ALAIHISSALAM DAN FIR’AUN SEBAGAI PENGHIBUR BAGI MUHAMMAD SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM.

هَلْ أتَاكَ حَدِيثُ مُوسَى
15. Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa.

إِذْ نَادَاهُ رَبُّهُ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى
16. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa;

اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى
17. “Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas,

فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَى أَن تَزَكَّى
18. dan katakanlah (kepada Fir’aun): ’Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)’

وَأَهْدِيَكَ إِلَى رَبِّكَ فَتَخْشَى
19. Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?”

فَأَرَاهُ الْآيَةَ الْكُبْرَى
20. Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mu’jizat yang besar.

فَكَذَّبَ وَعَصَى
21. Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai.

ثُمَّ أَدْبَرَ يَسْعَى
22. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa).

فَحَشَرَ فَنَادَى
23. Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya.

فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَى
24. (Seraya) berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi”.

فَأَخَذَهُ اللَّهُ نَكَالَ الْآخِرَةِ وَالْأُولَى
25. Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِّمَن يَخْشَى
26. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).

MEMBANGKITKAN MANUSIA ADALAH MUDAH BAGI ALLAH SEPERTI MENCIPTAKAN ALAM SEMESTA.

أَأَنتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَآءُ بَنَاهَا
27. Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya,

رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا
28. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,

وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا
29. dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang.

وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا
30. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.

أَخْرَجَ مِنْهَا مَآءَهَا وَمَرْعَاهَا
31. Ia memancarkan daripadanya mata airnya dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.

وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا
32. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,

مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ
33. (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

DI HARI KIAMAT ITU TERINGATLAH MANUSIA AKAN PERBUATANNYA DI DUNIA.

فَإِذَا جَآءَتِ الطَّامَّةُ الْكُبْرَى
34. Maka apabila malapetaka yang sangat besar ( hari kiamat) telah datang.

يَوْمَ يَتَذَكَّرُ الْإِنسَانُ مَا سَعَى
35. Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,

وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِمَن يَرَى
36. dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.

فَأَمَّا مَن طَغَى
37. Adapun orang yang melampaui batas,

وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
38. dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,

فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى
39. maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya).

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى
40. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,

فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
41. maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya).

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا
42. (Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya?[3]

فِيمَ أَنتَ مِن ذِكْرَاهَا
43. Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)?

إِلَى رَبِّكَ مُنتَهَاهَا
44. Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).

إِنَّمَا أَنتَ مُنذِرُ مَن يَخْشَاهَا
45. Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya ( hari berbangkit).

كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلاَّ عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا
46. Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.[4]

PENUTUP

Surat An Naazi’aat mengutarakan sumpah Allah dengan menyebut malaikat yang bermacam-macam tugasnya, bahwa hari kiamat pasti terjadi, dan membangkitkan manusia itu adalah mudah bagi Allah, serta mengancam orang-orang musyrik yang mengingkari kebangkitan dengan siksaan yang telah dialami Fir’aun dan pengikut-pengikutnya, Selanjutnya surat ini menerangkan keadaan orang-orang musyrik pada hari kiamat dan bagaimana kedahsyatan hari kiamat itu.

HUBUNGAN SURAT AN-NAAZI’AAT DENGAN SURAT ’ABASA:
Pada akhir surat An-Naazi’aat diterangkan bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam hanyalah pemberi peringatan kepada orang-orang yang takut kepada hari kiamat, sedang pada permulaan surat ’Abasa dibayangkan bahwa dalam memberikan peringatan itu hendaklah memberikan penghargaan yang sama kepada orang-orang yang diberi peringatan dengan tidak memandang kedudukan seseorang dalam masyarakat.


(1) Dalam ayat 1 s/d 5 Allah bersumpah dengan malaikat-malaikat yang bermacam-macam sifat dan urusannya bahwa manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat. Sebagian ahli Tafsir berpendapat bahwa dalam ayat-ayat ini, kecuali ayat 5, Allah bersumpah dengan bintang-bintang.

(2) Setelah orang-orang kafir mendengar adanya hari kebangkitan sesudah mati, mereka merasa heran dan mengejek sebab menurut keyakinan mereka tidak ada hari kebangkitan itu. Itulah sebabnya mereka bertanya demikian itu.

(3) Kata-kata ini mereka ucapkan adalah sebagai ejekan saja bukan karena mereka percaya akan hari berbangkit.

(4) Karena hebatnya suasana hari berbangkit itu, mereka merasa bahwa hidup di dunia adalah sebentar saja.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat ‘Abasa سورة عبس

Posted on 19 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

’ABASA
(Ia Bermuka Masam)

MUQADDIMAH

Surat ’Abasa terdiri atas 42 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat An-Najm.
Dinamai “Abasa” (ia bermuka masam) diambil dari perkataan ’Abasa yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Menurut riwayat, pada suatu ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menerima dan berbicara dengan pemuka-pemuka Quraisy yang beliau harapkan agar mereka masuk Islam. Dalam pada itu datanglah Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat yang buta yang mengharap agar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam membacakan kepadanya ayat-ayat Al Qur’an yang telah diturunkan Allah. Tetapi Rasulullan shalallahu ‘alaihi wasallam bermuka masam dan memalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum yang buta itu, lalu Allah menurunkan surat ini sebagai teguran atas sikap Rasulullah terhadap Ibnu Ummi Maktum itu.

Pokok-pokok isinya:

1. Keimanan:

Dalil-dalil keesaan Allah; keadaan manusia pada hari kiamat.

2. Dan lain-lain:

Dalam berdakwah hendaknya memberikan penghargaan yang sama kepada orang-orang yang diberi dakwah; cercaan Allah kepada manusia yang tidak mensyukuri ni’mat-Nya.

سورة عبس
(IA BERMUKA MASAM)
Surat ke 80 : 42 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

TEGURAN KEPADA RASULULLAH SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM.

عَبَسَ وَتَوَلَّى
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,

أَن جَآءَهُ الْأَعْمَى
2. karena telah datang seorang buta kepadanya[1].

وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى
3. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa).

أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ الذِّكْرَى
4. atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfa’at kepadanya?

أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَى
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup[2],

فَأَنتَ لَهُ تَصَدَّى
6. maka kamu melayaninya.

وَمَا عَلَيْكَ أَلاَّ يَزَّكَّى
7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman).

وَأَمَّا مَن جَآءَكَ يَسْعَى
8. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),

وَهُوَ يَخْشَى
9. sedang ia takut kepada (Allah),

فَأَنتَ عَنْهُ تَلَهَّى
10. maka kamu mengabaikannya.

كَلاَّ إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ
11. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan,

فَمَن شَآءَ ذَكَرَهُ
12. maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,

فِي صُحُفٍ مُّكَرَّمَةٍ
13. di dalam kitab-kitab yang dimuliakan[3],

مَّرْفُوعَةٍ مُّطَهَّرَةٍ
14. yang ditinggikan lagi disucikan,

بِأَيْدِي سَفَرَةٍ
15. di tangan para penulis (malaikat),

كِرَامٍ بَرَرَةٍ
16. yang mulia lagi berbakti.

PERINGATAN TUHAN KEPADA MANUSIA YANG TIDAK TAHU HAKIKAT DIRINYA.

قُتِلَ الْإِنسَانُ مَا أَكْفَرَهُ
17. Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya?

مِنْ أَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهُ
18. Dari apakah Allah menciptakannya?

مِن نُّطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ
19. Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya[4].

ثُمَّ السَّبِيلَ يَسَّرَهُ
20. Kemudian Dia memudahkan jalannya[5],

ثُمَّ أَمَاتَهُ فَأَقْبَرَهُ
21. kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur,

ثُمَّ إِذَا شَآءَ أَنشَرَهُ
22. kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.

كَلاَّ لَمَّا يَقْضِ مَا أَمَرَهُ
23. Sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya,

فَلْيَنظُرِ الْإِنسَانُ إِلَى طَعَامِهِ
24. maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.

أَنَّا صَبَبْنَا الْمَآءَ صَبًّا
25. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit),

ثُمَّ شَقَقْنَا الْأَرْضَ شَقًّا
26. kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,

فَأَنبَتْنَا فِيهَا حَبًّا
27. lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,

وَعِنَبًا وَقَضْبًا
28. anggur dan sayur-sayuran,

وَزَيْتُونًا وَنَخْلاً
29. Zaitun dan pohon kurma,

وَحَدَآئِقَ غُلْبًا
30. kebun-kebun (yang) lebat,

وَفَاكِهَةً وَأَبًّا
31. dan buah-buahan serta rumput-rumputan,

مَّتَاعًا لَّكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ
32. untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

فَإِذَا جَآءَتِ الصَّآخَّةُ
33. Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),

يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ
34. pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,

وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ
35. dari ibu dan bapaknya,

وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ
36. dari isteri dan anak-anaknya.

لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
37. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُّسْفِرَةٌ
38. Banyak muka pada hari itu berseri-seri,

ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ
39. tertawa dan gembira ria,

وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ
40. dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu,

تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ
41. dan ditutup lagi oleh kegelapan[6].

أُوْلَئِكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ
42. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.

PENUTUP

Surat ’Abasa mengandung teguran Allah kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang lebih mengutamakan pembesar-pembesar Quraisy yang diharapkan agar mereka masuk Islam daripada Ibnu Ummi Maktum yang buta, tapi telah diyakini keimanannya; Al-Qur’an adalah sebagai peringatan; dan salah satu sifat manusia ialah tidak mensyukuri nikmat Allah.

HUBUNGAN SURAT ’ABASA DENGAN SURAT AT-TAKWIIR:

1.      Sama-sama menerangkan tentang huru-hara pada hari kiamat.

2.      Sama-sama menerangkan bahwa manusia pada hari kiamat terbagi dua.

3.      Pada surat ’Abasa Allah subhanahu wa ta’ala menegur Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sedang dalam surat At-Takwiir Allah menegaskan bahwa Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang Rasul yang mulia.


(1) Orang buta itu bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam meminta ajaran-ajaran tentang Islam; lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bermuka masam dan berpaling daripadanya, karena beliau sedang menghadapi pembesar Quraisy dengan pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut mau masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagai teguran kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

(2) Yaitu pembesar-pembesar Quraisy yang sedang dihadapi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang diharapkannya dapat masuk Islam.

(3) Maksudnya: kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi yang berasal dari Lauh Mahfuzh.

(4) Yang dimaksud dengan “menentukannya” ialah menentukan fase-fase kejadiannya, umurnya, rezkinya dan nasibnya.

(5) “Memudahkan jalan”, maksudnya: memudahkan kelahirannya atau memberi persediaan kepadanya untuk menjalani jalan yang benar atau jalan yang sesat.

(6) Maksudnya mereka ditimpa kehinaan dan kesusahan.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat At-Takwiir سورة التكوير

Posted on 19 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AT-TAKWIIR
(Menggulung)

MUQADDIMAH

Surat At-Takwiir terdiri atas 29 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Masad. Kata “At-Takwiir” yang menjadi nama bagi surat ini adalah kata asal (mashdar) dari kata kerja “kuwwirat” (digulung) yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya:

Kegoncangan-kegoncangan yang terjadi pada hari kiamat; pada hari kiamat setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya waktu di dunia; Al Qur’an adalah firman Allah yang disampaikan oleh Jibril ‘alaihissalam; penegasan atas kenabian Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam; Al-Qur’an sumber petunjuk bagi umat manusia yang menginginkan hidup lurus; suksesnya manusia dalam mencapai kehidupan yang lurus itu tergantung kepada taufik dari Allah.

سورة التكوير
(MENGGULUNG)
Surat ke 81 : 29 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

DI KALA TERJADI PERISTIWA-PERISTIWA BESAR PADA HARI KIAMAT, TAHULAH TIAP-TIAP JIWA APA YANG TELAH DIKERJAKANNYA WAKTU DI DUNIA.

إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ
1. Apabila matahari digulung,

وَإِذَا النُّجُومُ انكَدَرَتْ
2. dan apabila bintang-bintang berjatuhan,

وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ
3. dan apabila gunung-gunung dihancurkan,

وَإِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْ
4. dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan),

وَإِذَا الْوُحُوشُ حُشِرَتْ
5. dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,

وَإِذَا الْبِحَارُ سُجِّرَتْ
6. dan apabila lautan dipanaskan,

وَإِذَا النُّفُوسُ زُوِّجَتْ
7. dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh),

وَإِذَا الْمَوْؤُودَةُ سُئِلَتْ
8. apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,

بِأَيِّ ذَنبٍ قُتِلَتْ
9. karena dosa apakah dia dibunuh,

وَإِذَا الصُّحُفُ نُشِرَتْ
10. dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka,

وَإِذَا السَّمَآءُ كُشِطَتْ
11. dan apabila langit dilenyapkan,

وَإِذَا الْجَحِيمُ سُعِّرَتْ
12. dan apabila neraka Jahim dinyalakan,

وَإِذَا الْجَنَّةُ أُزْلِفَتْ
13. dan apabila surga didekatkan,

عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّا أَحْضَرَتْ
14. maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.

MUHAMMAD BUKANLAH SEORANG GILA, MELAINKAN RASUL KEPADANYA DITURUNKAN AL QUR’AN.

فَلاَ أُقْسِمُ بِالْخُنَّسِ
15. Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang,

الْجَوَارِ الْكُنَّسِ
16. yang beredar dan terbenam,

وَاللَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ
17. demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya,

وَالصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ
18. dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing,

إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ
19. sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),

ذِي قُوَّةٍ عِندَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ
20. yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ’Arsy,

مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ
21. yang dita’ati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.

وَمَا صَاحِبُكُم بِمَجْنُونٍ
22. Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila.

وَلَقَدْ رَآهُ بِالْأُفُقِ الْمُبِينِ
23. Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang.

وَمَا هُوَ عَلَى الْغَيْبِ بِضَنِينٍ
24. Dan Dia (Muhammad) bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib.

وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَيْطَانٍ رَجِيمٍ
25. Dan Al Qur’an itu bukanlah perkataan syaitan yang terkutuk,

فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ
26. maka ke manakah kamu akan pergi? [1]

إِنْ هُوَ إِلاَّ ذِكْرٌ لِّلْعَالَمِينَ
27. Al Qur’an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam,

لِمَن شَاءَ مِنكُمْ أَن يَسْتَقِيمَ
28. (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.

وَمَا تَشَاؤُونَ إِلاَّ أَن يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
29. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.

PENUTUP

Surat At-Takwiir mengemukakan tentang kejadian-kejadian pada hari kiamat serta kebenaran Al-Qur’an sebagai wahyu Allah dan kerasulan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.

HUBUNGAN SURAT AT-TAKWIIR DENGAN SURAT AL-INFITHAAR:

1.      Permulaan dari kedua surat ini sama-sama mengemukakan kejadian-kejadian yang dahsyat pada hari kiamat.

2.      Pada surat At-Takwiir dinyatakan bahwa tiap jiwa akan mengetahui apa-apa yang telah dikerjakannya, kemudian pada surat Al-Infithaar diulang lagi dan ditegaskan bahwa manusia-manusia itu tak dapat saling tolong-menolong di akhirat.


(1) Maksudnya: sesudah diterangkan bahwa Al Qur’an itu benar-benar datang dari Allah dan di dalamnya berisi pelajaran dan petunjuk yang memimpin manusia ke jalan yang lurus, ditanyakanlah kepada orang-orang kafir itu: “Jalan manakah yang akan kamu tempuh lagi?”

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Infithaar سورة الإنفطار

Posted on 19 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-INFITHAAR
(Terbelah)

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah dan diturunkan sesudah surat An-Naazi’aat. Al-Infithaar yang dijadikan nama untuk surat ini adalah kata asal dari kata “Infatharat” (terbelah) yang terdapat pada ayat pertama.

Pokok-pokok isinya:

Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari kiamat; peringatan kepada manusia agar tidak terpedaya sehingga durhaka kepada Allah; adanya malaikat yang selalu menjaga dan mencatat segala amal perbuatan manusia; pada hari kiamat manusia tak dapat menolong orang lain; hanya kekuasaan Allahlah yang berlaku pada waktu itu.

سورة الإنفطار
(TERBELAH)
Surat ke 82 : 19 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

CELAAN TERHADAP MANUSIA YANG DURHAKA KEPADA ALLAH.

إِذَا السَّمَآءُ انفَطَرَتْ
1. Apabila langit terbelah,

وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انتَثَرَتْ
2. dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,

وَإِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ
3. dan apabila lautan dijadikan meluap,

وَإِذَا الْقُبُورُ بُعْثِرَتْ
4. dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,

عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ
5. maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya.

يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ
6. Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.

الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ
7. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,

فِي أَيِّ صُورَةٍ مَّا شَآءَ رَكَّبَكَ
8. dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuh-mu.

كَلاَّ بَلْ تُكَذِّبُونَ بِالدِّينِ
9. Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.

SEMUA PERBUATAN MANUSIA DICATAT OLEH MALAIKAT DAN AKAN MENDAPAT BALASAN YANG SEIMBANG.

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ
10. Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),

كِرَامًا كَاتِبِينَ
11. yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu),

يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ
12. mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.

إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ
13. Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan,

وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ
14. dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.

يَصْلَوْنَهَا يَوْمَ الدِّينِ
15. Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan.

وَمَا هُمْ عَنْهَا بِغَائِبِينَ
16. Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu.

وَمَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّينِ
17. Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?

ثُمَّ مَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّينِ
18. Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?

يَوْمَ لاَ تَمْلِكُ نَفْسٌ لِّنَفْسٍ شَيْئًا وَالْأَمْرُ يَوْمَئِذٍ لِلَّهِ
19. (Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.

PENUTUP

Surat Al-Infithaar ini menggambarkan kejadian-kejadian pada hari kiamat, dan menerangkan keingkaran manusia kepada karunia Allah dan bahwa segala amal perbuatan mereka itu akan mendapat pembalasan.

HUBUNGAN SURAT INI DENGAN SURAT AL-MUTHAFFIFIIN:

1.      Dalam surat Al-Infithaar ini Allah menjelaskan adanya malaikat yang menjaga dan mencatat amal perbuatan manusia, lalu pada surat Al-Muthaffifiin dijelaskan isi tentang buku catatan itu.

2.      Dalam surat Al-Infithaar ini secara singkat diterangkan dua golongan manusia pada hari kiamat yaitu orang-orang yang berbuat kebajikan dan orang-orang yang durhaka. Maka dalam surat Al-Muthaffifiin diuraikan lebih luas keadaan dari sifat kedua golongan manusia itu.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Muthaffifiin سورة المطففين

Posted on 19 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-MUTHAFFIFIIN
(Orang-orang Yang Curang)

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 36 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-’Ankabuut dan merupakan surat yang terakhir diturunkan di Makkah sebelum hijrah.
“Al-Muthaffifiin” yang dijadikan nama bagi surat ini diambil dari kata “Al-Muthaffifiin” yang terdapat pada ayat pertama.

Pokok-pokok isinya:

Ancaman Allah subhanahu wa ta’ala terhadap orang-orang yang mengurangi hak orang lain dalam timbangan, ukuran dan takaran; catatan kejahatan manusia dicantumkan dalam sijjiin sedang catatan kebajikan manusia dicantumkan dan ’illiyyjin; balasan dan macam-macam keni’matan bagi orang yang berbuat kebajikan; sikap dan pandangan orang-orang kafir di dunia terhadap orang- orang yang beriman; sikap orang-orang yang beriman di akhirat terhadap orang-orang kafir.

سورة المطففين
(ORANG-ORANG YANG CURANG)
Surat ke 83 : 36 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

ANCAMAN TERHADAP ORANG YANG CURANG DALAM MENAKAR DAN MENIMBANG.

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ
1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang[1],

الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُواْ عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ
2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,

وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ
3. dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.

أَلاَ يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُم مَّبْعُوثُونَ
4. Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,

لِيَوْمٍ عَظِيمٍ
5. pada suatu hari yang besar,

يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
6. (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?

KEADAAN ORANG-ORANG YANG DURHAKA PADA HARI KIAMAT.

كَلاَّ إِنَّ كِتَابَ الفُجَّارِ لَفِي سِجِّينٍ
7. Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin[2].

وَمَا أَدْرَاكَ مَا سِجِّينٌ
8. Tahukah kamu apakah sijjin itu?

كِتَابٌ مَّرْقُومٌ
9. (Ialah) kitab yang bertulis.

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
10. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan,

الَّذِينَ يُكَذِّبُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ
11. (yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan.

وَمَا يُكَذِّبُ بِهِ إِلاَّ كُلُّ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ
12. Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui batas lagi berdosa,

إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ
13. yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: “Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu”.

كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ
14. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.

كَلاَّ إِنَّهُمْ عَن رَّبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّمَحْجُوبُونَ
15. Sekali-kali tidak[3], sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka.

ثُمَّ إِنَّهُمْ لَصَالُو الْجَحِيمِ
16. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka.

ثُمَّ يُقَالُ هَذَا الَّذِي كُنتُم بِهِ تُكَذِّبُونَ
17. Kemudian, dikatakan (kepada mereka): “Inilah azab yang dahulu selalu kamu dustakan”.

KEADAAN ORANG-ORANG YANG BERBAKTI KEPADA ALLAH PADA HARI KIAMAT.

كَلاَّ إِنَّ كِتَابَ الْأَبْرَارِ لَفِي عِلِّيِّينَ
18. Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang berbakti itu (tersimpan) dalam `Illiyyin[4].

وَمَا أَدْرَاكَ مَا عِلِّيُّونَ
19. Tahukah kamu apakah `Illiyyin itu?

كِتَابٌ مَّرْقُومٌ
20. (Yaitu) kitab yang bertulis,

يَشْهَدُهُ الْمُقَرَّبُونَ
21. yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah).

إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ
22. Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam keni’matan yang besar (surga),

عَلَى الْأَرَائِكِ يَنظُرُونَ
23. mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.

تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ
24. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan.

يُسْقَوْنَ مِن رَّحِيقٍ مَّخْتُومٍ
25. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya),

خِتَامُهُ مِسْكٌ وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ
26. lak-nya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.

وَمِزَاجُهُ مِن تَسْنِيمٍ
27. Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim,

عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ
28. (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.

EJEKAN-EJEKAN TERHADAP ORANG-ORANG MUKMIN DI DUNIA DAN BALASANNYA DI AKHIRAT.

إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُواْ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ
29. Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman.

وَإِذَا مَرُّواْ بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ
30. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.

وَإِذَا انقَلَبُواْ إِلَى أَهْلِهِمُ انقَلَبُواْ فَكِهِينَ
31. Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira.

وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَؤُلَآءِ لَضَالُّونَ
32. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat”,

وَمَا أُرْسِلُوا عَلَيْهِمْ حَافِظِينَ
33. padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin.

فَالْيَوْمَ الَّذِينَ آمَنُواْ مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ
34. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir,

عَلَى الْأَرَائِكِ يَنظُرُونَ
35. mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.

هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
36. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.

PENUTUP

Surat Al-Muthaffifiin mengandung ancaman-ancaman terhadap orang-orang kafir dan orang-orang yang melakukan kecurangan, di samping itu memberikan janji yang baik kepada mereka yang beriman dan melakukan kebajikan.

HUBUNGAN SURAT AL-MUTHAFFIFIIN DENGAN SURAT AL-INSYIQAAQ:

1.      Dalam surat Al-Muthaffifiin, Allah subhanahu wa ta’ala menerangkan bahwa segala amal perbuatan manusia, yang baik maupun yang buruk tercatat dalam suatu buku yang terpelihara. Dalam surat Al-Insyiqaaq Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan bahwa buku-buku catatan ini akan diberikan kepada manusia pada hari kiamat dan cara bagaimana pemberiannya.

2.      Dalam kedua surat ini, Allah juga menggambarkan ancaman bagi orang yang kafir dan ganjaran yang tidak terhingga bagi orang-orang yang beriman.


(1) Yang dimaksud dengan “orang-orang yang curang” di sini ialah orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang.

(2) Sijjin: nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang durhaka.

(3) Maksudnya: sekali-kali tidak seperti apa yang mereka katakan bahwa mereka dekat pada sisi Tuhan.

(4) `Illiyyin: nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang berbakti.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Insyiqaaq سورة الانشقاق

Posted on 19 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-INSYIQAAQ
(Terbelah)

MUQADDIMAH

Surat Al-Insyiqaaq, terdiri atas 25 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah diturunkan sesudah surat Al-Infithaar.
Dinamai “Al-Insyiqaaq” (terbelah), diambil dari perkataan “insyaqqat” yang terdapat pada permulaan surat ini, yang pokok katanya ialah “insyiqaaq”.

Pokok-pokok isinya:

Peristiwa-peristiwa pada permulaan terjadinya hari kiamat; peringatan bahwa manusia bersusah payah menemui Tuhannya; dalam menemui Tuhannya kelak ada yang mendapat kebahagiaan dan ada pula yang mendapat kesengsaraan; tingkat-tingkat kejadian dan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat.

سورة الانشقاق
(TERBELAH)
Surat ke 84 : 25 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

ORANG-ORANG MUKMIN MENERIMA CATATAN AMALNYA DI SEBELAH KANAN DAN AKAN MENERIMA PEMERIKSAAN YANG MUDAH.

إِذَا السَّمَآءُ انشَقَّتْ
1. Apabila langit terbelah,

وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ
2. dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh,

وَإِذَا الْأَرْضُ مُدَّتْ
3. dan apabila bumi diratakan,

وَأَلْقَتْ مَا فِيهَا وَتَخَلَّتْ
4. dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong,

وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ
5. dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya).

يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ
6. Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya[1].

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ
7. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya,

فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا
8. maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,

وَيَنقَلِبُ إِلَى أَهْلِهِ مَسْرُورًا
9. dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.

ORANG-ORANG DURHAKA MENERIMA CATATAN AMALNYA DARI BELAKANG DAN AKAN DIMASUKKAN KE DALAM NERAKA.

وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَآءَ ظَهْرِهِ
10. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang,

فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا
11. maka dia akan berteriak: “Celakalah aku”.

وَيَصْلَى سَعِيرًا
12. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).

إِنَّهُ كَانَ فِي أَهْلِهِ مَسْرُورًا
13. Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir).

إِنَّهُ ظَنَّ أَن لَّن يَحُورَ
14. Sesungguhnya dia yakin bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya).

بَلَى إِنَّ رَبَّهُ كَانَ بِهِ بَصِيرًا
15. (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya.

MANUSIA MENGALAMI PROSES KEHIDUPAN TINGKAT DEMI TINGKAT.

فَلاَ أُقْسِمُ بِالشَّفَقِ
16. Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja,

وَاللَّيْلِ وَمَا وَسَقَ
17. dan dengan malam dan apa yang diselubunginya,

وَالْقَمَرِ إِذَا اتَّسَقَ
18. dan dengan bulan apabila jadi purnama,

لَتَرْكَبُنَّ طَبَقًا عَن طَبَقٍ
19. sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)[2].

فَمَا لَهُمْ لاَ يُؤْمِنُونَ
20. Mengapa mereka tidak mau beriman?,

وَإِذَا قُرِئَ عَلَيْهِمُ الْقُرْآنُ لاَ يَسْجُدُونَ
21. Dan apabila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud,

بَلِ الَّذِينَ كَفَرُواْ يُكَذِّبُونَ
22. bahkan orang-orang kafir itu mendustakan(nya).

وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يُوعُونَ
23. Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka).

فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
24. Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih,

إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
25. Tetapi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya.

PENUTUP

Surat Al-Insyiqaaq mengutarakan kejadian-kejadian permulaan terjadinya hari kiamat, bagaimana balasan amalan yang baik dan perbuatan yang buruk; dan kepastian terjadinya hari kiamat yang ditentang oleh orang-orang kafir.

HUBUNGAN SURAT AL-INSYIQAAQ DENGAN SURAT AL-BURUUJ:

1.      Kedua surat ini sama-sama menerangkan janji-janji Allah kepada orang-orang mu’min serta ancaman-ancaman-Nya kepada orang-orang yang mengingkari seruan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

2.      Pada surat Al-Insyiqaaq diterangkan sikap orang-orang musyrik terhadap seruan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sedang surat Al-Buruuj menerangkan sikap orang-orang musyrik dan tindakan-tindakan mereka yang biasa mereka lakukan sejak dahulu terhadap orang-orang yang menerima seruan para rasul.


(1) Maksudnya: manusia di dunia ini baik disadarinya atau tidak adalah dalam perjalanan kepada Tuhannya. Dan tidak dapat tidak dia akan menemui Tuhannya untuk menerima pembalasan-Nya dari perbuatannya yang buruk maupun yang baik.

(2) Yang dimaksud dengan tingkat demi tingkat ialah dari setetes air mani sampai dilahirkan, kemudian melalui masa kanak-kanak, remaja dan sampai dewasa. Dari hidup menjadi mati kemudian dibangkitkan kembali.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Buruuj سورة البروج

Posted on 19 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-BURUUJ
(Gugusan Bintang)

 

MUQADDIMAH

Surat Al-Buruuj terdiri atas 22 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah diturunkan sesudah surat Asy-Syams.
Dinamai “Al Buruuj” (gugusan bintang) diambil dari perkataan “Al-Buruuj” yang terdapat pada ayat 1 surat ini.

Pokok-pokok isinya:

Sikap dan tindakan-tindakan orang-orang kafir terhadap orang-orang yang mengikuti seruan para rasul; bukti-bukti kekuasaan dan keesaan Allah; isyarat dari Allah bahwa orang-orang kafir Mekah akan ditimpa azab sebagaimana kaum Fir’aun dan Tsamud telah ditimpa azab; jaminan Allah terhadap kemurnian Al-Qur’an.

سورة البروج
(GUGUSAN BINTANG)
Surat ke 85 : 22 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

ORANG-ORANG YANG MENENTANG MUHAMMAD SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM AKAN MENGALAMI KEHANCURAN SEBAGAIMANA YANG DIALAMI UMAT-UMAT DAHULU YANG MENENTANG RASUL-RASUL MEREKA.

وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ
1. Demi langit yang mempunyai gugusan bintang,

وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ
2. dan hari yang dijanjikan,

وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ
3. dan yang menyaksikan dan yang disaksikan.

قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ
4. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit[1].

النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ
5. yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar,

إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ
6. ketika mereka duduk di sekitarnya,

وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ
7. sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman.

وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلاَّ أَن يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
8. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mu’min itu melainkan karena orang-orang mu’min itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji,

الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
9. Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.

إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ
10. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan[2] kepada orang-orang yang mu’min laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ
11. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.

إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ
12. Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras.

إِنَّهُ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيدُ
13. Sesungguhnya Dia-lah Yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali).

وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ
14. Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih,

ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيدُ
15. yang mempunyai ’Arsy lagi Maha Mulia,

فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ
16. Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.

هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْجُنُودِ
17. Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang,

فِرْعَوْنَ وَثَمُودَ
18. (yaitu kaum) Fir’aun dan (kaum) Tsamud?

بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي تَكْذِيبٍ
19. Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan,

وَاللَّهُ مِن وَرَائِهِم مُّحِيطٌ
20. padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka[3].

بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَّجِيدٌ
21. Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur’an yang mulia,

فِي لَوْحٍ مَّحْفُوظٍ
22. yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.

 

PENUTUP

Surat Al-Buruuj mengutarakan sikap dan tindakan yang biasa dilakukan oleh orang-orang kafir sejak dahulu kepada orang-orang yang mengikuti semua rasul dengan mengemukakan beberapa contoh yang telah dilakukan oleh orang-orang yang dahulu. Kemudian Allah mengisyaratkan kemenangan orang-orang yang beriman dan akan mengazab orang-orang kafir sebagai bujukan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan pengikut-pengikutnya dalam menghadapi tindakan-tindakan orang-orang musyrik pada periode Makkah.

HUBUNGAN SURAT AL-BURUUJ DENGAN SURAT ATH-THAARIQ:

1.      Kedua surat ini sama-sama dimulai dengan bersumpahnya Allah dengan menyebut langit.

2.      Pada surat Al Buruuj disebutkan bahwa Al-Qur’an itu dijaga dan dipelihara Allah dari segala yang dapat merusaknya, sedang surat Ath-Thaariq menerangkan bahwa Al-Qur’an adalah Pemisah antara yang hak dan yang batil.

 


(1) Yaitu pembesar-pembesar Najran di Yaman.

(2) Yang dimaksud dengan “mendatangkan cobaan” ialah, seperti menyiksa, mendatangkan bencana, membunuh dan sebagainya.

(3) Maksudnya: mereka tidak dapat lolos dari kekuasaan Allah.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Ath-Thaariq سورة الطارق

Posted on 19 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

ATH-THAARIQ
(Yang Datang Di Malam Hari)

 

MUQADDIMAH

Surat Ath-Thaariq terdiri atas 17 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Balad.
Dinamai “Ath-Thaariq” (yang datang di malam hari) diambil dari perkataan “Ath-Thaariq” yang terdapat pada ayat 1 Surat ini.

Pokok-pokok isinya:

Tiap-tiap jiwa selalu dipelihara dan diawasi Allah; merenungkan asal kejadian diri sendiri yaitu dari air mani akan menghilangkan sifat sombong dan takabur; Allah kuasa menghidupkan manusia kembali pada hari kiamat, pada waktu itu tidak ada kekuatan yang dapat menolong selain Allah; Al Qur’an adalah pemisah antara yang hak dan yang batil.

سورة الطارق
(YANG DATANG DI MALAM HARI)
Surat ke 86 : 17 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

TIAP-TIAP MANUSIA ITU ADA YANG MENJAGANYA.

وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ
1. Demi langit dan yang datang pada malam hari,

وَمَا أَدْرَاكَ مَا الطَّارِقُ
2. tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?,

النَّجْمُ الثَّاقِبُ
3. (yaitu) bintang yang cahayanya menembus,

إِن كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌ
4. tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya.

ALLAH YANG KUASA MENCIPTAKAN MANUSIA, KUASA PULA MEMBANGKITKANNYA.

فَلْيَنظُرِ الْإِنسَانُ مِمَّ خُلِقَ
5. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?

خُلِقَ مِن مَّاءٍ دَافِقٍ
6. Dia diciptakan dari air yang terpancar,

يَخْرُجُ مِن بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ
7. yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada.

إِنَّهُ عَلَى رَجْعِهِ لَقَادِرٌ
8. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati).

يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ
9. Pada hari dinampakkan segala rahasia,

فَمَا لَهُ مِن قُوَّةٍ وَلاَ نَاصِرٍ
10. maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong.

AL QUR’AN PEMISAH ANTARA YANG HAK DAN YANG BATHIL.

وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الرَّجْعِ
11. Demi langit yang mengandung hujan[1],

وَالْأَرْضِ ذَاتِ الصَّدْعِ
12. dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan,

إِنَّهُ لَقَوْلٌ فَصْلٌ
13. sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang hak dan yang bathil,

وَمَا هُوَ بِالْهَزْلِ
14. dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau.

إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْدًا
15. Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya.

وَأَكِيدُ كَيْدًا
16. Dan Akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.

فَمَهِّلِ الْكَافِرِينَ أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا
17. Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar.

 

PENUTUP

Surat Ath-Thaariq menerangkan bahwa tiap-tiap diri tidak luput dari pengawasan Allah. Sebagaimana Allah menciptakan manusia maka Allah dapat pula menghidupkan kembali bila ia telah mati; keterangan tentang Al Qur’an; bujukan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam terhadap tipu daya orang-orang kafir.

HUBUNGAN SURAT ATH-THAARIQ DENGAN SURAT AL-A’LAA:
Pada surat Ath-Thaariq diterangkan tentang penciptaan manusia dan diisyaratkan pula penciptaan tumbuh-tumbuhan, sedang pada surat Al A’laa diterangkan bahwa Allah menciptakan Islam dengan sempurna dan dengan ukuran-ukuran tertentu.

 


(1) Ibnu ‘Abbas berkata: “Ar-Raj’i” adalah hujan (Lihat tafsir Ibnu Katsir, Thabari, Qurthubi dan As-‘Sa’diy), ed).

Read Full Post | Make a Comment ( 1 so far )

Surat Al-A’laa سورة الأعلى

Posted on 19 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-A’LAA
(Yang Paling Tinggi)

 

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, dan diturunkan sesudah surat At-Takwiir, Nama Al-A’laa diambil dari kata “Al-A’laa” yang terdapat pada ayat pertama, berarti “Yang Paling Tinggi.” Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Al-Jumu’ah, dan diriwayatkan pula oleh Ashhaabus Sunan, dari Nu’man Ibnu Basyir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullan shalallahu ‘alaihi wasallam pada shalat dua hari raya (Fitri dan Adha) dan shalat Jumat membaca surat Al-A’laa pada rakaat pertama dan surat Al-Ghaasyiyah pada rakaat kedua.

Pokok-pokok isinya:

Perintah Allah untuk bertasbih dengan menyebut nama-Nya. Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sekali-kali tidak lupa pada ayat-ayat yang dibacakan kepadanya. Jalan-jalan yang menjadikan orang sukses hidup dunia dan akhirat. Allah menciptakan, menyempurnakan ciptaan-Nya menentukan kadar-kadar, memberi petunjuk dan melengkapi keperluan-keperluannya sehingga tercapai tujuannya.

سورة الأعلى
(YANG PALING TINGGI)
Surat ke 87 : 19 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

BERTASBIH DAN MENSUCIKAN DIRI ADALAH PANGKAL KEBERUNTUNGAN.

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى
1. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi,

الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى
2. yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya),

وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى
3. dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,

وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَى
4. dan yang menumbuhkan rumput-rumputan,

فَجَعَلَهُ غُثَآءً أَحْوَى
5. lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman.

سَنُقْرِؤُكَ فَلاَ تَنسَى
6. Kami akan membacakan (Al Qur’an) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa,

إِلاَّ مَا شَآءَ اللَّهُ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَى
7. kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.

وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَى
8. Dan Kami akan memberi kamu taufiq kepada jalan yang mudah[1],

فَذَكِّرْ إِن نَّفَعَتِ الذِّكْرَى
9. oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfa’at,

سَيَذَّكَّرُ مَن يَخْشَى
10. orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,

وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى
11. orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya.

الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى
12. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka).

ثُمَّ لاَ يَمُوتُ فِيهَا وَلاَ يَحْيَى
13. Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.

قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّى
14. Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),

وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى
15. dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat.

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
16. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.

وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
17. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.

إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى
18. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,

صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى
19. (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.

 

PENUTUP

Surat Al-A’laa mengemukakan sifat-sifat Allah subhanahu wa ta’ala dan salah satu sifat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam  dan orang-orang yang akan mendapat kebahagiaan di akhirat.

HUBUNGAN SURAT AL-A’LAA DENGAN SURAT AL-GHAASYIYAH:
Pada surat Al A’laa diterangkan secara umum tentang orang yang beriman, orang yang kafir, surga dan neraka. Kemudian dalam surat Al Ghaasyiyah dikemukakan kembali dengan cara yang lebih luas.

 


(1) Maksudnya: jalan yang membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Ghaasyiyah سورة الغاشية

Posted on 19 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-GHAASYIYAH
(Hari Pembalasan)

 

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 26 ayat, termasuk surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Adz-Dzaariaat. Nama “Al-Ghaasyiyah” diambil dari kata “Al-Ghaasyiyah” yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya peristiwa yang dahsyat, tapi yang dimaksud adalah hari kiamat. Surat ini adalah surat yang kerap kali dibaca Nabi pada rakaat kedua pada shalat hari raya dan shalat Jum’at.

Pokok-pokok isinya:

Keterangan tentang orang-orang kafir pada hari kiamat dan azab yang dijatuhkan atas mereka; keterangan tentang orang-orang yang beriman serta keadaan surga yang diberikan kepada mereka sebagai balasan; perintah untuk memperhatikan keajaiban ciptaan-ciptaan Allah; perintah kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam untuk memperingatkan kaumnya kepada ayat-ayat Allah karena beliau adalah seorang pemberi peringatan, dan bukanlah seorang yang berkuasa atas keimanan mereka.

سورة الغاشية
(HARI PEMBALASAN)
Surat ke 88 : 26 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

KEADAAN PENGHUNI-PENGHUNI NERAKA DAN PENGHUNI-PENGHUNI SURGA.

هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ
1. Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ
2. Banyak muka pada hari itu tunduk terhina,

عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ
3. bekerja keras lagi kepayahan,

تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً
4. memasuki api yang sangat panas (neraka),

تُسْقَى مِنْ عَيْنٍ آنِيَةٍ
5. diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas.

لَّيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلاَّ مِن ضَرِيعٍ
6. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri,

لاَ يُسْمِنُ وَلاَ يُغْنِي مِن جُوعٍ
7. yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاعِمَةٌ
8. Banyak muka pada hari itu berseri-seri,

لِسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ
9. merasa senang karena usahanya,

فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ
10. dalam surga yang tinggi,

لاَّ تَسْمَعُ فِيهَا لاَغِيَةً
11. tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna.

فِيهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌ
12. Di dalamnya ada mata air yang mengalir.

فِيهَا سُرُرٌ مَّرْفُوعَةٌ
13. Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan,

وَأَكْوَابٌ مَّوْضُوعَةٌ
14. dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya),

وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌ
15. dan bantal-bantal sandaran yang tersusun,

وَزَرَابِيُّ مَبْثُوثَةٌ
16. dan permadani-permadani yang terhampar.

ANJURAN MEMPERHATIKAN ALAM SEMESTA.

أَفَلاَ يَنظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ
17. Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,

وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ
18. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?

وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ
19. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?

وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
20. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?

فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنتَ مُذَكِّرٌ
21. Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.

لَّسْتَ عَلَيْهِم بِمُصَيْطِرٍ
22. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,

إِلاَّ مَن تَوَلَّى وَكَفَرَ
23. tetapi orang yang berpaling dan kafir,

فَيُعَذِّبُهُ اللَّهُ الْعَذَابَ الْأَكْبَرَ
24. maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar.

إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ
25. Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka,

ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ
26. kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.

 

PENUTUP

Surat Al Ghaasyiyah menerangkan penderitaan orang-orang yang kafir dan kenikmatan orang-orang yang beriman pada hari kiamat.

HUBUNGAN SURAT AL-GHAASYIYAH DENGAN SURAT AL-FAJR:

1.      Pada surat Al-Ghaasyiyah, Allah menyebutkan tentang orang-orang yang pada hari kiamat tergambar di muka mereka kehinaan dan tentang orang-orang yang bercahaya wajah mereka. Sedang pada surat Al Fajr disebutkan beberapa kaum yang mendustakan lagi berbuat durhaka sebagai contoh dari orang-orang yang tergambar di muka mereka kehinaan dan azab yang ditimpakan kepada mereka di dunia dan disebutkan pula orang yang berjiwa muthmainnah, mereka itulah orang-orang yang wajahnya bercahaya.

2.      Dalam surat Al-Ghaasyiyah Allah mengemukakan orang-orang yang bercahaya wajah mereka, sedang pada surat Al-Fajr, disebutkan orang yang berjiwa tenang di dunia karena iman dan takwanya yang nantinya di akhirat berseri-seri wajah mereka.

Read Full Post | Make a Comment ( 1 so far )

Surat Al-Fajr سورة الفجر

Posted on 18 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-FAJR
(Fajar)

 

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 30 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Lail. Nama “Al-Fajr” diambil dari kata “Al-Fajr” yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya “fajar”.

Pokok-pokok isinya:

Allah bersumpah bahwa azab terhadap orang-orang kafir tidak akan dapat dielakkan; beberapa contoh dari umat-umat yang sudah dibinasakan; kenikmatan hidup atau bencana yang dialami oleh seseorang, bukanlah tanda penghormatan atau penghinaan Allah kepadanya, melainkan cobaan belaka; celaan terhadap orang orang yang tidak mau memelihara anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin; kecaman terhadap orang yang memakan harta warisan dengan campur aduk dari orang yang amat mencintai harta; malapetaka yang dihadapi orang-orang kafir di hari kiamat; orang-orang yang berjiwa muthmainnah (tenang) mendapat kemuliaan di sisi Allah.

سورة الفجر
(FAJAR)
Surat ke 89 : 30 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

MEREKA YANG MENENTANG NABI MUHAMMAD SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM PASTI BINASA SEPERTI UMAT-UMAT DAHULU YANG MENENTANG RASULNYA.

وَالْفَجْرِ
1. Demi fajar,

وَلَيَالٍ عَشْرٍ
2. dan malam yang sepuluh[1],

وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ
3. dan yang genap dan yang ganjil,

وَاللَّيْلِ إِذَا يَسْرِ
4. dan malam bila berlalu.

هَلْ فِي ذَلِكَ قَسَمٌ لِّذِي حِجْرٍ
5. Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal.

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ
6. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ’Aad?,

إِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِ
7. (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi[2],

الَّتِي لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِي الْبِلَادِ
8. yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,

وَثَمُودَ الَّذِينَ جَابُوا الصَّخْرَ بِالْوَادِ
9. dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah[3],

وَفِرْعَوْنَ ذِي الْأَوْتَادِ
10. dan kaum Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak),

الَّذِينَ طَغَوْا فِي الْبِلاَدِ
11. yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri,

فَأَكْثَرُوا فِيهَا الْفَسَادَ
12. lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu,

فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍ
13. karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab,

إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ
14. sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.

KEKAYAAN DAN KEMISKINAN ADALAH UJIAN TUHAN BAGI HAMBA-HAMBANYA.

فَأَمَّا الْإِنسَانُ إِذَا مَا ابْتَلاَهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ
15. Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”.

وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلاَهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ
16. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku”[4].

كَلاَّ بَل لاَّ تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ
17. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim[5],

وَلاَ تَحَاضُّونَ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ
18. dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,

وَتَأْكُلُونَ التُّرَاثَ أَكْلاً لَّمًّا
19. dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil),

وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا
20. dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.

PENYESALAN MANUSIA YANG TENGGELAM DALAM KEHIDUPAN DUNIAWI DI HARI KIAMAT.

كَلاَّ إِذَا دُكَّتِ الْأَرْضُ دَكًّا دَكًّا
21. Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi digoncangkan berturut-turut,

وَجَآءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا
22. dan datanglah Tuhanmu; sedang malaikat berbaris-baris.

وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الْإِنسَانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى
23. dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.

يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي
24. Dia mengatakan: “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal shaleh) untuk hidupku ini.”

فَيَوْمَئِذٍ لاَّ يُعَذِّبُ عَذَابَهُ أَحَدٌ
25. Maka pada hari itu tiada seorangpun yang menyiksa seperti siksa-Nya[6],

وَلاَ يُوثِقُ وَثَاقَهُ أَحَدٌ
26. dan tiada seorangpun yang mengikat seperti ikatan-Nya.

PENGHARGAAN ALLAH TERHADAP MANUSIA YANG SEMPURNA IMANNYA.

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
27. Hai jiwa yang tenang.

ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.

فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
29. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,

وَادْخُلِي جَنَّتِي
30. dan masuklah ke dalam surga-Ku.

 

PENUTUP
Surat Al Fajr mengemukakan contoh umat yang ditimpa azab dan beberapa sifat manusia yang tercela, serta menegaskan kemuliaan yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada orang yang berjiwa tenang.

HUBUNGAN SURAT AL-FAJR DENGAN SURAT AL-BALAD:

1.      Dalam surat Al-Fajr terdapat celaan kepada orang yang amat mencintai harta, yang memakan harta warisan dengan campur aduk dan tidak membantu orang-orang miskin, sedang pada surat Al-Balad dijelaskan penggunaan harta yang terpuji di sisi Allah yaitu memerdekakan hamba sahaya, memberi makan anak yatim dan anak-anak miskin.

2.      Pada akhir surat Al-Fajr manusia dibagi kepada ahli neraka dan ahli surga. Sedang pada akhir surat Al-Balad disebutkan bahwa manusia dibagi kepada golongan kanan dan golongan kiri.


(1) Malam sepuluh itu ialah malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan. Dan ada pula yang mengatakan sepuluh yang pertama dari bulan Muharram termasuk di dalamnya hari Asyura. Ada pula yang mengatakan bahwa malam sepuluh itu ialah sepuluh malam pertama pada bulan Zulhijjah.

(2) Iram ialah ibu kota kaum ’Aad.

(3) Lembah ini terletak di bagian utara jazirah Arab antara kota Madinah dan Syam. Mereka memotong-motong batu gunung untuk membangun gedung-gedung tempat tinggal mereka dan ada pula yang melubangi gunung-gunung untuk tempat tinggal mereka dan tempat berlindung.

(4) Maksudnya: ialah Allah menyalahkan orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemuliayaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut pada ayat 15 dan 16. Tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Tuhan bagi hamba-hamba-Nya.

(5) Yang dimaksud dengan “tidak memuliakan anak yatim” ialah tidak memberikan hak-haknya dan tidak berbuat baik kepadanya.

(6) Maksudnya: kekerasan azab Allah sesuai dengan keadilan-Nya.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Balad سورة البلد

Posted on 18 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-BALAD
(Negeri)

 

MUQADDIMAH

Surat Al-Balad terdiri atas 20 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Qaaf.
Dinamai “Al-Balad” diambil dari perkataan “Al-Balad” yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Yang dimaksud dengan negeri di sini ialah kota Makkah (Tanah haram).

Pokok-pokok isinya:

Manusia diciptakan Allah untuk berjuang menghadapi kesulitan; janganlah manusia terpedaya oleh kekuasaan dan harta benda yang banyak yang telah dibelanjakannya; beberapa peringatan kepada manusia atas beberapa ni’mat yang telah diberikan Allah kepadanya dan bahwa Allah telah menunjukkan jalan-jalan yang akan menyampaikannya kepada kebahagiaan dan yang akan membawanya kepada kecelakaan.

سورة البلد
(NEGERI)
Surat ke 90 : 20 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

HIDUP MANUSIA PENUH DENGAN PERJUANGAN.

لاَ أُقْسِمُ بِهَذَا الْبَلَدِ
1. Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Makkah),

وَأَنتَ حِلٌّ بِهَذَا الْبَلَدِ
2. dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Makkah ini,

وَوَالِدٍ وَمَا وَلَدَ
3. dan demi bapak dan anaknya.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي كَبَدٍ
4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.

أَيَحْسَبُ أَن لَّن يَقْدِرَ عَلَيْهِ أَحَدٌ
5. Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya?

يَقُولُ أَهْلَكْتُ مَالًا لُّبَدًا
6. Dia mengatakan: “Aku telah menghabiskan harta yang banyak”.

أَيَحْسَبُ أَن لَّمْ يَرَهُ أَحَدٌ
7. Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya?

أَلَمْ نَجْعَل لَّهُ عَيْنَيْنِ
8. Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata,

وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ
9. lidah dan dua buah bibir.

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ
10. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan[1].

فَلاَ اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ
11. Maka tidakkah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar?.

وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ
12. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?

فَكُّ رَقَبَةٍ
13. (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,

أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ
14. atau memberi makan pada hari kelaparan,

يَتِيمًا ذَا مَقْرَبَةٍ
15. (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,

أَوْ مِسْكِينًا ذَا مَتْرَبَةٍ
16. atau orang miskin yang sangat fakir.

ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ
17. Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.

أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ
18. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا هُمْ أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ
19. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri.

عَلَيْهِمْ نَارٌ مُّؤْصَدَةٌ
20. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.

 

PENUTUP
Surat At-Balad mengutarakan bahwa manusia haruslah bersusah-payah mencari kebahagiaan dan Allah sendiri telah menunjukkan jalan yang membawa kepada kebaikan, dan jalan yang membawa kepada kesengsaraan. Tuhan menggambarkan bahwa jalan yang membawa kepada kebahagiaan itu lebih sulit menempuhnya daripada yang membawa kepada kesengsaraan.

HUBUNGAN SURAT AL-BALAD DENGAN SURAT ASY-SYAMS:

1.      Kedua surat ini sama-sama menerangkan bahwa Allah telah menunjukkan kepada manusia dua buah jalan yaitu jalan yang pada surat Asy-Syams disebut jalan kefasikan dan jalan ketakwaan.

2.      Pada surat Asy-Syams ditegaskan bahwa orang yang menjalani jalan ketakwaan itu akan berbahagia dan orang yang menjalani jalan kefasikan itu akan merugi.

 


(1) Yang dimaksud dengan “dua jalan” ialah jalan kebajikan dan jalan kejahatan.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Asy-Syams سورة الشمس

Posted on 18 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

ASY SYAMS
(Matahari)

 

MUQADDIMAH

Surat Asy-Syams terdiri atas 15 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Qadr.
Dinamai “Asy-Syams” (matahari), diambil dari perkataan Asy-Syams yang terdapat pada ayat permulaan surat ini.

Pokok-pokok isinya:

Kaum Tsamud telah dihancurkan Allah karena kedurhakaannya. Tuhan menegaskan bahwa hal ini adalah mudah bagi-Nya, sebagaimana mudahnya menciptakan benda-benda alam, siang dan malam dan menciptakan jiwa yang tersebut dalam sumpah-Nya; Allah memberitahukan kepada manusia jalan ketakwaan dan jalan kekafiran; manusia mempunyai kebebasan memilih antara kedua jalan itu.

سورة الشمس
(MATAHARI)
Surat ke 91 : 15 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

MANUSIA DIILHAMI ALLAH JALAN YANG BURUK DAN YANG BAIK.

وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا
1. Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,

وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا
2. dan bulan apabila mengiringinya,

وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا
3. dan siang apabila menampakkannya,

وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا
4. dan malam apabila menutupinya[1],

وَالسَّمَاء وَمَا بَنَاهَا
5. dan langit serta pembinaannya,

وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا
6. dan bumi serta penghamparannya,

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا
7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
8. maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا
9. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,

وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا
10. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِطَغْوَاهَا
11. (Kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas,

إِذِ انبَعَثَ أَشْقَاهَا
12. ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka,

فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ نَاقَةَ اللَّهِ وَسُقْيَاهَا
13. lalu Rasul Allah (Shaleh) berkata kepada mereka: (“Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya”.

فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُم بِذَنبِهِمْ فَسَوَّاهَا
14. Lalu mereka mendustakannya dan menyembelih unta itu, maka Tuhan mereka membinasakan mereka disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyama-ratakan mereka (dengan tanah),

وَلاَ يَخَافُ عُقْبَاهَا
15. dan Allah tidak takut terhadap akibat tindakan-Nya itu.

 

PENUTUP
Surat Asy-Syams berisi dorongan kepada manusia untuk membersihkan jiwanya agar mendapat keberuntungan di dunia dan akhirat dan menyatakan bahwa Allah akan menimpakan azab kepada orang-orang yang mengotori jiwanya seperti halnya kaum Tsamud.

HUBUNGAN SURAT ASY-SYAMS DENGAN SURAT AL-LAIL:
Surat Asy Syams menerangkan bahwa orang menyucikan jiwanya akan memperoleh keberuntungan dan orang yang mengotori jiwanya akan diazab Allah, sedang surat Al-Lail menerangkan perbuatan yang menyucikan jiwa itu sehingga menghasilkan keuntungan dan perbuatan yang mengotorkan jiwa sehingga menghasilkan kerugian.


(1) Maksudnya: malam-malam yang gelap.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Al-Lail سورة الليل

Posted on 18 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AL-LAIL
(Malam)

 

MUQADDIMAH

Surat Al-Lail terdiri atas 21 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah diturunkan sesudah surat Al-A’laa.
Surat ini dinamai “Al Lail” (malam), diambil dari perkataan “Al-Lail” yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya:

Usaha manusia itu berlainan, karena itu balasannya berlainan pula; orang yang suka berderma, bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang baik dimudahkan Allah baginya melakukan kebaikan yang membawa kepada kebahagiaan di akhirat, tetapi orang yang dimudahkan Allah baginya melakukan kejahatan-kejahatan yang membawa kepada kesengsaraan di akhirat, harta benda tidak akan memberi manfa’at kepadanya; orang yang bakhil merasa dirinya cukup dan mendustakan adanya pahala yang baik.

سورة الليل
(MALAM)
Surat ke 92 : 21 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

USAHA MANUSIA ADALAH BERMACAM-MACAM YANG TERPENTING IALAH MENCARI KERIDHAAN ALLAH.

وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى
1. Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),

وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى
2. dan siang apabila terang benderang,

وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَالْأُنثَى
3. dan penciptaan laki-laki dan perempuan,

إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّى
4. sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.

فَأَمَّا مَن أَعْطَى وَاتَّقَى
5. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,

وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى
6. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),

فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى
7. maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.

وَأَمَّا مَن بَخِلَ وَاسْتَغْنَى
8. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup[1],

وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى
9. serta mendustakan pahala yang terbaik,

فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى
10. maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.

وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ إِذَا تَرَدَّى
11. Dan hartanya tidak bermanfa’at baginya apabila ia telah binasa.

إِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدَى
12. Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk,

وَإِنَّ لَنَا لَلْآخِرَةَ وَالْأُولَى
13. dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat dan dunia.

فَأَنذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظَّى
14. Maka Kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala.

لاَ يَصْلَاهَا إِلاَّ الْأَشْقَى
15. Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka,

الَّذِي كَذَّبَ وَتَوَلَّى
16. yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).

وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى
17. Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu,

الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى
18. yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,

وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَى
19. padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu ni’mat kepadanya yang harus dibalasnya,

إِلاَّ ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى
20. tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Maha Tinggi.

وَلَسَوْفَ يَرْضَى
21. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.

 

PENUTUP
Surat Al-Lail menerangkan bahwa amalan-amalan yang dikerjakan dengan tulus ikhlas semata-mata mencari keridaan Allah itulah yang membawa kebahagiaan di akhirat kelak.

HUBUNGAN SURAT AL-LAIL DENGAN SURAT ADH-DHUHAA:
Pada surat Al-Lail diterangkan bahwa orang yang takwa akan dimudahkan Allah mengerjakan perbuatan takwa sehingga memperoleh kebahagiaan. Sedang pada surat Adh Dhuhaa diterangkan bahwa keberuntungan di akhirat lebih baik dari keberuntungan di dunia.

 


(1) Yang dimaksud dengan “merasa dirinya cukup” ialah tidak memerlukan lagi pertolongan Allah dan tidak bertakwa kepada-Nya.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Adh-Dhuhaa سورة الضحى

Posted on 18 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

ADH-DHUHAA
(Waktu Matahari Sepenggalahan Naik)

 

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah dan diturunkan sesudah surat Al-Fajr. Nama “Adh-Dhuhaa” diambil dari kata “Ad-Dhuhaa” yang terdapat pada ayat pertama, artinya: waktu matahari sepenggalahan naik.

Pokok-pokok isinya:

Allah subhanahu wa ta’ala sekali-kali tidak akan meninggalkan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, isyarat dari Allah subhanahu wa ta’ala bahwa kehidupan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan dakwahnya akan bertambah baik dan berkembang; larangan menghina anak yatim dan menghardik orang-orang yang minta-minta dan perintah menyebut-nyebut ni’mat yang diberikan Allah sebagai tanda bersyukur.

سورة الضحى
(WAKTU MATAHARI SEPENGGALAHAN NAIK)
Surat ke 93 : 11 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

BEBERAPA NI’MAT YANG DIANUGERAHKAN KEPADA NABI MUHAMMAD SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM.

وَالضُّحَى
1. Demi waktu matahari sepenggalahan naik,

وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى
2. dan demi malam apabila telah sunyi,

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى
3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu[1],

وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْأُولَى
4. dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan[2].

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى
5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَى
6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu.

وَوَجَدَكَ ضَالاًّ فَهَدَى
7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung[3], lalu Dia memberikan petunjuk.

وَوَجَدَكَ عَائِلاً فَأَغْنَى
8. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلاَ تَقْهَرْ
9. Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.

وَأَمَّا السَّائِلَ فَلاَ تَنْهَرْ
10. Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya.

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
11. Dan terhadap ni’mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).

 

PENUTUP
Surat Adh-Dhuhaa, menerangkan tentang bimbingan dan pemeliharaan Allah subhanahu wa ta’ala terhadap Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dengan cara yang tak putus-putusnya dan mengandung pula perintah kepada Nabi supaya mensyukuri segala nikmat itu.

HUBUNGAN SURAT ADH-DHUHAA DENGAN SURAT AL-INSYIRAAH:

1.      Kedua surat ini amat erat hubungannya karena sama-sama ditujukan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.

2.      Kedua surat ini sama-sama menerangkan nikmat-nikmat Allah subhanahu wa ta’ala dan memerintahkan kepada Nabi untuk mensyukuri nikmat-nikmat itu.

 


(1) Maksudnya: ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam terhenti untuk sementara waktu, orang-orang musyrik berkata: “Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya”. Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu.

(2) Maksudnya ialah bahwa akhir perjuangan Nabi Muhammad s.a.w. itu akan menjumpai kemenangan-kemenangan, sedang permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan. Ada pula sebagian ahli tafsir yang mengartikan “akhirat” dengan “kehidupan akhirat” beserta segala kesenangannya dan “ula” dengan arti “kehidupan dunia”.

(3) Yang dimaksud dengan “bingung” di sini ialah kebingungan untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal, lalu Allah menurunkan wahyu kepada Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat Asy-Syarh سورة الشرح

Posted on 18 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

ALAM NASYRAH
(Bukankah Kami Telah Melapangkan)

 

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah dan diturunkan sesudah surat Adh-Dhuhaa. Nama “Alam Nasyrah” diambil dari kata “Alam Nasyrah” yang terdapat pada ayat pertama. yang berarti bukankah Kami telah melapangkan. Ayat ini juga dinamakan “Asy-Syarh” dan “Al-Insyiraah” (Melapangkan).

Pokok-pokok isinya:

Penegasan tentang ni’mat-ni’mat Allah s.w.t. yang diberikan kepada Nabi Muhammad s.a.w., dan pernyataan Allah bahwa di samping kesukaran ada kemudahan karena itu diperintahkan kepada Nabi agar tetap melakukan amal-amal saleh dan bertawakkal kepada-Nya.

سورة الشرح
(MELAPANGKAN)
Surat ke 94 : 8 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

PERINTAH ALLAH KEPADA MUHAMMAD SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM AGAR TERUS BERJUANG DENGAN IKHLAS DAN TAWAKKAL.

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,

وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ
2. Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,

الَّذِي أَنقَضَ ظَهْرَكَ
3. yang memberatkan punggungmu?[1]

وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu[2].

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain[3],

وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

 

PENUTUP
Surat Alam Nasyrah ini merupakan tasliyah (penghibur hati) bagi Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.

HUBUNGAN SURAT ALAM NASYRAH DENGAN SURAT AT-TIIN:
Dalam surat Alam Nasyrah, Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan perintah kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam selaku manusia sempurna. Maka dalam surat At-Tiin, diterangkan bahwa manusia itu adalah makhluk Allah yang mempunyai kesanggupan baik lahir maupun batin. Kesanggupannya itu menjadi kenyataan bilamana mereka mengikuti jejak Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.


(1) Yang dimaksud dengan “beban” di sini ialah kesusahan-kesusahan yang diderita Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dalam menyampaikan risalah.

(2) Meninggikan nama Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam di sini maksudnya ialah meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat, menjadikan ta’at kepada Nabi termasuk ta’at kepada Allah dan lain-lain.

(3) Maksudnya: sebagian ahli Tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berda’wah, maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia, maka kerjakanlah urusan akhirat.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Surat At-Tiin سورة التين

Posted on 18 Maret 2011. Filed under: Al-Qur'an | Tag:, , , , , |

AT-TIIN
(Buah Tin)

MUQADDIMAH

Surat ini terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Buruuj. Nama At-Tiin diambil dari kata “At-Tiin” yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya buah tin.

Pokok-pokok isinya:

Manusia makhluk yang terbaik rohaniah dan jasmaniah, tetapi mereka akan dijadikan orang yang amat rendah jika tidak beriman dan beramal shaleh; Allah adalah Hakim Yang Maha Adil.

سورة التين
(BUAH TIN)
Surat ke 95 : 8 ayat

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

MANUSIA DICIPTAKAN DALAM BENTUK YANG SEBAIK-BAIKNYA.

وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ
1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun[1],

وَطُورِ سِينِينَ
2. dan demi bukit Sinai[2],

وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ
3. dan demi kota (Makkah) ini yang aman,

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
4. sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
5. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),

YANG MENJADI POKOK KEMULIAAN MANUSIA IALAH IMAN DAN AMALNYA.

إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.

فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ
7. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?

أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
8. Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?

PENUTUP
Surat At-Tiin menerangkan kedudukan manusia dan keadilan Allah subhanahu wa ta’ala.

HUBUNGAN SURAT AT-TIIN DENGAN SURAT AL-’ALAQ:

1.      Surat At Tiin menerangkan bentuk kejadian manusia dan surat Al ’Alaq menerangkan bahwa manusia dijadikan pada permulaannya dari segumpal darah.

2.      Pada surat Al ’Alaq dijelaskan lagi beberapa sifat-sifat manusia yang menjadikan mereka hina dan sengsara, dan sifat-sifat manusia yang menjadikan mereka berbahagia.


(1) Yang dimaksud dengan “Tin” oleh sebagian ahli Tafsir ialah tempat tinggal Nabi Nuh, yaitu Damaskus yang banyak tumbuh pohon Tin; dan “Zaitun” ialah Baitul Maqdis yang banyak tumbuh zaitun.

(2) “Bukit Sinai” yaitu tempat Nabi Musa ‘alaihissalam menerima wahyu dari Tuhannya.

Read Full Post | Make a Comment ( 3 so far )

« Entri Sebelumnya

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...